My story

Wellcome to my blog\(>.<)/

Selasa, 23 November 2010

Bundaku sayang(Cerpen)

Bundaku sayang(Cerpen)


Jujur saya nggak kuat nulis Cerpen ini.Teralu ga jelas alurnya...
Mohon maaf kalau gak suka...


This is it,, ;


Gue Cakka Kawegas Nuraga sering di panggil Cakka. Gue sangat membenci hidup gue. Ayah gue sudah menghilang semenjak gue kecil dan ibu gue……memiliki kelainan yang sangat gue benci. Ibu gue hanya memiliki satu mata. Gue memang gak pernahh menunjukan ibu gue di depan umum. Setiap kali ada undangan dari sekolah gue pasti berpura pura bahwa ibu gue lagi sibuk atau apalah..

Aku yang selalu menghinamu,
Dengan semua kekuranganmu

Gue malu punya ibu kayak dia. Gue benci banget kalo ngeliat mukanya yang lagi senyum ke gue. Gue hanya berharap gue gak pernah di lahirkan oleh seseorang kayak dia. Gue pengen nanya sama Tuhan, kenapa harus gue yang memiliki seorang ibu kayak dia?? Cuma bikin gue susah aja.

Aku yang selalu memandangmu dari kekuranganmu,
Aku yang selalu malu memilikimu...


Suatu hari,,

Gue bangun telat hari ini. Dasar orang sialan, gara gara dia gue jadi telat sekolah.

Yang s’lalu menyalahkanmu atas segalanya

“Cakka, kamu nggak mau makan dulu nak?”Tanyanya sambil menyodorkan sepiring nasi. Agrh! Apa dia nggak ngerasa bersalah sedikitpun atas semua ini?! GUe langsung menepis tangannya dengan dingin.

‘Prangg!!’Sepiring nasi itu jatuh dan piringnya pecah. Gue langsung pergi meninggalkannya tanpa pamit, lagi pula untuk apa gue pamit sama orang kayak dia.

@Sekolah

Gue laper banget. gue bukannya nyesel karna ga mau terima makanan dari dia. Tapi gue menyesal kenapa gue gak di lahirkan dari keluarga yang benar benar sempurna seperti teman teman gue yang lain?? Hanya itu yang dapat gue sesali.

‘Tuk tuk tuk’Seseorang mengetuk pintu kelas gue. Gue melihatnya samar samar. Seperti seseorang yang gue kenal.

“Permisi bu, saya ibunya Cakka yang ingin mengantarkan makanannya yang tadi ketinggalan.”Katanya. Ohh tuhan!! Mengapa dia harus datang ke sekolah?? Ma bikin malu gue?! Argh!! Makin benci gue sama dia!!

“Baiklah, Cakka silahkan keluar”Gue berdiri dari tempat duduk gue dan langsung keluar dengan emosi gue.

#Diluar kelas

“Apa apaan sih Lo! Kenapa lo dating ke sekolah?!”Kat ague dengan kesar.

“I..Ibu Cuma mau nganter makanan ini buat kamu nak, ibu tau kamu pasti laper sekarang”Katanya.

“Sini!”Gue mengambil paksa nasi bungkus itu.

“Asal Lo tau ya?! Lo udah bikin malu gue aja tau! Lo bisa mikir ga sih?!”

“Tapi nak..”

“Diem deh lo?! Gue makin beci sama lo! Pergi lo sekarang”Gue dorong dia sampai di jatuh.

Memandangmu dari segala keburukanmu
Dan tak pernah memandangmu dari kebaikanmu,,

Setelah kejadian memalukan itu, gue semakin membenci dia. d tambah lagi dengan semua ejekan dari teman teman gue. Dari teman teman yang memang gak menyukai gue...

“Ibunya Cakka matanya Cuma satu!!Hahaha”Ejek Dayat

“Dasar, Punya ibu cacat aja begaya lo!”Kata Riko

Sampe teman yang sangat dekat...

“Cakk,apa bener ternyata ibu lo itu matanya cu...”Kata Rio yang bikin telinga gue panas.

“Apa?! Lo mau ngejek gue juga?! Lo mau bilang kalo matanya Cuma satu?! Di cacat?! Iya?! Gue gak nyangka ternyta lo yang udah gue anggap sebagai sahabat gue juga ngejek gue!”Kat ague sambil mendorong Rio sampai jatuh.

“Tapi Cakk....”Gue langsung pergi begitu saja tanpa mendengarkan kata kata Rio.

Menganggap dirikulah yang paling menderita di dunia ini
Tanpa memikirkanmu sedikitpun

Gue memang menderita banget. gue selalu pulang sekolah dengan wajah bertekuk. Dan sekarang gue mulai ngumpulin uang buat pindah dari tempt gue tinggal sekarang dan menjauh dari segala yang membuat gue makin emosi.
Lalu...

Gue baru pulang sekolah, lebih tepatnya baru pulang kerja. Dengan penuh lelah gue masuk ke rumah gue yang...dan,,

“Cakka,,”Kata Ibu gue yang melihat gue baru pulang. Dan seseorang yang duduk di sebelahnya yang tersenyum pad ague. Rio. Ngapain Coba Dia ke sini? Mau bikin gue tambah malu lagi? Mau melihat semua penderitaan gue secara langsung? Dasar Munafik!

“Apa mau lo?!”Kat ague sinis ke Rio

“Cak, gue Cuma mau lo dengerin dulu penjelasan gue. Sebenernya lo salah paham sama yang kemaren itu”Katanya. Salah paham apaan coba? Jelas jelas dia memang meu ngina gue. Dasar Munafik!! Gue gak nyangka dia bisa kayak gitu.

“Itu doang yang lo mau bilang”Kata Gue tanpa menandangnya sedikitpun ‘Skakmat’

“....”Dia terdiam, tak ada satu pun kata keluar dari mulutnya.

“Kalo Cuma itu, lo pulang aja. Karna gue gak bakal peduli apapun yang lo bilang. Dan itu semua Cuma buang buang waktu gue”Gue langsung pergi. Dia masih terpaku di tempat nya.

Gue semakin berniat buat pargi dari sini. Gak ada satupun alesan buat gue tetap disini.

Membuat seakan aku bisa hidup tanpamu

Setelah sekian lama gue terus berjuang mencari uang dan belajar dengan sungguh sungguh, akhirnya gue mendapat Beasiswa untuk sekolah di singapur dan tabungan hasil kerja gue pun kayaknya cukup buat hidup gue di sana nanti.


Pagi ini gue akan pergi ninggalin semua penderitaan gue di sini yang gue benci.

“Cakka kamu mau ke mana nak??”Tanya dia yang melihat gue keluar rumah sambil membawa tas yang berisi baju baju dan peralatan gue.

“Ke Singapur”

“Apa nak?!”

“Lo Gak denger? Gue bilang gue mau ke Singapur!”

“Nak, jangan tinggalin ibu sendiri nak,,”dia menagis sambil bersujut di kai gue, tapi tekat gue sudah bulat dan gak bisa di ganggu gugat. Gue narik kaki gue dan ninggalin dia.

Ku’ tinggalkan dirimu dengan rasa sakit di hatimu
Hanya karna ke egoisanku









Berhari nari, Berbulan bulan, Hingga bertahun tahun gue tinggal di Singapur. Sekarang hidup gue sudah lebih berbahagia, dengan lembaran gue yang baru. Gue sudah menjalin sebuah keluarga baru. Sivia Azizah, gadis lembut yang telah membuat hidup gue tambah bahagia. Gue juga punya dua orang anak yang bernama Acha dan Vero.

Aku yang membuka lembaran baru yang bersih,,

Dan membuang lembaran yang ku buat menjadi usang hancur,,


Dulu Via emang pernah nanya,
“Emm, Cakk Ibu orang tua kamu di mana?”Tanyanya waktu gue baru pindah dan kenalan sama dia.

“Ayah gue gak tau kemana, kalo ibu gue......sudah meninggal”Kata gue dengan terpaksa dan gue langsung mengganti topic pembicaraan. Gue paling benci kalo lagi ngomongin yang kayak gituan.

#Suatu hari

“Aaaaahh......!!!”Gue denger Teriakan Acha dan Vero dari luar dan gue langsung lari keluar rumah tempat Acha dan Vero sedang bermain.

Gue terpaku di tempat melihat seseorang yang berada di depan gue. Se orang wanita paruh baya dengan pakaian compang camping dan......Mata satu, apa jangan jangan dia...

“Maaf nak apa benar ini alamat Cakka??”Tanyanya. Ternyata bener kalo dia...... Tapi nggak mungkin gue bilang kalo gue ini Cakka.

“M..maaf, ini bulan alamatnya Cakka. Mungkin anda sa...salah alamat,”Raut kekecewaan terukir di wajahnya. Lalu ia pergi begitu saja.

Perhatikan...
Kulihatkan...
Semua yang pernah ada ‘kan kutaruhkan,

Perasaan kuberikan...
Tak sedikit pun waktu ‘kan kutinggalkan

Kuserahkan...
Semua yang kau minta ‘kan ku penuhi

Ku bertahan...
Hanya disaat bunda di sisiku

Maha Besar Kau telah berikanku hidup
Dia segalanya di hidupku
Perhatikan...
Kulihatkan...
Semua yang pernah ada ‘kan kutaruhkan

Perasaan kuberikan...
Tak sedikit pun waktu ‘kan kutinggalkan
Maha Besar Kau telah berikanku hidup
Dia segalanya di hidupku
Bunda yang kucintai di dalam hatiku
Dia terbaik di mataku
Maha Besar Kau telah berikanku hidup
Dia segalanya di hidupku
Bunda yang kucintai di dalam hatiku
Dia terbaik di mataku
Perhatikan...
Kulihatkan...
Semua yang pernah ada ‘kan kutaruhkan

Perasaan...
Kuberikan...

Tak sedikit pun waktu ‘kan ku tinggalkan
Perhatikan...
Kulihatkan...

Semua yang pernah ada ‘kan kutaruhkan...
Hari ini Acha genap berusia 12 Tahun, dia mempersembahkan sebuah lagu berjudul ‘Bunda’ dari Geisha. Ia menyanyikan lagu itu sambil memegang tangan Via. Entah mengapa air mata gue begitu saja turun dan menetes saat Acha menyanyikan lagu itu. Acha juga menyanyikannya dengan mata yang sudah berkaca kaca dan akhirnya memeluk Via.

“I Love You Mom!!”Kata Acha sambil memeluk Via.

Gue jadi inget, kemarin gue nerima sebuah surat yang isinya undangan Reunian. Kalo nginget tentang masa masa gue dulu di sana,, gue gak ada niat dateng sedikitpun ka sana. Tapi Via malah bilang,,

“Ayo donk Cakka...Aku juga sudah kangen nih sama Indonesia.”Mau gak mau deh...

Hingga saatnya aku kembali harus membuka lembaran kusam yang telah ku buang

***
Sesampainya gue di tanah kelahiran, Acha dan Vero langsung tidur di Apartemen. Dan gue sama Via jalan jalan.

Hingga gue sampai di Rumah gue, tepatnya rumah gue sebelum gue pergi dulu.

“Mau ngapain kka?”Tanya Via, tapi gue gak jawab. Cuma melihat ke dalam rumah itu.

Tak ada suara di dalam rumah, kotor, seperti sudah lama di tinggalkan. Gue lihat di meja, ada sebuah kertas kusam terus gue buka kertas itu.

Cakka, buah hatiku. Apa kamu sebenci itu dengan ibu?? Ibu memang pantas di benci, apalagi ibu selama ini sudah mempermalukanmu. Dengan mata ibu yang hanya ada satu. Tapi, apa kamu tau sayang? Sebenarnya dulu saat kita sekeluarga, ibu, ayah dan kamu akan berangkat ke Bandung, kamu dulu mengalami kecelakaan mobil yang menyebabkan ayah meninggal dan mata kananmu tidak bisa berfungsi, ibu tidak mau kamu tumbuh dewasa dan menjalani hidupmu hanya dengan satu mata. Jadi Ibu melakukan operasi pendonoran mata. Sehingga kamu bisa melihat dengan kedua matamu lagi. Ibu sangat bahagia mengtahuinya tapi siapa sangka kamu akan membenci ibu? Tapi ibu gak akan pernah menyesal melakukan itu dulu, karna ibu sangat bahagia melihat kamu yang bahagia. Tapi mungkin surat ini gak akan pernah kamu baca surat ini. Kamu pasti sudah bahagia bersama keluarga baru kamu di sana.

‘Apa ibu tahu??’Batin gue.

Sekarang ku tau apa yang sebenarnya terjadi padaku bila tak ada dirimu di sisiku

Gadis itu. Dia pasti istri kamu. Dia sangat cantik. Sangat anggun. Dan kedua anakmu yang sangat cantik, sangat ceria. Sebenarnya ibu berharap kamu bisa mengakui kamu saat itu. Tapi ternyata kamu masih membenci ibu. Rasa bencimu itu sama seperti rasa sayang ibu padamu. Seandainya kamu tahu, ibu akan selalu sayang padamu apapun yang terjadi, apapun yang kamu lakukan, walau itu selalu menyakiti perasaan ibu, kamu tetap anak ibu...yang sangat ibu cintai.....Cakka.....

-Ibu-

Gue sangat bodoh! Gue memang egois. Tanpa memikirkan ibu, gue ngelakuin itu semua. Gue selalu menyakiti perasaa Ibu, dengan semua sikap gue. Dengan semua hinaan gue! Argh!!!

Kiniku menyesal dengan apa yang kulakakan,
Tapi apa penyesalan itu dapat memperbaiki semuanya??

Gue berlari dan terus berlari, tanpa tau arah. Kaki gue melangkah dan berhenti. Di depan sebuah sekolah. Seeorang remaja berkulit coklat manis keluar dari gedung itu.

“Ca..Cakka??”Katanya.

“Rio??”Gue kaget banget, ternyata da masih ngenalin gue.

“Sekarang lo baru datang?? Sekarang baru lo muncul? Sekarang baru lo mau nunjukin muka bejad lo?”Katanya dengan penuh emosi dan tanpa mengalihkan pandangannya dari gue.

“Maksud lo?”

“Setelah bertahun tahun lamanya lo pergi begitu aja...ii.......”Katanya makin emosi. Gue bener berner gak ngerti dia kenapa? Matanya mulai berkaca.

“Ibu...Ibu yang sangat baik dan lo...Lo anak yang Agrh!!”

“Apa lo gak berfikir saat itu? apa lo gak ngerasa yang lo lakukan itu menyakiti ibu?! Lo hanya memikirkan diri lo sendiri! Lo egois tau gak?! Lo ninggalin ibu begitu aja walau ibu sudah berlutut di depan lo! Apa lo gak ngerasa? Tnpa ibu lo, lo gak akan ada di sini. Tanpa ibu lo, lo bakalan jadi sampah. Dan apa lo tau perjuangan ibu lo buat membuat lo menjadi seseorang? Dan Lo... apa lo tau juga sakitnya hati ibu lo waktu lo gak ngakuin dia?! Jawab Gue!”Bentaknya. Gue terdiam. Terpaku. Mulut gue sudah tidak dapat mengeluarkan kata kata lagi.

“Ibu lo berjuang hingga...”Air mata Rio mulai menetes

“Dan itu semua gara gara LO!”Rio hampir memukul gue tapi seorang gadis menahan tangannya.

Kau adalah segalanya di hidupku yng tak pernah ku sadari,,

“Sudah lah yo, ke pergian Ibu bukan sepenuhnya salah Cakka juga yo”Kata gadis itu.

“Tapi Fy, kalo aja waktu itu dia gak memperlakukan ibu seburuk itu, pasti ibu...”

“Sudah Rio, aku gak suka kamu marah marah kayak gini.”Kata gadis itu. Dari logatnya, gue kayaknya kenal..

“I...Ify??”Gadis itu berbalik sambil menyinggungkan senyumannya.

“Hey Cakk, ternyata lo masih inget sama gue.”

“Emm,, maksud kalian tadi dengan keepergia ibu apa?”

“Ibu,, Ibu sudah pergi sejak setahun yang lalu.”wajah Ify menunjukkan ke sedihan, Gue terpku, ‘Apa?! Ibu meninggal?’ kaki gue serasa lemas dan gue terjatuh.

“Mau gue anter ke makamnya??”Tanya Rio, gue mengangguk.

@Makam

Gue kaget melihat nama itu. Nama seseorang yang dulu telah melahirkanku dan merawatku dari kecil kini terukir di sebuah batu, Azahra Nuraga.

“Ini dia”Kata Rio.

“I...ini??”

“Sabar yah Cakk”Kata Ify

Gue bersujut di depan batu itu. di depan makam seseorang yang gak pernah gue sayangi dan yang sebenarnya orang terpenting di hidup gue.

“Bun, Cakka...”Gue gak sanggup mengeluarkan kata kata dari mulut gue.

Sekarang aku tidak dapat berkata kata,
Hanya satu yang dapatku katakan sekarang…

“Bunda, Cakka sayang bunda.” Hanya itu yang bisa gue ucapkan, dan setetes air mata turun. Gue menoleh kearah orang yang telah meneteskan air mata itu, dan ternyata itu adalah Via. Gue kaget melihatnya dan dia hanya membalas gue dengn seulas senyum dan air mata yang membasahi pipi chubynya.

“Ternyata benar yah cakk…Kalau wanita tua itu adalah ibumu…”Gue kaget, dari mana dia tau??

“aku lihat saat kamu masuk ke rumah tua itu dan saat kamu membaca surat itu. apa benar dia??”Lanjutnya.

Ia……
“Benar, Ialah…Bundaku sayang”Kata gue sambil mengelus batu nisan itu dan Via memeluk gue dengan sangat erat,,, hanya itu yang mampu ku ucapkan tentangnya,,, Bundaku sayang.

Bundaku Sayang…

****


Aku yang selalu menghinamu,
Dengan semua kekuranganmu

Aku yang selalu memandangmu dari kekuranganmu,
Aku yang selalu malu memilikimu...

Yang s’lalu menyalahkanmu atas segalanya

Memandangmu dari segala keburukanmu
Dan tak pernah memandangmu dari kebaikanmu,,

Menganggap dirikulah yang paling menderita di dunia ini
Tanpa memikirkanmu sedikitpun

Membuat seakan aku bisa hidup tanpamu

Ku’ tinggalkan dirimu dengan rasa sakit di hatimu
Hanya karna ke egoisanku

Aku yang membuka lembaran baru yang bersih,,

Dan membuang lembaran yang ku buat menjadi usang hancur,,


Hingga saatnya aku kembali harus membuka lembaran kusam yang telah ku buang

Sekarang ku tau apa yang sebenarnya terjadi padaku bila tak ada dirimu di sisiku

Kiniku menyesal dengan apa yang kulakakan,
Tapi apa penyesalan itu dapat memperbaiki semuanya??

Kau adalah segalanya di hidupku yng tak pernah ku sadari,,

Sekarang aku tidak dapat berkata kata,
Hanya satu yang dapatku katakan sekarang…

Ia……

Bundaku Sayang…

THE END

****



Pendek ya??
Maaf kalo cerpennya kurang nyambung…
Kalo masih ada kurang mohon dimaklumi…

Tinggalkan Komen…

Minggu, 14 November 2010

For Love For Allsya(Sinopsis)

Aku banget banget gak pede ngeluarin cerita yang satu ini,
tapi dari pada dia berjamur(?) di dalam laptopku...

Lagian ga ada yang baca juga..Tapi kalo ada yang baca,,

Cerita yang ini ga ada lucu lucunya,, aku terinspirasi dari materi bu guru..hehehe,,
So,, This is it...!!!!


For Love For Allsya(Sinopsis)


Ia, yang menjalani kehiupannya yang penuh dengan penderitaan dengan segala kekurangannya. Di benci oleh sekelilingnya, walau ia tak pernah berbuat salah pada mereka. Selalu di rendahkan. Itulah yang ia rasakan. Seorang anak yang bernama Allsya Saufika. Sejak lahir ia tidak pernah di akui sebagai anak dari kedua orang tuanya, hingga ia di buang dan tinggal di sebuah panti asuhan selama beberapa tahun. Lalu, karna sesuatu…, ia sekarang harus menggunakan tongkat untuk berjalan. Saat ia mulai putus asa atas kehidupan yang ia jalani, akhirnya dia diadobsi oleh sebuah keluarga sederhana dan memiliki sebuah keluarga yang baru. Kehidupan yang ia rasakan mulai berubah dari hari itu. Tapi ternyata, satu kenyataan lagi yang harus di hadapinya, karna kakak angkatnya ternyata sangat membencinaya karna sesuatu, Lalu ia mengenal seseorang yang sangat perhatian dan baik padanya, tapi… Bagaimana kisah yang akan ia jalani?? Apa yang membuat kakak angkatnya sangat membencinya?? Apakah Allsya akan menemukan kebahagiaan sejatinya di dalam kisahnya??

Rinduku di Dalam Penyesalan

Rinduku di Dalam Penyesalan
(Karya : Sintia Dewi)

Aku
Merasakan sesuatu di dalam hatiku
Sesuatu yang sangat dalam
Sesuatu yang bisa membuatku menjatuhkan air mataku

Sesuatu yang sangat sangat ku inginkan…
Dan itu semua hanya dapat diungkapkan dengan 1 kalimat

“Aku Rindu padamu Sahabat”

Mangingat semua tawa kita di saat itu
Mengingat semua Canda kita
Semua Kebahagiaan yang muncul di dalam hatiku karnamu
Semuanya…

Dan bila aku bisa mengulang waktu,,
Aku ingin mengulang kembali semua masa masa itu…
Ku ingin mengulangnya…

Ku ingin membisikkan sesuatu pada diriku saat itu
Ku ingin membuatku tak meluapkan emosiku padamu saat itu

Karna ke boddohanku…
Karna keegoisanku…

Kini kau…

Aku ingin kau kembali ke sini
Kembali merungkup di dalam pelukanku…

Kembali…

Tapi sekarang itu semua sudah tidak mungkin lagi
Yang tersisa hanyalah sesalku

Yang tersisa hanya semua perihku

Sesalku yang sangat terlambat

Sesalku…Mengapa… Mengapa aku tak bisa mengendalikan diriku saat itu…

Semua Rasa Rindu didalam Diriku…
Rindu akan dirimu seorang…

Semua rasa sesal di dalam diriku..
Sesal untuk mu seorang…

Hanya itu yang bisa kulakukan sekarang…

Rinduku di Dalam Penyesalan

Rabu, 10 November 2010

Tak hanya sebatas mimpi(Part8)

Sebenarnya Part ini belum jadi,, tapi takutnya ga sempet di post so mohon maap kalo jelek

Tak hanya sebatas mimpi(Part8)



@SMA Putra Bangsa

Pagi ini SMA Putra Bangsa di kejutkan dengan hadirnya sebuah couple baru. Ify yang baru datang di kelasnya langsung di serbu oleh 1001 pertanyaan teman temannya.

“Fy, apa bener gossip gossip yang beredar itu…”Kata Irva

“Gosip apaan sih?”

“Lo belum tau Fy??”kata Gita

“Belum, gue kan baru dateng”

“Lha tumben, lo kan sahabatnya kok malah ga tau”Irva

“Kenapa sih??”

“Kan si…hbkhkshadszlc…*Di sensor penulis*”Irva

“Apa?! Yang bener lo?!”

“Ia kok. Kalo lo ga percaya lo bisa liat aja sendiri.”

“Dimana?”

“Di pinggiir lapangan tuh lagi mojok kali.”Ify lngsung keluar dari kelasnya dan melihat ke pinggir lapangan dan benar saja apa yang di katakana oleh teman temannya.

“Padahal gue kira lo sukanya sama dia tapi ternyata gue salah lagi ya??”gumam Ify sambil menatap pemandangan di depannya itu.

“Hoi! Melamun aja lo kesambet mampus lo!”Seseorang menepuk Ify pelan tapi sudah cukup mengagetkan Ify yang sedang melamun.

“Eh lo kak, gue kirain siapa.”Ternyata orang itu adalah Cakka.

“Lo melamun kenapa Fy?”

“Ga kok. Oh iya, lupain aja prtanyaan gue kemaren yang ngelantur banget itu.”

“Emangnay kenapa?”

“Tuh lo liat aja sendiri”Ify menunjuk dua orang yang sedang berbincang bincang di pinggir lapangan.

***

Cakka POV


Gue menutup mata gue dan membukanya lagi. Entah mengapa gue terus beharap bahwa ini semua hanyalah mimpi. Bila ini hanyalah sebuah mimpi gue harap gue segera bangun dari mimpi ini. Mimpi yang sangat aneh bagi gue.

Setelah Ify pergi meninggalkan gue, entah mengapa gue merasa terpaku melihat pemandangan di depan gue. Rasa emosi mengalir di seluruh tubuh gue.
Gue menggenggam tangan gue dengan sangat kuat berusaha agar emosi gue dapat berkurang tapi cara itu tak berhasil. Gue langsung melangkahkan kaki gue menjauh dari tempat itu. langkah gue terhenti saat melihat Ify yang sedang duduk bersandar di bawah sebuah pohon sambil menutup matanya.

“Fy,,”Sapa gue. Dia membuka matanya

“Hey kak.”

“Lo ga usah mikirin ‘Dia’ lagi lah Fy. Pokoknya lo jangan sedih terus donk.”

“Kata kata itu lebih cocok buat lo deh kak dari pada buat gue”Gue mengerutkan kening gue.

“Maksud lo?”

“Itu peer buat lo”Ify langsung berdiri

“Gue ke kelas dulu yah kak.”lanjutnya. gue masih mencerna kata kata Ify dari kemarin hingga sekrang. Lalu dengan emosi itu. Dan semua pertanyaan Ify. Sebenernya gue kenapa sih? Apa gue…….??Gak! tapi kenapa gue merasa marah seperti ini? Kenapa gue gak sanggup mengendalikan diri gue sendiri? Inikah soal yang lebih sulit dari pada soal soal Fisika yang dengan dapat terselesaikan dengan rumus rumus? Inikah soal yang paling sulit hingga tak dapat di pecahkan dengan pemikiran logika?Mungkin gue bisa minta bantuan Ify untuk menjawabnya, gue berajak dari tempat itu tapi,,,

‘Teeet teeeet teeeeet’Bel itu pun menghalagi langkah gue. Dan gue musti cepet cepet ke kelas buat ulangan.

Dikelas, gue lihat sohib sohib gue pada aneh. Rio melamundengn muka di tekuk sambil pegang buku matematika, Iel bermuka kusut dan bingung sambil memegang buku bahasa Inggris sedangkan Alvin, Alvin sih seperti biasa , memainkan rubiknya yang ga pernah selasai itu. Tapi kira kira Rio sama Iel pada kenapa?

***

Author POV


@kelas Ify dkk

“Ciiiiieeeeeeeeeeee…..Cieeee…Prikitiew…!!!”Sorak penghuni kelas Ify pada Agni yang baru masuk ke kelas dengan senyuman sumingrah di bibirnya yang membuat para penghuni kelas makin ricuh(yang untungnya tidak berakhir dengan rusuh seperti di kelas saya—“).

“Wess,, orang yang baru jadian tebarsenyum mulu nih.”Kata Shilla. Agni nyengir.

“Selamet ya Agnii cayonk…Gak nyangka ternyata lo jadian juga sama si Obiet.”Kata Sivia.

“Iya, gue sampe kira lo sukanya sama Kak Cakka”Kata Ify.

“Tapi ternyata That’s boy is Obiet…”Sambung Ify

“Eh iya, kapan lo jadian sama si Obiet??”Tanya Via

“Emm…Kemaren”Kata Agni.

“Ciiiieeee….!!!!”Para penghuni kelas Ify kembali bersorak ria pada Obiet yang baru masuk kelas bersama dengan Dayat dn Lintar.

“Guys, gue ke obiet dulu ya”Agni bangkit dari tempatnya dan langsung duduk di sebelah Obiet dan berbincang bincang.

“Yah, hari ini gue duduk sendiri deh”kata Ify sambil menatap bangku kosong di sebelahnya. Tiba tiba ide jahil muncul di otak Shilla dan Via.

“Emm Vi,, lo tau gak, kemaren gue nonton Film KURSI KOSONG itu lho…”Kata Shilla sambil memberi penekanan pada kata ‘Kursi kosong’.

“Ia Shill,, gue juga serem banget yah ceritanya. Awalnya dia di tinggal temennya yang mau duduk sama pacarnya.”

“Habis itu dia jadi duduk sendirian. Terus penghuni bangku kosong yang di sebelahnya mulai ngantuin dia”Ify yang mendengar perbincangan antara Via dan Shilla juga ikut merinding sendiri.

“Waktu hari pas dia piket, terus dia pulang sendiri……si penunggu itu muncul”Ify liat jadwal piket ‘Shit’hari ini dia piket.

“Dan setelah itu……………”Ify menutup matanya erat erat sambil menggigit bawah bibirnya.

“Habis itu……”Ify makin keringetan

“Kursinya gerak gerak sendiri”Via sengaja sedikit menggoyang goyangkan kursi Agni dengan kakinya. Ify jadi makin takut.

“Terus…….”

“IFFYY!!!!!!”Teriak Shilla dan Via dengan suara yang dibuat kaget. Ify langsung loncat sambil teriak teriak gak jelas.

“Huwaaa!!Pergilah kau setan! Jangan deketi hambamu yang cantik, baik, tidak sombong dan rajin menabung lagi ini!!Blablabla(Nasis mode on)”Mulut Ify juga komat kamit gak jelas. Kayak jin yang lagi manggil dukunnya(?). Shilla sama Via ngakak abis abisan kayak orang kesurupan.

“Huakakakakaka!!!!”Lama kelamaan Ify sadar juga kalo dia di kerjain sama Via sama Shilla langsung melotot ampe matanya segede mata Deva (Wew,,O*O).

“Hehehe…Iya deh Fy sorii”Kata Via

“Huh,, iya deh”Ify kembali duduk

Sedangkan di tempat Agniobiet>>

“Biet, Lo ga marah kan??”

“Kenapa musti marah coba?”

“Kan gue…”

“Lo ga mau kan kedengeran sama yang lain jadi ga usah di ungkit ungkit lagii Ag, lagian gue gak papa kok.”Potong Obiet

“Thanx ya Biet, gue berhutang banyak sama lo.”

“No problah Ag,. Emm tapi lo juga bisa bantuin gue kan??”

“Soal yang itu??”

“I..iya”Pipi Obiet tampak sedikit merona.

“Iya donk biet,,”Agni mencubit pipi kanan Obiet.

“Aww…Sakit ag,, Nih gue bales lo”Obiet mencubit pipi Agni.

“Aww…”Agni mengelus pipinya.

“Ciiiiiiiieeeeee!!! Mesra mesran di dalem kelas nih….”Sorakan anak anak kelasnya.

****

Rio POV


Seharusnya gue nyadar, Ify itu kan di juluki dengan sebutan ‘PlayGirl’ berarti dia banyak deket dengan banyak cowok dan juga banyak cowok yang suka sama dia. terus kenapa kemaren gue jutekin dia coba. Tapi gue pengen dia berubah gak jadi seorang PlayGirl lagi. Gak menjadi seorang cewek yang dengan mudahnya di deket sama cowok lain. Geu gak suka dia kayak gitu. Apa mungkin gue musti bicara sama dia.

Tumben tumbennya waktu istirahat kali ini dia ga bareng yang Via sama Shilla.

“Shilla, temen lo yang satu ke mana?”Gue yakin Shilla tau yang gue maksud itu Ify karna gue dan yang lain sudah tau dimana Si Agni.

“Gak tau juga sih kak. Tapi dia agak aneh gitu kak sifatnya, kakak tau gak dia kenapa?”Tanya Si Shilla balik.

“Gue gak tau dia kenapa, kalo gue tau, gue ga bakal nanya sama lo.”Gue langsung pergi.

Rasanya kaki gue seperti bergerak sendiri. Tanpa tau arah kaki gue terus melangkah, gue hanya mengikuti kemana langkah kaki gue berjalan hingga langkah kaki gue berhenti, gue menatap sekeliling, dan benar saja, gue menemukuan seorang gadis di situ. Yang tak lain dan tak bukan adalah Ify. Ify sedang duduk di bawah pohon yang rindang sambil memejamkan kedua matanya. Gue menatapnya. , membiarkan desiran desiran angin berhembus melewati wajahnya. Raut kesedihan sangat tampak dari wajah polos itu. wajahnya tampak lebih tenang, sangat tenang. Seperti seorang anak kacil yang sedang tertidur. Seulas senyuman terbentuk dari bibir gue.

“Fy…”Ia terlihat sedikit tersentak dengan sapaan gue dan gue langsung mengambil posisi duduk di sebelahnya.


“Eh elo”Ify langsung membuang muka, kayaknya agak kesel sama tingkah gue kemaren.

“Fy,”

“Apa?”

“Em…gimana yah ngomongnya??”Gue bingung sendiri mau nyusun kata kata.

“Issh,, to the poin aja deh kak?!”

“Gue Cuma mau tanya aja yang kemaren sama lo itu siapa”Dia malah ngangkat sebelah alisnya.

“Pacar gue” ‘JDERR’

“Pa…Pacar??”

“Iya emang kenapa?”Dia maju beberapa langkah.

“E…gak papa kok”Dia makin deket,

“Beneran??”Dia mendekati wajah gue.

“I…iya”makin deket mekin deket, gue udah nutup mata,

“Ini balesan gue yang kemaren”Bisiknya terus kembali ke posisinya, duduk di bawah pohon sambil ngakak.


“Huahahahahaha……!!”Dia ngakak tarus, gue manyun.

“Ckckck…”Dia uda mulai reda ngakaknya.

“Udah puas lo ngerjain gue?”tanya gue galak.

“Puas banget. Abis lo gue gituin langsung salting ckck…”

‘Apa? Tadi dia bilang gue salting??’Batin gue.

***

Ify POV


Jujur gue juga biingung, kok tadi si kak rio salting gitu yah gayanya? Tapi gak urus lah, yang penting gue udah bales dendam sama dia. tapi gue agak bingung, apa yang tadi gue liat itu kayak apa yang gue denger? Yaudah deh biarin aja itu semua mengalir kayak pasir(kayaknya gak nyambung deh Fy).

“Kak, kak Iel mana?”Gue nanya kak Alvin

“Dia kan ada rapat osis fy,”Gue kaget

“Jadi gue pulangnya gimana donk nih?”Gue bingung setengah mampus.

“Bareng gue.”Kata seseorang yang muncul tiba tiba. Gue sama Kak Alvin noleh.

“Lo kenapa berduaan aja sih? Kalo berduaan yang ke tiga setan lho”Katanya.

“Lo setannya!!”Kata gue bareng sama kak Alvin. Rio mayun.

“Yaudah kalo gitu gue pulang dulu ye…”Dia langsung jalan menjauh

“iih! Tungguin gue!”Gue lari ngejar dia.

****
Shilla POV

Gue sekarang gimana mau pulang nih? Udah jam segini juga. Sopir pake izin segala lagi. Malah taksi gak ada yang lewat lagi. Apa sopir taksi pada demo semua yah?? Tiba tiba ada ojek berhenti di depan gue, eh tunggu dulu kayaknya gue kenal deh sama tukang ojeknya. Terus dia buka helemnya.

“Belum pulang Shill?”Ternyata Iel bukan tukang ojek -,- .

“Iya, sopir gue izin hari ini, terus taksi gak ada yang lewat lagi.”kata gue sambil ngelap keringat. Iel terlihat menahan tawa, gue ngangkan sebelah alis gue.

“Kenapa?”Tanya gue.

“Em.. gak kok. Cuma, lo tau gak daerah ini kan emang daerah bebas taksi(Emang ada yah??)”Katanya. Gue nepok jidat. Pantes aja tuh taksi ga ada yang lewat sini dari tadi, percuma perjuangan gue nungguin di sini dari tadi ampe keringetan gini.

“Mau gue anter?”Tawar Iel. Mau banget!! tapi gimana ya?? Masa gue jawab kayak gitu?Gak deh, malu maluin aja(Sempet sempetnya Jaim??).

“Apa gak ngerepotin?”Tanya gue basa basi.

“Gak kok, yok nanti ke sorean.”Akhirnya gue bisa pulang juga. Dianter sama Iel lagi. Tambah berbunga bunga hati gue. Eh kok berbunga bunga ya?? Kalo gitu……Gad eh Cuma perasaan gue aja.

@Rumah

Eits?? Kok rumah gue sepi gini ya?? Pintunya juga gak di kunci lagi. Iel yang ngeliat kegelisahan gue juga kayaknya bingung.

“Kenapa Shill?”

“Gak kok, Cuma bingung kok rumah gak di kunci aja,”

“Mungkin lupa kali”bener juga sih kata Iel, mungkin aja lupa.

‘Drtttdrttt’ Gue liat ke arah Hp gue ‘Mami calling’ tulisan itu tertera di layar Hp gue, terus gue angkat deh.

***

Iel POV

Gue liat Shilla ngangkat telfonnya.

“Halo ma?”

“Apa?!”

“Diamana ma?”

“Shilla ke sana sekarang”Gue ga denger jelas apa yang dia omongin tapi yang jelas pasti itu sangat penting banget.

“Yel Please anter gue ke Rumah Sakit Harapan Kita”Pintanya, gue ngangguk aja. Gue liat kayaknya dia shyok berat.

@Rumah Sakit Harapa Kita.

“Sus pasien ini dimana??”Shilla menunjukan sebuah kartu nama ke salah seorang suster di situ.

“Oh pasien ini ada di ruang rawat 212”Shilla langsung bergegas pergi ke ruangan itu, gue ngikut dari belakang.

Gue sama Shilla masuk ke ruangan itu. Ruang 212. seorang pria terbaring disana dengan selang oksigen di hidungnya, dan mata yang tertutup. Shilla mengenggam tangan gue dengan kencang. Gue rasa itu ayahnya. Shilla meneteskan air matanya, gue jadi mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Saat gue yang melihat Silvia yang pergi di depan mata gue, saat dia ngucapin kata sayang itu untuk terakhir kalinya(Part6). Terus dia lari keluar dari ruangan itu dan menuju ke taman belakang rumah sakit.

“Shill, lo ga papa khan?”Tanya gue,

“……”Ga ada jawaba dari dia, gue tau dia butuh waktu buat sendiri, tapi gue juga gak mau dia jadi tertekan banget kayak gini.

“Shill, gue tau lo butuh waktu sendiri apa lagi melihat keadaan yang seperti ini. Tapi lo musti tau, Di balik semua cobaan pasti ada jalannya, lo musti sabar. Gue Balik dulu yah”Gue balik badan tapi tangan gue di tarik sama Shilla, ke……………… pelukannya.

“Jangan pergi, jangan pergi tinggalin gue sendiri disini”isaknya, gue bales pelukannya, gue pikir, di saat seperti ini mungkin dia butuh sandaran.


(Back sound)

I can almost see it
That dream I’m dreamin
But there’s a voice inside my head saying
“You’ll never reach it”

Every stap I’m taking
Every move I make feels
Lost with no deraction
My faith is shakin
But I gotta keep trying
Gotta keep my handheald high

There’s always gonna be another mountain
I’m always gonna wanna make it move
Always gonna be an uphill battle

Some time I gonna have to lose
Ain’t about how fast I get here
Ain’t about what’s waiting on the other side
It’s the climb

The struggles I’m facing
The chances I’m taking
Some times might knok me down but
No I’m not breaking

I may not know it but these are the moments that
I gonna remember most, yeah
I gotta keep going
And I gotta be strong

Just keep pushing on,
‘Cause,

There’s always gonna be another mountain
I’m always gonna wanna make it move
Always gonna be an uphill battle

Some time I gonna have to lose
Ain’t about how fast I get here
Ain’t about what’s waiting on the other side
It’s the climb

Yeah-yeah

There’s always gonna be another mountain
I’m always gonna wanna make it move
Always gonna be an uphill battle

Some time I gonna have to lose
Ain’t about how fast I get here
Ain’t about what’s waiting on the other side
It’s the climb

Yeah-yeah-yea

Keep moving
Keep climbing
Keep the faith
Baby

It’s all about,
It’s all about the climb
Keep your faith
Keep your faith
Whoa, O Whoa…

Ify POV

Debo, Debo, dan Debo. Sekarang nama itu kembali lagi ke dalam hidup gue, kembali dengan kenangan pahitnya, dan kembali membuat hati gue sakit. Gue memang selalu kehilangan orang yang gue sayang. Di mulai dari Rio dan di lanjutkan dengan Debo lalu yang terakhir, Zahra. Rio yang gue harap buat kembali memang sudah kembali, tapi Debo? Gue gak pernah mengharapkan dia kembali lagi dalam hidup gue. Dan yang terakhir. Zahra. Nama orang yang sangat akrab dengan gue di masa lalu. Dia sahabat gue. Dan bagi gue dia tetap sahabat gue, apapun yang terjadi, walau itu sebuah penghianatan??
Gue rasa gak. Hati gue teralu sakit untuk menerima itu semua. Atau hanya ego gue aja yang gak bisa menerima itu semua? Mungkin saja itu benar. Gue duduk di depan piano, dan mulai memainkn tuts tutsnya.


Seperti bintang bintang hilang di tengah malam
Bagai harus melangkah tanpa ku tau arah

Lepaskan aku dari derita tak bertepi
Saat kau tak di sini

Seperti dedaunan berjatuhan di taman
Bagaikan debur ombak mampu pecahkan karang

Lepaskan aku dari derita tak berakhir
Saat kau tak di sini

Saat kau tak ada atau kau tak disini
Terpenjara sepi Ku nikmati sendiri

Tak terhitung waktu tuk melupakan mu
Ku tak pernah bisa
Aku tak pernah bisa

Seperti dedaunan berjatuhan di taman
Bagaikan debur ombak mampu pecahkan karang

Lepaskan aku dari derita tak berakhir
Saat kau tak di sini

Saat kau tak ada atau kau tak disini
Terpenjara sepi Ku nikmati sendiri

Tak terhitung waktu tuk melupakan mu
Ku tak pernah bisa
Aku tak pernah bisa

Saat kau tak ada atau kau tak disini
Terpenjara sepi Ku nikmati sendiri

Tak terhitung waktu tuk melupakan mu
Ku tak pernah bisa…
Aku tak pernah bisa

Saat kau tak ada atau kau tak disini
Terpenjara sepi Ku nikmati sendiri

Tak terhitung waktu tuk melupakan mu
Ku tak pernah bisa
Aku tak pernah bisa

Seperti bintang bintang hilang di tengah malam…

Tak terasa air mata gue mulai meleleh lagi, sekarang gue sadar betapa cengengnya gue. Apa gue bisa kembali seperti dulu? Seseorang yang bersembunyi di balik dinding sifat dingin gue? Yang selalu di jahui dan selalu benci? Di saat seperti itu hanya Kak Iel dan Kak Cakka yang bisa menjadi sandaran gue. Membuat gue merobohkan dinding itu. seulas senyum terukir di bibir gue.
Mengingat usaha usaha mereka agar gue mau merobohkan dinding itu. hingga gue sekarang menjadi seperti ini. Gue gak akan berubah. Iya. Gue gak bakal menjadi sosok itu lagi. Gue akan berusaha biar gue gak kalah lagi dari itu semua.

“Fy,”Gue noleh ternyata di deket pintu gue ada Rio yang berdiri dengan muka yang gak kayak biasanya.

“Nape lo?”Dia ngambil posisis duduk di sebelah gue, di depan piano juga. Terus dia malah mainin piano itu.

Maaf ku telah menyakitimu
Ku telah kecewakanmu

Bahkan ku sia siakan hidupmu
Dan ku bawa kau s’perti diriku

Walau hati ini trus menangis
Menahan kesakitan ini
Tapi kulakukan semua demi cinta

Akhirnya juga harus ku relakan
Kehilangan cinta sejatiku

Segalanya t’lah ku berikn
Juga semua kekuranganku

Jika memang ini yang terbaik
Untuk diriku dan dirinya
Kan ku t’rima semua demi cinta

Reff:

Jujur aku tak kuasa, saat terakhir ku genggam tanganmu
Namun yang pasti terjadi, kita mungkin tak bersama lagi
Bila hari esok nanti ku temukan dirimu bahagia
Ijinkan aku titipkan kisah cinta kita selamanya

Back to Reff:

Jujur aku tak kuasa, saat terakhir ku genggam tanganmu
Namun yang pasti terjadi, kita mungkin tak bersama lagi
Bila hari esok nanti ku temukan dirimu bahagia

Ijinkan aku titipkan kisah cinta kita selamanya…..



Maksud tuh lagu apaan coba?? Apa lagi di kalimat yang ini ‘Bila hari esok nanti ku temukan dirimu bahagia’ maksudnya dia mau pergi lagi gitu? Huh, gue agak kesel sama kata katanya itu. tapi kenapa mukanya melas gitu ya? Eh, terus dia genggam tangan gue lagi, gue musti gimana nih???

****

Rio POV

Gue lagi lewat depan kamar Ify terus gue denger dia lagi nyanyi ‘Saat kau tak ada, atau kau tak disini, Terpenjara sepi Ku nikmati sendiri, Tak terhitung waktu tuk melupakan mu’ jangan jangan…gue terus dengerin apa lagu itu dia nyanyiin Cuma asal ataw itu???Buat gue???Kayaknya asal aja deh, terus gue ngintip ke dalam, ternyata di netesin air matanya, berarti lagu itu dalem banget. dan kalo emang bener,,…berarti tuh lagu di nyanyiin buat gue. Gue jadi gak enak hati banget sama dia,

“Fy,”Dia noleh

“Nape lo?”Gue ngambil posisis duduk di sebelah dia, di depan piano juga. Terus Gue mainin piano itu.

Selesai gue main dia ngerutin keningnya gitu, terrus gue genggem tanganya, sebenernya gue mau bilang maaf tapi,, dia nepis tangan gue dan langsung pergi. Yah, gimana nih?? Makin gak enak gue.

Malemnya, pas gue noleh ke dia, dia langsung buang muka dan pergi lagi. Jangan jangan bener dia marah atau mungkin benci sama gue?Gue liat Iel mengangkat sebelah alisnya melihat respon dari Ify tadi.

“Gue jadi bingung deh sama kalian. Kemaren marahan terus baikan, terus marahan lagi dan baikan lagi, dan sekarang marahan lagi. Gak bosen apa??”Tanya Iel sambil dudk di sebelah gue.

“Gue di suruh sama si penulis.”Jawab gue.


Penulis : kok gue sih yo??!!
Rio : lah kan emang elu…
Penulis : ha?!Gue??
Rio : sekarang gue tanya, Siapa yang buat ni skenario?
Penulis : gue
Rio : yang buat gue ada di dalemnya ini??
Penulis : g..gue sih.
Rio : nah yang buat di sini gue marahan mulu sama si Ify??
Penulis : gue juga sih.
Rio : nah itu lo tau.
Penulis : oh iya ya, berarti gue yang salah.
Rio : Ember….
Penulis : Baskom napa yo sekali sekali ember mulu perasaan.
Rio : lah baskom gue kan di pinjem sama elu!
Penulis : Ooh iya ya…(Napa jadi nyambung ke baskom ya??)

Back to story…>>

“Eh iya yell, lo tau gak apa yang bikin Ify marah sama gue waktu kemaren itu??”

“Lah??Bukannya kemaren lo yang marah sama dia??”

“Sebelumnya?!”

“E…itu……”Gue mengerutkan kening gue melihat tingkah Iel yang seperti orang yang menyembunyikan sesuatu, ‘Pasti ada sesuatu’Pikir gue.

Bersambung…