My story

Wellcome to my blog\(>.<)/

Jumat, 28 Januari 2011

For Love For Alyssa(Part3)


For Love For Alyssa(Part3)



Mungkin itu terakhir kalinya aku melihat Debo sampai saat ini. Setiap aku pergi ke rumah sakit sejak kejadian itu Debo tak pernah ada di sana. Hanya sebuah ruangan yang hampa…Setiap kali aku ke sana dan tak menemukannya, air mataku kembali mengalir… Karna dialah satu satunya orang yang paling dekat denganku…

Tak ada orang yang mau dekat denganku… Tapi dia? Ia tak mengenalku, tapi ia selalu berhsil membuatku tersenyum. Secara tak langsung aku bisa mengenal dunia ini karnanya,, Dia…Debo…

“Ify?”Seseorang memanggil namaku…Apa mungkin itu Debo? Aku menolehkan kepalaku tapi…

“Kamu sedang mencari siapa?”Senyumku memudar saat mlihat siapa yang memanggilku. Itu bu Sarah, bukan Debo…Lagi lagi bukan Debo. Air mataku menetes. Tentu saja…Bagai mana mungkin Debo ada di sini? Ini kan di Panti…Bahkan walaupun aku berada di rumah sakit, apa mungkin Debo akan ada di sampingku lagi?

“Ify? Kamu kenapa?”Tanya Bu Sarah

“Aku Ga papa kok bu, Yaudah ya aku tidur dulu”Aku berjalan memasuki kamarku. Aku duduk diatas ranjang. Bagaimana aku bisa tidur dalam keadaan seperti ini? Aku melirik kearah jam. Sudah tengah malam

‘Fy, lo harus janji di setiap jam 12 malam lo musti mikirin gue…’Kata kata Debo itu tiba tiba melintas di otakku. Aku menutup mataku. Mengingat semua senyuman Debo, tawanya, perhatiannya, yang selalu ku rindukan… Tak terasa setetes air mata jatuh dari mataku…

***

Hari ini aku akan mengunjungi rumah sakit. Aku berjalan di koridor rumah sakit menuju kamar Debo. Aku mendengar keributan di ruang dokter. Aku sedikit mengintip. Mereka?

“Apa anak saya sudah tidak memiliki harapan lagi dok?”Bukankah Wanita paruh baya itu merupakan wantia yang ribut bersama Debo di taman belakang saat itu??

“Maafkan saya bu saya tidak bisa berbuat banyak. Semuanya ada di tangan Tuhan”Kata Dokter itu. Wanita itu menunduk lalu meneteskan air matanya.

“Debo…”Gumam Wania itu. Apa? Debo? Apa itu adalah mamanya Debo? Lalu apa maksudnya dengan tak ada harapan? Apa yang terjadi pada Debo? Aku melangkahkan kakiku sedikit mendekat kearah ruangan itu agar aku busa mendengar pembicaraan mereka dengan lebih jelas.

‘Tek’Kakiku tak sengaja menyenggol pintu ruangan itu. Mereka menoleh ke arahku.

“Kamu…?”

“Maaf tante aku lancang, tapi apa aku boleh tau tante itu mamanya Debo?”Tanyaku. tante itu sedikit tersentak dengan pertanyaanku.

“Iya, tante memang mamanya Debo. Apa kamu temannya Debo?”

“Iya tante. Aku memang temannya Debo. Tapi…”Kata kataku terputus.

“Ada apa?”

“Apa tante tau Debo dimana? Karna sudah beberapa minggu ini aku ke sini. Tapi Debo tidak pernah ada. Selalu tak ada. Apa tante tau?”Tante itu menunduk.

“Debo…”

“Debo kenapa tante?”

“Debo sakit kangker otak stadium empat, dan mungkin umurnya takkan lama lagi”

‘Jderr’Seakan sebuah petir menyambar di hatiku. Jadi selama ini Debo…sakit……Kangker otak?! Dan sekarang sudah stadium empat… Dan aku sama sekali gak tau tentang itu!!
Apa ini yang dimaksudkannya dengan ‘SEMOGA’ itu? Aku…Aku ga mau…Aku ga mau kehilangan Debo…

“Debo dimana?”Tante itu tersenyum pahit padaku, lalu berjalan. Aku mengikutinya. Dan masuk di salah satu ruangan. Langkah kami berhenti di depan seseorang yang sedang berbaring. Itukah Debo? Aku tertunduk lemas menatap dia yang ada di depanku. Benar dia Debo.

>> 

Jangan pergi…Jangan pergi… Jangan kau pergi… Ku tak ingin sendiri”Senandungku yang menyanyikan sepenggal lagu ‘Jangan Pergi’ dari D’Masiv sambil mengelus wajah pucat Debo.
Kini Debo terbaring di depanku. Dengan wajahnya yang sangat pucat. Setelah selama ini aku tak melihatnya. Kini aku di pertemukn lagi dengannya. Dia yang selama ini selalu membantuku, kini berbaring tak berdaya dengan matanya yang tertutup.

Mataku semakin memudar. Kini memang telah menunjukan lebih dari tengah malam, tapi aku ingin bersamanya. Aku ingin terus di sisinya. Tapi mataku mulai mengantuk. Mataku tertutup aku tertidur. Di sisinya.

Mata Debo sedikit terbuka. Walau pandangannya masih kabur, tapi ia mengetahui bahwa seseorang sedang berada di sebelahnya. Yang menungguinya. Yang sangat di sayanginya.


I will always loving you, kekasihku..
Dalam hidupku hanya dirimu satu..

Kini Debo mulai bersenandung. Bersenandung dengan simfoninya. Simfoni yang sangat indah.

I will always need you, cintaku..
Selamanya takkan pernah terganti.
Kumau menjadi yang terakhir untukmu.
Kumau menjadi mimpi indahmu..

Ify yang mendengar suara Debo langsung tersadar dari tidurnya. Dan melihat Debo yang sedang melantunkan lirik lirik indah di depannya.
Cintai aku dengan hatimu.
Seperti aku mencintaimu..

Debo sedikit terbatuk “De…”Belum sempat Ify melanjutkan kata katanya, Debo meletakkan jari telunjuknya di bibir Ify sambil tersenyum tipis.
Sayangi aku dengan kasihmu.
Seperti aku menyayangimu..

Suara Debo terdengar semakin kecil. Semakin bergetar. Dan mata Ify semakin berkaca kaca karnanya.
I will…b…be the last….fo…for you…
Suara Debo semakin bergetar. Air mata Ify sudah mengalir dengan derasnya. Debo tetap melanjutkan lagunya.
And…you…will b..be…the…last for……me..
Debo menutup matanya. Tangannya yang tadinya berada di depan bibir Ify kini telah terjatuh. Senyuman yang tadinya Debo berikan kini telah lenyap. Stestoscope yang berada di sebelah ranjang Debo kini telah menggambarkan sebuah garis lurus. Tangis Ify semakin pecah.

“DEBOOOO!!!!”Ify berteriak sambil meneteskan airmatanya.

>>> 

Kini Ify diam. Sendiri. Mungkin kini ia telah hancur. Tak terlihat setetespun air mata mengalir lagi dari matanya. Bibirnya kaku. Tak satupun kata terucap dari bibirnya. Hanya rinaian hujan yang kini menemaninya saat ini. Mungkin sudah berjam jam ia duduk terkaku di tempat itu. Tak bisa mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.
Tangannya mulai bergerak kearah sebuah batu yang ada di depannya. Batu nisan. Perlahan tangannya mengelus batu itu. Ia menutup matanya. Berharap bahwa ini bukanlah kenyataan. Berharap bahwa ini adalah mimpi buruknya. Tapi setiap ia kembali membuka matanya ini tetaplah sama. Ini bukanlah mimpi. Inilah kenyataan. Kenyataan pahit yang harus di tempuhnya.
‘I will be the last for you… And you will be the last for……me..’
Suara Debo kembali terngiang di pikirannya. Ify berdiri. Berlari…Berlari sekuat tenaganya. Berlari dari rasa perih ini. Berlari dari kenyatan ini. Berlari…dan terus berlari…

‘Debo’Batin Ify sambil berlari.


Bersambung…

Hanya kau (Cerpen)

Hanya kau (Cerpen)



Pagi ini aku berdiri di loteng gedung tua yang aku gak tau di mana daerahnya. gedung ini gedung tingkat 8 yang lumayan menyeramkan karena tidak terurus yang di hentikan pembangunannya, hanya disinilah aku bisa melaksanakan kemauanku selama ini loncat dari atas gedung dan pasti tidak ada yang menemukan jasatku karena kawasan ini kawasan desa yang jarang penduduknya .

Otakku berputar ke kejadian masa lalu dimana ayah dan ibuku bercerai dan aku anak satu-satunya yang sama sekali tidak di sayang malah tidak dianggap anak. Aku pun kabur dari rumah. ayah dan ibu sibuk dengan aktifitas masing masing sampai sekarangpun mereka tak mencariku.
Namun Aku bersyukur karena ada ibu winda yang menemukanku duduk di trotoar jalan dan mengajak ke panti asuhan kasih ibu , pikiranku setelah ini akan mendapat teman baru yang menerima aku apadanya dan aku berharap disana ada 1 orang saja yang menyayangiku tapi, itu hanya impian belaka . anak anak disana tidak ada yang mau berteman denganku dan ternyata ibu winda pun hanya memanfaatkanku menjadi seorang pembantu .

Hidupku sangatlah suram dan ini kemauanku yang bisa dibilang tidak waras, meloncat dari atas gedung untuk menghilangkan beban hidup dan mengakhiri hidup.
Aku menghela nafas dan terus berjalan mendekat sudut gedung dimana aku bisa melihat pemandangan yang bisa dibilang menakutkan .
“maafin ify ya tuhan , ify gak kuat. Apa lagi yang ify harapkan di hidup ini?”
Butir butir bening keluar dari mataku inilah saatnya , aku menutup mata dan membentangkan tangan lalu aku mulai menjatuhkan diriku ke bawah tapi, GAK BISA !
Ada yang mencegahku dia memelukku dari belakang “jangan! Kamu gak boleh bunuh diri!”

Aku meronta-ronta aku tau suara itu suara seorang anak laki-laki.
“lepasin aku. Jangan kamu pegang-pegang !”
“aku mau lepasin kamu asal kamu gak jadi turun dari sini”ucapnya aku masih tidak melihat siapa dia karena posisi kami berlawanan.
“iya baik” aku sedikit menghapus air mataku dan berbalik badan ke anak laki-laki yang sudah lancang memelukku.
Terlihat wajah laki laki itu yang bisa dibilang tampan dan dia mengembangkan senyum yang membuatku merasa aneh .
“ini gedung proyek mamahku dan gak sengaja aku melihat kamu , kamu mau mengakhiri hidup dengan cara terjun dari sini?”
Aku hanya bisa terus meneteskan air mata dia berjalan mendekat dan memberiku sapu tangan berwarna putih “makasih” ucapku dan menghapus air mata dengan sapu tangan lembut itu .

“kamu lagi ada masalah?cerita aja sama aku” aku bisa melihat senyumnya senyum yang tulus dan tidak di buat-buat sepertinya dia orang baik , aku mengangguk “banyak banget dan aku gak kuat menjalaninya sendiri”
Tanpa pikir panjang aku menceritakan apa yang aku alami selama aku hidup, laki-laki itu mendengarkan dengan baik .
“kamu yang sabar ya!”laki-laki itu hanya bisa mengelus puncak kepalaku dengan lembut dan perasaan aneh itu muncul lagi , padahal aku ingin sekali marah kepadanya karena 1. Dia udah berani beraninya meluk orang sembarangan 2.Cuma bisa bilang sabar ya! padahal dia gak tau aku menjalaninya gimana tapi, kenapa aku tidak bisa marah kepadanya?
“kamu mau tinggal sama aku?mamahku pasti seneng” tanyanya aku hanya bisa diam
“kamu gak usah takut ko mamahku baik dan dia ingin sekali punya anak perempuan”
Aku hanya bisa mengangguk setuju
“oh iya namaku rio. Kamu siapa?” dia memperkenalkan diri dengan cara mengulurkan tangan akupun membalasnya “ify”
Aku berharap semoga nanti hidupku makin berwarna karena ada rio disampingku.

2 tahun kemudian...

Memang aku akui sejak tinggal di rumah rio dan mamahnya aku merasa senang karena ada yang menyayangiku. hari demi hari aku lalui bersama rio semua masa laluku sedikit demi sedikit hilang karena terganti dengan kisah berwarna bersama rio. hanya rio yang bisa membuatku bahagia dia pangeranku.
Perasaan aneh yang sejak pertama aku bertemu dengannya itu kini aku tau, perasaan yang bisa dibilang CINTA . aku tau aku masih terlalu dini tentang cinta karena aku masih berumur 14tahun tapi itulah yang aku rasakan kepadanya , 2 minggu belakangan ini aku selalu salah tingkah dan jantungku berdegup kencang bila dia memandangku tapi apa aku salah mempunyai perasaan cinta ini?

“ifffyyyy!!!! Dari mana aja si? Aku cariin kemana-mana gak ketemu aku khawatir” malam ini aku baru saja pulang dan disambut rio dia langsung memelukku .
Benar saja jantungku berdegup kencang aku tak mau rio merasakan jantungku yang loncat sana sini akupun melepas pelukannya “lebay deh kamu, aku kan udah bilang ada rapat osis disekolah”
“hehe maaf abis aku kesepian dirumah tau. Mamah kan keluar kota seminggu “ rio hanya bisa terkekeh kecil .
“kan ada keke kamu gak panggil dia?biasanya sama dia kan ?”
Rio tak menjawab pertanyaanku dia malah langsung menyeretku duduk di sofa ruang tamu.
“fy, aku mau cerita”
Huh, aku tau apa yang mau dia ceritakan “apa?”
“aku udah bilang perasaanku ke keke kalau aku suka sama dia”
gak tau kenapa hatiku ko sakit gini ya?ko nyesek banget ya? huh, inilah kesalahan yang aku perbuat kenapa aku bisa mencintai rio? Yang dia menganggapku hanya sebagai adik gak lebih. Kenapa aku bisa memiliki perasaan yang lebih ke dia.
“fy?ko ngelamun?”rio menepuk pundakku aku menoleh dan hanya bisa tersenyum getir
“bagus dong. Terus gimana?kalian jadian?”
“gak segampang itu fy aku harus ngeyakinin mamah dulu kalau aku boleh pacaran . Doain aku ya fy”
Sesemangatkah itu kamu yo demi pacaran sama keke?
Mungkin inilah saatnya dimana aku menutup perasaan cinta ke kamu. Pangeran yang selama ini menjadi pundakku. Apa aku bisa yo?

***
“ko kamu bisa sakit gini cfy?” tanya Rio menempelkan sapu tangan dingin di keningku.
“mungkin kecapean kali hehe”
“kamu ya. sakit sakit masih aja bisa tertawa aku bangga sama kamu” Rio mengelus lembut puncak rambutku “aku mau kamu selalu seperti ini” katanya dan senyum khas nya selalu dia berikan untukku .
Aku pun membalasnya maaf yo senyumku bukan senyum tulus yang selalu kamu berikan untukku maaf.
“oh iya fy aku ada kabar gembira loh”
“apa ?”
“aku sama keke jadian”
Benar apa yang aku duga setiap rio ingin bercerita kepadaku dia hanya bercerita tentang satu nama KEKE tak ada yang lain .
Keke seorang cewe yang bisa dibilang gak sengaja berkenalan dengan Rio sama seperti ku , keke bertemu Rio saat keke sedang menangis di bangku taman komplek, dia menangis karena kaka laki-lakinya telah pergi untuk selama lamanya tanpa kakanya itu keke gak bisa berbuat apa apa karena kakanya adalah matanya.
Keke seorang gadis tunanetra yang hidup berkecukupan tapi ayah dan ibunya tak menganggap dia , nasib dia sepertiku hanya saja lebih beruntung keke karena ada seorang lelaki yang begitu tulus mencintainya “Rio” pangeran yang selama ini menemani hidupku sebelum keke mengenalnya aku yang lebih dulu mengenal Rio.

“fy, ko akhir akhir ini kamu ngelamun terus si? Ada masalah? Cerita dong sama aku”
“gak ko yo gak. Aku Cuma butuh istirahat sekarang . maaf aku gak bisa dengerin kamu cerita “
Aku menolaknya lembut terlihat wajah rio sedikit merengut tapi dia berusaha tersenyum lagi
“iya gak papa ko. Istirahat ya”
Aku memejamkan mata merasakan yang sedang dirasakan perasaanku sesak, seperti ada yang menghambat pernapasanku seperti inikah mencintai tanpa dicintai?
Apa benar aku salah mencintai seseorang?
Butir butiran bening mulai jatuh ke pipiku gak boleh, aku harus tegar aku harus terus tersenyum karena ozy juga mau aku selalu tersenyum .
Aku menghilangkan sejenak perasaan ini mungkin akan lebih baik bila aku mendengarkan sebuah lagu .
Aku mengambil i-phone yang diberikan mamah Rio 3 hari lalu oleh oleh dari makasar, aku menutup telingaku dengan headset berwarna putih dan aku mulai mencari siaran radio tiba tiba saja lagu itu terdengar sangat tak sengaja aku dengar , aku pun berhenti untuk mendengarkan lagu itu

Cinta yang tulus dalam hatiku
Membuang semua hasrat mimpiku tuk bisa menyatakan sayang tuk bisa mengungkapkan semua pada dirimu

Tak mungkin bagiku tuk memilikimu segala rasa yang pasti tak mungkin
Tuk bisa kau terima semua
Tuk bisa ku nyatakan rasa ku cinta kamu
Ketika bunga tak bermekar lagi

Dan dunia tak mungkin berputar lagi
Saat cinta tlah membakar hati ini
Kau kan tau
Betapa aku mencintaimu betapa aku menginginkan kamu

TEKKK. Aku tak sanggup mendengar lagu itu lagu yang semakin bikin aku sesak , entah kenapa aku perlu oksigen aku susah bernafas karena air mataku terus turun tak berhenti .

***

1 tahun sudah,
aku merasakan sakit yang tak tertahankan sakit yang hanya 1 obatnya “RIO” .
Mungkin aku egois karena bertekad memiliki rio tapi, karena sekian lama penantianku ini aku sadar percuma aku menangisinya , melamunkannya dan memikirkannya karena dia tak sama sekali membalas perasaanku itu .
Malam ini malam yang penuh bintang dimana ada rio disampingku harusnya aku senang tapi tidak karena dia sedang bercerita tentang keke kepadaku.
“aku sedih banget fy, aku merasa kehilangan tapi itu semua demi keke aku hanya bisa berdoa untuknya”
Rio sedari tadi bercerita tentang keke yang baru saja tadi pagi pergi ke sydney operasi mata . aku bahagia kala aku mendengar keke pergi ke sydney dan otomatis rio akan jauh dengan keke dan meluangkan waktunya bersamaku . iya bersamaku tapi dia selalu saja bercerita tentang keke .
Apa gak ada celah di hatimu yo untuk aku masuk kedalamnya?
“aku gak bisa bayangin fy gimana ya keke kalau dia bisa melihat aduh aku seneng banget deh pasti dia makin cantik” puji rio tatapannya terus menerawang aku tau dia pasti membayangkan wajah keke , beruntungnya keke dicintai tulus sama rio lah aku?tak ada yang mencintaiku .

“oh iya fy besok ke dufan yuk kita main udah lama kan kita gak main berdua ?”
Pertanyaan yang sangat bagus inilah yang aku tunggu tunggu sejak kamu berkenalan dengan keke kamu jadi jarang ada waktu bersamaku
“boleh banget . besok ya?” tanyaku dengan senyum tergambar di bibirku
“asal diajak main seneng banget tuh” rio mencubit hidungku
“sakit tau!” aku mengelus hidungku yang memerah di cubit rio
“haha kamu lucu ya fy haha “
Rio tertawa kecil membuatku terpana melihatnya . Yo, kamu lebih tampan bila tersenyum dan selalu tersenyum .

***

Inilah hidupku dimana aku selalu bersamanya.
Selama Rio ditinggal keke ke luar negeri rio bisa tersenyum dengan ku bukan hanya dengan keke aku bahagia melihatnya walaupun dia sama sekali tidak tau aku mencintainya diam-diam .
“fy, hari ini keke pulang aku mau jemput dia ke bandara kamu mau ikut?” tanya rio di saat aku masuk ke kamarnya dan aku lihat dia sedang berdandan rapi untuk menemui kekasih hatinya padahal baru saja aku mau mengajaknya pergi .
“hmm, gak deh yoo kamu aja aku ada urusan bye!” aku melangkah pergi jauh dari tempatnya dengan luka yang lagi lagi membuatku merasakan sesak , sampai kapan aku merasakan hal semacam ini?
Lebih baik aku duduk di halaman belakang rumah karena disana tempatnya sejuk ada kolam ikan, tanaman dan ada binatang peliharaan aku sampai lupa, waktu ke dufan bersama ozy pulangnya aku melihat ada kakek tua yang berjualan 3 pasang kelinci di pinggir jalan karena kasihan dan kelincinya lucu aku suruh Rio membelinya .
3 kelinci itu dinamakan rify, rafy, rufy hehe lucu kan? Baru pertama kali aku merawat kelinci ini sendiri biasanya ada rio yang membantu huh, mungkin kesempatan aku berdua sama rio tidak akan ada lagi karena nanti pasti ada keke yang menemaninya dan lagi keke sudah bisa melihat pasti setiap detik mereka bersama .
“ko rufy lemes si?” aku bertanya sendiri ko kelinci hitam putih itu lemes si? Aku coba kasih makan gak mau wah, kenapa sama keadaan rufy?
Mau gak mau aku harus membawanya ke dokter siapa tau dia sakit .

Rufy kelinci jantan satu satunya yang aku dan rio pelihara itu ternyata sakit dan sama banget sama rio yang sekarang lagi lemes tak ada gairah hidup sama sekali . aku tau rio sedih apa lagi si yang bisa buat rio sedih ataupun senang? Keke . dialah orangnya .
Keke pulang ke indonesia dengan kondisi yang seperti biasa dengan matanya yang tunanetra dan malah karena agak sedikit frustasi keke jadi sakit-sakitan , keke sedih karena tidak bisa melakukan operasi mata dengan lancar aku juga gak tau karena apa. Kata dokter satu satunya keke bisa melihat hanya perlu pendonor mata .
“rio, jangan lemes gitu dong. Mana rio yang ceria? Kamu kan selalu bilang sama aku harus tersenyum”
“sorry fy aku gak mood”
Hanya kata kata itu yang rio berikan kepadaku tak lagi senyuman hangatnya , candaan tawanya tak ada lagi rio yang dulu yang aku kenal. Aku mencintai rio yang ceria bukan rio yang pasrah begini.
Rio apa yang bisa membuat kamu gembira lagi? Keke? hanya keke ? bukan aku?

Hari semakin hari rio semakin menjadi orang yang suka melamun memikirkan kekasih hatinya yang sekarang terbaring di rumah sakit , keke frustasi dia hampir saja bunuh diri seperti aku dulu tapi cara dia berbeda keke menyilet denyut nadinya ditangan dan dia hampir saja kehilangan banyak darah dan meninggal untungnya rio dan keke golongan darahnya sama jadi rio bisa cepat membantu keke.

“mah, aku mohon rio mau menyumbangkan mata rio buat keke mah rio mohon kasian keke” aku melihat rio bertekuk lutut dihadapan mamahnya, sebesar itukah rio mencintai keke?
“yo, kamu masih punya masa depan yang harus kamu jalani kamu harus berfikir panjang , kamu gak sayang sama mamah?”
“mah rio mohon entah kenapa rio mau mah nyumbangin mata rio buat keke, rio mau bahagiain keke mah kasian keke orangtuanya gak perduli sama dia, dia hanya sebatang kara mah mungkin dengan bisanya dia melihat dia bisa memiliki masa depan yang cerah”
“Yo , STOP! Mamah gak mau denger permintaan kamu yang aneh mamah gak mau! Kamu gak boleh egois”
Mamah rio meninggalkan rio sendirian yang terduduk lemas dilantai , aku menghampiri rio mengelus punggung belakangnya “sabar ya yo”
Rio langsung memelukku dan menangis
“fy , aku cinta banget sama keke aku gak mau liat keke frustasi gitu aku cinta sama dia fy”
Isakan rio yang selalu bilang cinta cinta cinta dan cinta sama keke membuat sesak kembali datang ke dadaku, seandainya rio tau ada orang yang selama ini mencintainya yang selalu berada di dekatnya .
“aku tau yo aku tau” aku terus mengelus punggung belakang rio menenangkannya.
“fy apa yang harus aku lakuin fy? Aku gak tega liat keke frustasi , keke terus bilang ingin menyusul kakanya”
Aku tak dapat menjawabnya karena aku memang tak tau apa jalan keluar ini semua.
Rio pangeran yang selama ini aku kenal yang selalu tersenyum akhirnya menangis hanya karena seorang perempuan tunanetra yang dia cintai.

3 tahun kemudian ..
Inilah yang harus aku lakukan hanya dengan ini rio bisa bahagia dan tersenyum kembali biarlah aku yang berkorban .

“ha? Keke bisa melihat? Iya aku akan segera kesana”
Sejak sekian lama akhirnya rio pun tersenyum telah 3 tahun rio hidup dengan bayang-bayang keke yang menderita dan sangat memilukan .
Sesampainya rio di kamar rawat operasi dia langsung memeluk keke “keke akhirnya kamu bisa melihat”
“aku seneng banget yo, seneng banget” ucap keke dalam pelukan rio
Riopun melepas pelukannya “siapa yang mendonorkan kornea mata itu ke kamu?” sekilas rio memandang mata lembut itu mata yang sepertinya tak asing bagi rio “mata kamu........”
“kenapa yo? Mata aku kenapa?” tanya keke heran kenapa rio melihat matanya begitu tajam?
“dok, saya boleh tau siapa yang mendonorkan mata untuk keke?” tanya rio langsung kepada dokter yang sedari tadi diam menyaksikan pasangan sejoli itu berpelukan .
“hm.. boleh ikut ke ruangan saya?”
Perasaan rio makin tidak menentu melihat keraut wajah dokter itu huh, semoga itu tidak benar.

“jadi siapa yang mendonorkan mata untuk keke dok?” tanya rio setelah mereka berdua duduk berhadapan di ruangan dokter .
Dokter itu tidak menjawab pertanyaan rio dia malah menyodorkan kotak berbentuk segi empat “ini dari si sang pendonor”
Perasaan rio makin gak karuan keringat dingin mulai mengucur di pelipisnya perlahan dia membuka kotak itu dari wanginya dia tau harum farfum siapa ini.
Di dalam kotak itu ada secarik kertas , boneka perempuan berwarna pink rambutnya di gerai sebahu dan ada foto-foto dia bersama acha .
Sudah rio duga mengapa ify sebodoh ini? Butir butir air mata tiba tiba turun ke pipi rio tak bisa ditahan “ify kamu bodoh”
Rio meremuk foto yang ada di tangannya .
“ify pendonor kornea mata untuk keke dia sangat bersedia bila matanya untuk keke” jelas dokter itu “karena hanya keke yang bisa membuat rio tersenyum” lanjut dokter itu lagi dan membuat rio semakin deras menjatuhkan air matanya .
“Ify berpesan bacalah secarik surat itu mungkin dengan membaca surat itu kamu akan lebih mengerti”
Dengan gemetar rio mengambil secarik kertas berwarna putih pink itu



To : My Prince “Rio”

Rio , aku harap kamu gak marah karena keputusan aku ini, maafkan aku karena aku gak bilang ini ke kamu lebih dulu.
Yo , selama ini apa kamu tau aku mencintaimu? Apa kamu tau aku sakit saat kamu selalu menceritakan tentang keke? apa kamu tau semuanya?
Maaf yo, aku gak mau membuat kamu bersalah karena perasaan aku ini , aku lah yang salah kenapa aku bisa mencintai kamu? Padahal kamu gak sedikitpun mencintai aku kan?
Maaf ya yo maaf karena perasaan aku ini.
Yo , makasih ya sudah membuat hidupku menjadi berwarna sudah mengajariku arti hidup pokoknya aku gak bisa menyebutkan jasa-jasa kamu ke aku
JMAKASIH MAKASIH BANYAK PRINCE
Kamu gak perlu mencari aku kemanapun karena aku aman disini yo tempat baru aku .
Sampaikan juga ke mamah kamu ya yo terima kasih atas semuanya aku seneng sudah dianggap anak sendiri sama mamah kamu.
Aku mau dengan pengorbanan ku ini kamu bisa terus tersenyum bersama keke dan lupakan aku yo anggap saja kita tak pernah kenal.
Bukalah lembaran baru kamu dengan perempuan yang kamu cintai yang ada dihadapan kamu jangan buat pengorbanan aku sia sia oke yo?

Ify


“Aku sayang kamu Fy…”

Cinta yang tulus dalam hatiku
Membuang semua hasrat mimpiku tuk bisa menyatakan sayang tuk bisa mengungkapkan semua pada dirimu

Tak mungkin bagiku tuk memilikimu segala rasa yang pasti tak mungkin
Tuk bisa kau terima semua
Tuk bisa ku nyatakan rasa ku cinta kamu

Ketika bunga tak bermekar lagi
Dan dunia tak mungkin berputar lagi
Saat cinta tlah membakar hati ini
Kau kan tau
Betapa aku mencintaimu betapa aku menginginkan kamu

Tak mungkin bagiku tuk memilikimu
Segala rasa yang pasti tak mungkin

Tuk bisa kau terima semua tuk bisa ku nyatakan rasa
Ku cinta kamu
Ketika bunga tak bermekar lagi

Dan dunia tak mungkin berputar lagi
Saat cinta tlah membakar hati ini
Kau kan tau
Betapa aku mencintaimu betapa aku menginginkan kamu


..:THE END:..

Rabu, 26 Januari 2011

Three Musket‘KERE’??(Part1RiRaCakk)


Three Musket‘KERE’??(Part1RiRaCakk)



Memang kau Rio cakep
Baru kenal langsung bikin pingsan
Senyuman lo manis banget
Kau buat aku jadi gila…*Pke nadanya Keong racun*
Suara Rio terdengar dari kamar mandi. Para tetangga yang tadinya lagi pada molor sekarang malah pada nangis??*Terhru?*Bukan, tapi nangis gara gara pagi pagi udah denger burung gagak mengeong?*Apa lo cakap?*


“Hari libur tuh emang hari paling indah buat gue”Kata Rio yang keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan celana kolor sambil mengacak rambut basahnya dengan handuk.

“Tapi…”Rio sedikit melirik ke arah dua orang yang tergeletak tanpa kesadaran(??) dengan iler yang mengalir dari mulut mereka. Rio menatap mereka berdua lalu tersenyum licik sambil mengangguk ngangguk.

“GEMPA!!GEMPA!!!GEMPA!!!ADA GEMPA!! TOLONG!!”Rio teriak teriak di telinga Cakka dan Ray. Ray yang mendengarnya langsung gelagapan gak jelas.

“Hwaa!! Gempa!! Gempa!!Ayo kita sembunyi!! Sembunyi di mana ya?? Di?? Di bawah kursi!! Hwa Gak muat?!! Apa gue ke gendutan apa ya??-,-……Blablabla…” Rio yang udah gak nahan liat respon dari Ray langsung Ngakak.

“Huahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha…………….”(Gila, Rio ngakaknya panjang amat—“,)

“Kenapa Yo??”Ray yang masih sembunyi di bawah kursi(?) nanya Rio sambil merem melek.

“GAK ADA GEMPA KALE!!”

“Ohh…”Ray masih dengan posisi di bawah kursi. Rio udah siap siap kabur.

“Bentar deh, kalo ga ada gempa berarti Rio bote donk. RIOOOOO!!!!”Akhirnya Ray dan Rio kejar kejaran keliling kamar deh…

Penulis : Penonton!!!
Penonton : Iye…
Penulis : kayaknya ada yang kelupaan deh
Rio : apaan?
Ray : Gue tau
Rio : apaan?
Ray : Gue tau kalo kita musti mikir *GUBRAKK*
Rio : Gue juga tau kalo kita musti mikir!! Lo itu sama aja sama si Ca…??
Semuanya : CAKKA!!!!

Ayo kita liat keadaan Cakka

Cakka masih tidur dengan birir yang di majukan,

“Ray, pasti dia lagi mimpi yang mesum mesum gitu”Kata Rio sambil mengamati muka Cakka. Ray ,mengarutkan keningnya.
.

“Lo tau dari mana yo? Apa jangan jangan lo ngintip mimpinya Cakka lagi.”

“ya bukan lah, Liat deh mukanya mencurigakan gitu”

“Ohh…”

“Gue punya ide!”

“Apaan?”

“Sini gih”

“Sory sob, gue masih normal” ‘pletakk!!’Rio menjitak kepala Ray dengan sadisnya.

Rio : kok gitu penulis??
Penulis : kenapa yo??
Rio : kalo Sadis itu punyanya Afgan, kalo gue kan lain…
Penulis : iya deh, jangan ngambek donk Rio
Rio : Kita Ulangi yah, Take One!! Action !!

‘pletakk!!’Rio menjitak kepala Ray dengan Rindukan padamunya.

Rio : lah penulis, kok Rindukan padamu sih?!
Penulis : oh iya ya, maafin penulis deh, kita ulang lagi
Rio : Take Two Action!!

‘pletakk!!’Rio menjitak kepala Ray dengan Berteman Sajanya.

Rio : Salah lagi penulis!!
Penulis : Aduh, penulis Khilap nih!
Rio : Yaudah kiita ulangin lagi Take Three and Ac…
Ray : Udah gak ada Action actoanan lagi!! Pala gue uda benjol nih di jitak mulu sama si item!!
Penulis : abang ray, maapin penulis, gara gara si Rio sih
Rio : kok malah gue yang di salahin sih penulis??
Penulis : eh gak kok, Rio gak salah.
Ray : Kalo abang Ray gimana?
Penulis : e..a…e…a???? Aha!!!
Ray/Rio : Gue??
Penulis : gue pilih AA Cakka!!! (Penulis langsung kabur  naek ojeek ke tmpat Cakka.)
Ri*Ra : emang nasib kita (Saling merangkul)

Udah mulai ngelantur nih!! Back to story…!!

“Bego lu! Maksud gue sini gue bisikin ide gue”

“Oooh”Lalu Rio membisiki Ray tentang idenya. “udjugjgafjvwcay”

“Okelah gampang itu…”kata Ray.

“Emang tadi apaan yang gue bisikin sama lo??”

“Apa ya??”Rio jadi geregetan sama si Ray.

“Tadi tuh gue bilang fgxgbgtrut(kok beda ya sama yang di atas??)”

“Okelah kalo begitu”

“Neng Ipy”Cakka ngigau. Ray sama Rio yang denger langsung ngakak

“Huahaha…..”mereka berdua menutup mulut(Rio nutup mulut Ray, Ray nutup mulut Rio), takutnya si cakka  bangun.


“Iya bang Cakka”Kata Rio dengan suara yang di buat buat

“iih neng Ipy cakep pisan bang cakka jadi tersepunah”Ray dan Rio menahan tawa

“Bang Cakka cium donk”Kata Ray dengan suara yang di buat buat banget

“Boleh kok,”Cakka memajukan bibirnya, Rio mengambil sesuatu di bawah kasurnya, yang ternyata kaos kaki yang belom di cuci 3 minggu dengan aroma yang pastinya maknyuss banget. lalu mendekatkannya ke bibir cakka sambil menahan tawa.

1detik
2detik
3detik
4detik
5detik

“Hwaaa!!! Uhuk uhuk uhuk!!”Cakka bangun dari tidurnya. RiRa ngakak sepuas puasnya.

“HUUAAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Rio sama Ray ngakak dengan gaya masing masing. Rio ngakak sambil megangin perutnya, kalo Ray ngakak sambil jingkrak jingkrak. Cakka manyun karena mimpi indahnya berubah jadi KCM alias Kutukan Ciuman Maknyuss. >v<

“Udah deh udah, perut gue udah sakit banget nih gara gara ketawa mulu”kata Rio

“Bener tuh”Kata Ray smbil bethenti ketawa.

“Eh, kalian bedua mandi gih, bau banget tauu”Rio menutup hidungnya. Cakka melirik ke Ray lalu Ray mengangguk

“Oke deh, kalo gitu”Ray mendorong Rio keluar dari ‘KAMAR RIO’ dengan hanya menggunakan CELANA KOLOR!!!(Bayangkan saudara saudara CELANA KOLOR!!#Penulis lebai mode on) Rio yang tidak sadar sih ngikut aja.

‘Brukk’Pintu di tutup oleh Cakka. Rio membalikan badannya dan,,

“Eh, itu kan kamar gue. Kok malah gue yang keluar siih??Cakka!! Ray!! Bukain pintunya”

“Apaan sih lo yo Ribut ba……”Ify yang merasa terganggu dengan suara Rio melihat kearah Rio,, lalu…

“Hwaaaaaa!!!”Ify menutup kedua matanya dengan kedua tangannya.

“Kenapa Fy…?”

“Iitu”Ify masih menutup matanya dengan satu tangannya sambil menunjuk ke arah badan Rio. Rio melihat apa yang di tunjuk ify dan,,

“Hwaaaa!!!Woi setan lu berdua cepet bukain pintunya!! Baju gue!!!”Tiba tiba pintunya terbuka, Cakka muncul dengan cengirannya lalu menculik Rio masuk kedalam. Ify yang sudah membuka matanya teringat lagi dengan peristiwa lagi lalu bergaya seperti orang yang sesak nafas dan kedua tangannya mengipasinya.

“Lupakan Fy, anggep lo gak pernah kenal sama dia”Ify menggelang geleng lalu berjalan lagi


Sedangkan di dalam kamar…

‘Brukkk!!!Pranggg!!!Bukkkk!!!!!’suara dari dalem
Kayaknya kita gak usah massuk ke dalem deh, karena adegan di dalem itu adegan yang biasanya kalo di tipi tipi di tulis bawahnya ‘Jangan Tirukan Adegan Ini Dirumah!!’ maka dari itu kita langsung ke tempatnya Ify nyokk…


Ify pergi ke mini market untuk membeli peralatannya seperti, buku, pulpen, mie instant, the celup, linggis(?), gergaji, pistol, samurai(Making a jelas aja.) lalu Ify keluar mini market untuk memanggil taksi.

“Ifffffffyyyyyyy!!!”Pangil seseorang dari belakang Ify sambil menangis. Ify langsung menghampirinya.

“Lo kenapa Cha??Kok lo nangis??”

“Huuuwwwaaa!!!!”tangis Acha makin kenceng.

“Duh Cha, lo cerita dulu ke gue. Kalo lo belum cerita, gue jadi bingung nih.”kata Ify khawatir sambil menghentk hentakkan kakinya.

“i…i…itu…”

“Kenapa? Dompet lo di curi maling??”Acha geleng geleng.

“Lo nyuri dompetnya maling??”—“, Acha geleng geleng lagi.

“Aduh,, lo kasi tau gue donk Cha. Gue bingung banget nih!!??”Ify yang makin bingung menghentak hentakan kakinya lagi.

“Huwwwwwaaaaa!!!!”Tangis Acha tiba tiba meledak

“Kenapa lagi Cha??”

“i..i..itu…”Acha menunjuk ke bawah.

“astaufirloh!!”Ify mengangkat kakinyayang ternyata dari tadi menginjak kaki Acha, lalu nyengir. Acha mengelus elus kakinya yang tadi di tinjak Ify.

“Jadi, sebenernya, sebelum gue tinjak, lo kenapa nagis Cha??”

“Huwaaa!!”Ify noleh ke bawahtakutnya kakinya nginjak kaki Acha lagi.

“Gue udah gak nginjeka kaki lo lagi kok, kok lo nangis lagi??”

“sepupu gue telat jemput gue!!!!!Huwaaaa!!!”

“Gue kirain,, Emangnya telat berapa lama sih??”tangan Acha menunjukan angka 5.
“lima jam??”Acha geleng geleng

“Lima puluh menit??”Geleng geleng lagi

“Lima menit??”Geleng geleng lagi

“Jadi????”

“Telat lima detik!!!Huwaaa!!” ‘Gubrak!!’Ify jato

“Ampun deh Cha,, Cuma lima detik aja kok.”

“Gak bisa Fy, lagian liat deh, ini sudah telat sepuluh detik!!”Ify yang melihat Acha hanya menggeleng gelengkan perutnya(?) eh, maksudnya kepalanya. Tiba tiba sebuah mobil berhenti di depan mereka.

“Achua,, kok lo nangis??”

Daun di cinta, pucuk pun pergi?? Orang yang di tunggu tunggu akhirnya datang juga.

“Vin!! Lo liat donk ini udah jam berapa?! Lo itu udah telat kale!!”Omel Acha pada sepupunya yang tak lain dan tak bukan adalah Alvin.

“Masa sih gue telat??”

“Lo itu telat 11,089 detik vin!!Makanya mata lo tuh di pake jangan merem mulu tuh mata…!!”

“……”, Acha yang dari tadi berkicau dan gak denger Alvin ngomong langsung noleh ke tesangka. Acha menaikan sebelah Alisnya. Alvin lagi bengong dengan matanya yang merem,, eeh…maksudnya ga berkedip(Wess,,manteb itu)Acha mengikuti pandangan Alvin dan ternyata dia lagi ngeliatin Ify dengan iler yang  ngalir dari mulutnya. Acha yang merasa kesal langsung menarik Ify.

“Fy, kita duluan yok ke kost-an lo”Kata Acha

“Eh, tapii Alvin…”Belum sempet Ify lanjutin kata katanya dia langsung di culik sama Acha.

Alvin masih diam dalam lamunannya, Tiba tiba,,

“Duh,, Siapa nih yang nyolek nyolek gue??”Alvin mengangkat kepalanya dan…

“Hay abang ganteng, kenalan donk…”

“HUAAAA!!!!Bancikalengpegangkalengdipinggirjalancikaleng*************************************(sensornya panjang amat??)!!!”Alvin langsung tancap gas meninggalkan si Banci tersebut. ------)(

“Yahh,, kok eke malah di tinggal sih…??Yaudah eke jalan lagi deh..”Si banci itu melanjutkan perjalanannya.

****

Bersambung…

Selasa, 25 Januari 2011

Three Musket‘KERE’??(Perkenalan tokoh lain)


Three Musket‘KERE’??(Perkenalan tokoh lain)




Mohon maaf semuanya,, hari ini penulis lagi males berbacot riaa jadi penulis serahkan bagian ini ke…Rio aja deh…

Rio : Yeh kan gue juga males penulis…
Penulis : kaga pake tawar mwnawar, kalo lo ga mau, lo bakalan gue pecat(?) dari cerbung ini
Rio : eh, engga kok…Gue mau. Mau bangat malah…
Penulis : Yaudah kalo gitu cepetan
Rio : iye iyee penulis cerewet
Penulis : apa lo bilang?
Rio : kaga kok ga papa…
Penulis : yaudah kalo gitu gue pergi dulu yeee…#penulis kabur*Penulis tak bertanggung jawab -,-*


Baiklah semuanya hari ini gue Mario yang Cakepp -,- akan mennggantikan penulis yang cere(tiba tiba penulis balik terus melotot ke Rio) maksudnya yang baik ranjin dan tidak sombong(Penulis ilang lagi, Rio bernafas lega… ._.”) Gue mulai dari siapa ya?? Dari temen temen kost-an gue deh. Pertama(Jreng!Jrengg!!) Haliliiiiiiintarr!! Alias lintar,, Lintar itu cereweeeettt banget sangking cerewetnya pengen gue suruh dia bicara lima kata aja…Bingung?? Lintar itu emang pendiem. Tapi rada o’on,, yag 11/12 lah sama si grondong.

Next,, Agni…Uda pada tau khan(Belomm)…Agni itu sepupunya Ray(Oo…) Agni lagi berangkat ke mana gitu buat lomba karate, jadi dia kaga ada tuh di kost-an… Agni itu yang jelas tomboy, gue kadang masih memikirkan,, sebenernya dia itu cewek atau cowok ya?? Atau jangan jangan dia itu cowok yang menyamar jadi cewe!!(Rio ngaco)

Next,, Ify…Alias pemilik kost-an gue. Pada zaman dahulu kala(-,- apaan coba??) gue itu sahabatan sama Ify sama kak Iel pas masih di Yogya. Terus Ify pindah, ga lama pas gue ke Jakarta gue ketemu dia dan(Rio : Sebenernya pas ketemu gue dia langsung nanyain kak Iel mana, tapi sedikit melencenga kaga apa lah…) dia ngajak gue buat ngekost di kost-annya. Nah, gue gatau tuh gimana dia di kehidupan pribadinya… Dia itu pacaran sama…Alvin, terus Cakka ngejer ngejer dia… Tapi katanya sih dia sama Alvin itu gak sengaja pacarannya(nahlo?) tapi untuk cerita berikutnya…Masih Rahasia(-,-“) Soal latar belakang keluarganya Ify sih masih rahasia, yang jelas dia itu pinter, cantik, cuma hobinya moloor-+-

Next,, Oik…Kalo yang satu ini sih salah satu cewek yang paling lebay plus mellow, karna jajannya banyak jadi sering banget mamerin barang barangnya ke kita kita, eh, pas giliran bokek malah ngemis ngemis di depan kita >*<

Next,,Kak Zahra…kalo ni orang termasuk yang paling tuek*Tua* di kostan gue. Anaknya keliatannya kalem, baik, tapi ternyata ganas juga. Banyak banget tuh yang udah jadi korban mangsaannya. Mau tau kenapa?? Dia itu DRAMA QUEEN bangeet!! Hobinya aja melorotin orang, mau tau gimana?? Gini nih salah satunya.

Pas pagi pagi buta, tumben tumbenan Kak Zahra main ke kamarnya Oik. Dengan muka kuyu, dia cerita bakal gak bisa ikut ujian karna belum bayar SPP.

“Mamaku sakit Ik, sekarang mamaku koma, jadi papaku gak bisa ngirimin uang bulan ini,,”Katanya sambil tersedu. Oik yang memang sangking begonya -,,- jadi gak tega.

“Terus aku bisa Bantu apa, kak?”Ternyata dia mau meminjam uang dalam jumlah besar. Satu jeti>o<.

“Aku janji, Ik…aku bakalan ganti dalam dua minggu!”Katanya meyakinkan. Karna kasian sama kak Zahra yng gak bisa ikut ujian, Oik pun setuju dan pergi ke ATM…

Malamnya, Ify dan anak anak*termasuk gue* menanyai Oik karna Kak Zahra bertandang ke kamarnya pagi pagi. Oikpun bercerita pada kami. Dan kami pun terbelak.

“Berani banget lo kasih dia segitu, Ik!”Kata Ify

“Nih anak lugu banget di kadalin Kak Zahra”Ceplos Gue sambil mencomot Chitato sapi panggang yang memang gue pegang. Dzigg!!

Ternyata…Oh ternyata, Kak Zahra tuh punya banyak utang sama anak kost-an sampe ke tetangga tetangga dan sampai sekarang BELUM DI BAYAR kita ulangi lagi,, BELUM DI BAYAAARR!!!*iya iya… -,-* kecuali janji janji melulu. Nggak hanya itu, tiap hari ada aja temannya menagih ke kost-an. Oik melongo. Gimana gak coba? Duit sejeti melayang!! Gila, akting kak Zahra bisa menggondol piala Oscar…Lawalata!
Kesian banget tuh kabar si Oik, sampe nangis tujuh hari tujuh malem>>,<< itu sih salah dia, bego di piara ._.*


Next,, pak imin?? Eh Lain!! Maksud gue pak Harimin(Beda tipis aja yoo+*+) Pak Harimin itu ketua RT alias pak RT di komplek gue. Pak Harimin itu rada o’on, gampang di begoin, bahkan gue bingung,, kok bisa bisanya orang kayak dia jadi pak RT?? Tauk deh??

Next,, Acah!!*Acha*(Rio:Acha ini bukan anak kost-an, tapi sering main ke kost-an) Kalo dia sepupunya Alvin, sama O’on dan lemotnya kayak si Ray, paling males deh kalo ngomong sama tuh orang dua. Udah gitu Acha tuh lebay BUANGEDT,, sangking lebaynya, kadang penghapus yang sebesar upil(?) ilang aja shoyknya ampe nangis nangis… Poko

Sebenernya masih ada lagi sih :
*Nova
*Debo
*Dst…

Cuma karna gue capek jadi…Ga usah di jelasin ya,, ._.**

And,, Jangan lupa baca part 1nya, nanti boy boy…


Tinggalkan komen…

Sabtu, 22 Januari 2011

Tak Hanya Sebatas Mimpi(Part15)


Tak Hanya Sebatas Mimpi(Part15)




“Emm,, gue gak tau kak. Tapi…Shilla”

“Shilla kenapa Fy?”

“Sampai sekarang Shilla belum pulang”

“Apa?!”

“Yang bener lo Fy?”Lanjut Rio

“Iya kak…”

“Hpnya udah lo coba hubungi?”

“Hpnya mati kak”

“Yaudah, sekarang lo siap siap, kita ke tempat Cakka sam Alvin. Lo suruh Agni sama Via ke sana Juga. Lo kabarin Iel”Kata Rio sambil keluar kamar Ify.


To : Sivia ; Agni

Kumpul di rumah kak Cakka sekarang!! Emergency!!
----------------------------------------------------------------------
To : kak Iel

Kak, gawat! Shilla samapi sekarang belum pulang. Gue, Via, Agni, kak Rio, kak Cakka, sama Kak Alvin bakal kumpul di rumah Cakka…
----------------------------------------------------------------------
From : Sivia

Yang deket lapangan basket itu kan? Gue Otw…
----------------------------------------------------------------------
To : Sivia

Iya, tunggu gue ya…
----------------------------------------------------------------------
From : Agni

Ada apaan? Gue udah di rumah Cakka
----------------------------------------------------------------------
To  : Agni

Nanti gue jelasin
-----------------------------------------------------------------------
From : Kak Iel

Apa?! Udah lo telfon belom Fy? Lo tau dari mana?
----------------------------------------------------------------------
To : kak Iel

Mamanya Shilla nelfon Via. Hpnya Shilla mati.
----------------------------------------------------------------------
From : kak Iel

Kalian duluan aja, gue nyari sendiri
-----------------------------------------------------------------------
To : kak Iel

Iyaa…Kakak hati” ya…
-----------------------------------------------------------------------
From Kak Iel

Iaa cantik.
-----------------------------------------------------------------------

“Fy, udah siap?”Tanya Rio

“Udah, yok kak”Ify dan Rio pergi keluar dan menaiki motor Rio ke rumah Cakka. Pikiran mereka semakin galau sekarang. Sebenarnya Shilla ada di mana? Apa ini ada hubungangnya dengan Alvin?Pikir mereka(Apa ada yang tau?).

>>> 

“Bener dugaan gue. Shilla bener bener lari.”Gumam Iel sambil menatap sms dari Ify  di hpnya.

“Di mana ya dia?”Gumam Iel lagi. Iel melangkah lalu menatap bintang bintang di langit.

‘Sil(*Silvia*) tolong kasih tau gue di mana Shillla sekarang…’Batin Iel. Lalu sesuatu tempat telrintas di otaknya. Taman. Taman tempat Silvia dan Iel di pertemukan dulu*Part6*.

‘Tempat itu gak jauh dari sini. Mungkin gue ke sana dulu kali ya…’Batin Iel sambil melangkahkan kakinya ke tempat itu.

>>> 

“Jadi kita nyarinya dari mana?”Tanya Via

“Kita nyarinya di tempat tempat yang masuk akal Shilla pergi aja”Jawab Rio

“Kita nyarinya sama sama atau bagi kelompok?”Tanya Ify

“bagi kelompok aja”Kata Cakka

“Terus kelompoknya”Tany Agni

“Rio sama Ify, Agni sama Cakka sama Via. Biar gue sendiri”Jawab Alvin.

“Oke…”Jawab mereka hampir serempak


-Ify-Rio-

“Sekarang kita nyari dimana?”Tanya Ify

“Gimana kalo kit cari dari deket sekolah dulu?”Usul Rio

“Boleh,,”

“Kak…”

“Em…”

“Kak, gak ada tempat lain apa??”Tanya Ify ketika udah sampai di tempat tujuan*di deket sekolah*.

“Tadi kan emang kita mau ke sini. Emang kenapa sih??”

“Kan gelap. Terus sepi. Kan jadinya serem gitu suasananya kak”Kata fy sambil melihat ke sekitarnya.

“Jadi lo takut?”Goda Rio

“Kagak, Cuma serem aja kok”

“Bilang aja lo takut”

“Gue bilangin kagak juga…Ato jangan jangan  malah lo lagi yang takut”

“Kaga…Kaga mungkin lah gue taku…”Kata kata Rio terhenti melihat sesuatu yang tampak melayang-,-

“HA…HA…HA…HANTUUU!!!!”Rio langsung kabur ninggalin Ify. Ify yang di tinggal sendiri jadi bingung sendiri. Lalu Ify menoleh kearah tempat tadi Rio melihat hal yang membuatnya berteriak…

“Kayaknya gue tau deh nih barang”Kata Ify sambil mendekat kearah benda aneh tersebut.

“Yah ternyata Cuma kain-,-”Kata Ify yang tampak kecewa(?) saat menarik kain putih tersebut.

Penulis : mau lo apa Fy?
Ify : Emm…Ayam goreng :P
Penulis : Yee…? Kalo itu mending kasi ke gue dari pada elu
Ify : penulis mah gitu,, rakus…Bagi bagi kek ke gue yang sudah tak makan 3 hari ini… kalo lo gakk percaya, liat deh perut gue kecil gini…
Penulis : Yaelah, lo mah udah ceking dari orok lagi
Ify : =(
Penulis : :D


-Cakka-Via-Agni-

“Kiat cari dimana lagi nih? Di deket pohon udah, di dalam rumput udah, di tong sampah udah, di bawah air(?) juga udah, tapi tetep aja gak ketemu”Kata Via lebeh sambil mengelap kerinngatnya.

“Iya nih, udah cape lagi”Kata Agni sambil duduk. Cakka langsung mengambil posisi di sebelah Agni.

“Kamu cape ya Ag? Sini biar aku pijitin”Cakka mijitin Agni.

“Makasih ya Cakka sayang”Kata Agni. Via jadi env sendiri dengan keadaannya yang sangat mengenaskan(?)

“Ya Tuhan, apa salah hamba sampai kau hukum hamba jalan bareng nih pasanag baru??”Kata Via dengan gaya lebaynya.

“Salah lo banyak. Loenya aja yang gak sadar”Kata Agni mewakili tuhan(?). Via langsung mencibir.

“Eh, siapa tuh yang lari lari??”Tanya Agni sambil menunjuk seseorang.

“Yang mana??”Tanya Via

“Itu loh yang item dekil”Kata Agni sambil menunjuk seseorang. Uda pada tau dia siapa?? Buat yang uda tau saya minta ampun tolong jangan gebuki saya.

“ORANG GILAAA!!!”CakViAgni kaburr…

“Woi!!! Jangan lari!! Gue gimana??”Tanya orang gila itu.

“Mereka kok lari ya? Apa jangan jangan tuh hantu ngikutin gue ya? Duh?? Bulu kuduk gue mulai merinding nih…”Kata Orang itu.

“Eh,?”Seseorang menepuk pundaknya dari arah belakang.

“astaufiruloh,…Setan, gue tau kok kalo gue itu ganteng, baik, pinter, perfect deh, tapi masa setan aja sampe naksir sama gue? Memang pesona gue nyebar sampe segitunya ya??”Tanya Rio penuh dengan kata kata yang ‘OVERDOSIS NARSIS’ lalu Rio langsung kabur.

“Dasar Rio Gila!! Masa Gue di tinggalin lagi?? Udah cape cape jug ague lari nyusulin dia…Argh!! Udah gitu gue dibilangin Hantu lagi!! Awas aja kalo nanti ketemu, bakalan gue bejeg bejeg tuh anak!!”Kata Sseseorang yang tadi menepuk pundak Rio yang tak lain dan tak bukan adalah Ify-,-

>>> 
Perasaan saya mau buat part ini sedikit mellow,, tapi kok malah di hancurin sama RioIfyCakkaViaAgni ?? -,- Dasar para pengganggu suasana ._.V
>>> 

Iel berjalan ke taman itu lalu duduk di sana. Menutup matanya sejenak lalu membukanya kembali. Menatap bintang bintang dan menenangkan pikirannya. Andaikan disini ada Silvia yang bisa menenangkan pikirannya…Tapi…………
Iel Tersenyum menatap bintang dan merentangkan tangannya seperti yang Silvia lakukan dulu.

“Sil? Apa kamu ga bosen di atas sana? Apa kamu ga kepengen turun dari sana? Aku kangen banget sama kamu… Dan aku sangat butuh saran dari kamu sekarang ini…”Tutur Iel pada bintang bintang seolah bintang itu merupakan Silvia yang sedang menatapnya dari langit.

Setelah merasa cukup tenang Iel berdiri lalu pergi kearah yang berlawanan dari saat dia datang. Langkahnya terhenti ketika mendapati seseorang yang sedang duduk diam sambil membendamkan kepalanya ke bawah. Iel tersenym tipis lalu duduk di sebelah gadis itu.

“Udah selesai nenangin dirinya?”Tanya Iel sambil memandang lurus kea rah bintang bintang. Gadis yang memang tidak menyadari keberadaan Iel terkaget dan mendongakan kepalanya.

“Kak? Dari mana lo…”Iel langsung memotongnya.

“Bintangnya indah banget ya Shill…”Kata Iel tak mengalihkan pandangannya sedikiktpun dari bintang bintang.

“Ia…Indah banget”Kata Shilla ssambil tersenyum pahit.

“Tapi apa bintang itu akan indah kalau terus di hiasi air mata?”Kata Iel, Shilla semakin bingung.

“Maksud kakak?”

“Gak papa… Lo udah kan nenangin dirinya? Kalo udah, nyokap lo nunggu tuh di rumah.”Kata Iel

“Kak,,”

“Kenapa?”

“Papa dua hari lalu kritis kak…Papa koma…Gu…Gue takut…Gue takut kehilangan papa…Gue takut”Kata Shilla. Air matanya kembali mengalir.

“Lo gak usah takut Shill…Gue ada di sini… Gue selalu ada di sini buat nemenin lo. Lo gak akan sendiri hadapin itu semua. Ada gue, Alvin, Ify, Rio, Sivia, Cakka sama Agni yang akan selalu ada buat lo…”Kata Iel yang berusaha menenangkan Shilla. Shilla meletakkan kepalanya di bahu Iel.

“Thx ya kak”

“Yaudah, lo tunggu di sini bentar, gue beliin lo minum bentar”Iel berdiri. Shilla mengangguk.

>>> 

Alvin terus berjalan mencari Shilla. Di pikirannya sekrang hanya ada Shilla dan Shilla… Alvin terus berjalan hingga sampai ke sebuah taman. Ia menaikan sebelah alisnya melihat seseorang yang sedang duduk di rerumputan. Alvin berlari kea rah gadis itu.

Shilla yang mendengar langkah seseorang langsung menoleh kearah orang itu sambil berdiri

“Kak I…Kak Alvin?!”Alvin langsung memeluk Shilla dengan eratnya.

“Shilla,, Lo dari mana aja sih?”

“Maaf kak, gue…”

“Yaudahlah… Lo tau gakk Shill, gue tuh khawatir banget sama lo. Gue…Gue itu…sayng banget sama lo. Gu…Gue Cinta sama lo. Mungkin ini terlalu cepat bagi lo Shill,, Tapi… Would you be mine Ashilla?”Kata Alvin. Shilla kaget mendengarnya.

“Gu…Gue…”Seseorang yang memegang dua botol pocari sweat, menatap mereka(Shilla*Alvin) dan menggenggam kedua botol itu dengan sangat erat.

“Guuee…”


STOP!!!

Bersambung…

Kira kira apa yang akan di jawab Shilla?
Apa kah Iya? Atau Ennga?
Siapa orang yang menggenggam botol pocari sweat itu??

Saran sangat di butuhkan!!

Senin, 17 Januari 2011

For Love For Alssya(Part2)


For Love For Alssya(Part2)



Bu sarah, seorang pengelola panti asuhan yang menyelamatkanku dulu membawaku menaiki mobil.

Aku terdiam selama perjalanan. Aku hanya memandangi jalan yang ku lewati dari jendela mobil.

Di otaku masih terbayang dengan kata kata debo ‘SEMOGA’ yang masih membuatku bertanya tanya. Apa maksudnya?

Lalu mobil yang ku tumpangi berhenti. Aku merasa sangat asing dengan tempat ini. Bahkan aku tak pernah mengetahui tempat ini ada.

Sebuah gedung tua bertingkat 2 yang kusam dan terlihat sangat mengerikan dan berada di tempat yang sa.

Aku membaca papan nama tempat ini ‘Panti Asuhan Karunia’. Ini akan menjadi tempat tinggalku nantinya. Aku dan bu Sarah memasuki tempat itu.

“Ayo semuanya kesini dulu!”Panggil bu sarah pada 3 orang anak yang sedang bermain.

“Kenalin nih teman baru kalian namanya Alssya tapi bisa di panggil Ify”Kata Bu sarah kepada mereka, tapi kelihatannya mereka tidah tertarik. Mereka hanya melirikku sesaat lalu pergi. Aku teringat lagi akan Debo. Aku rindu sama dia.

Padahal belum ada sehari kami berpisah tapi aku sudah sangat merindukannya. Entah kenapa aku langsung memiliki perasaan yang sangat buruk akan terjadi padanya, tapi…mungkin pikiran itu harus ku buang jauh jauh.

Aku tak ingin memikirkan hal hal yang aneh.

Aku duduk di pojokan ruangan itu dan memendamkan kepalaku di antara kedua tanganku. Aku merasa sangat sendiri, gelisah,takut, dan sangat tak tenang.

Apa ini?? Kenapa aku begini??

***

Hari ini aku berkunjung ke rumah sakit. Dan aku bertemu dengan Debo.

“Hai Deb,,,”Sapaku. Ia menoleh ke arahku

“Hay Fy”Katanya sambil tersenyum. Tapi aku rasa ada yang janggal dengan senyuman itu, sangat berbeda. Tapi aku tak tau apa itu…

“Gue kangen banget sama lo Fy…”

“Iya, aku juga. Di sana aku gak punya teman. Habis gak ada kamu”

“Iya”Katanya pendek. Sifatnya sangat berbeda hari ini. Tapi kenapa??

>>> 

Ini adalah ke sekian kalinya aku datang mengunjungi Rumah sakit, tepatnya mengunjungi Debo. Aku merasa semakin hari ia semakin aneh.

Bibir dan wajahnya semakin pucat setiap aku pergi mengunjunginya. Ia sekarang lebih sering melamun dan diam, tak seperti dulu. Dia seperti berbalik dari dirinya yang biasanya…

Senyumannya sekarang berubah menjadi penuh kepahitan.

Semua yang aku lihat saat pertama kali aku bertemu dengannya kinii telah berubah.

Dirinya yang membuatku nyaman kini selalu membuatku khawatir dan penuh tanya akan dirinya.

Aku masiuk ke dalam ruang rawat Debo tapi ia tak ada di tempat. Lalu seorang perawat memasuki ruangan itu.

“Sus, Pasien yang di rungan ini dimana ya?”Tanyaku pada perawat itu.

“Oh, nak Debo tadi keluar sebentar. Adik temannya ya?”

“Iya sus, saya cari debonya dulu ya…” Aku pergi meninggalkan Ruangan itu dan menuju ke belakang Rumah sakit.

Aku mendengar sepertinya ada keributan di belakang rumah sakit, aku mempercepat langkahku menuju ke belakang rumah sakit, hingga aku berlari.

Perasaanku mengatakan bahwa Debo ada di sana…

“Ayolah Debo…jnscnghs…”Aku melihat seorang wanita parubaya dan seorang dokter sedang bicara pada……Debo? Tapi aku tak mendengar jelas apa yang mereka bicarakan sebenarnya. Tapi sepertinya mereka membicarakan hal yang sangat serius.

“Gak! Pokoknya Gak!”Bentak Debo yang kelihatannya penuh emosi.

“Tapi…”tanpa mendengar kelanjutan kata kata wanita paruh baya itu, Debo langsung pergi berlari…………ke arahku!

“Debo…”Gumamku saat dia lewat di depanku. Wajahnya kelihatannya kaget atas kehadiranku, dia langsung lari begitu saja dari hadapanku. Aku terpaku. Debo………

Apa yang terjadi? Kenapa dia pergi begitu saja? Apa ni ada hubungannya dengan kata ‘SEMOGA’ itu?? Sebenarnya ada apa? Debo?



Bersambung…

Tak Hanya Sebatas Mimpi(Part14)


Tak Hanya Sebatas Mimpi(Part14)




>>> 


#Istirahat


“Ify!”Panggil seseorang dari belakang

“Eh, kak Alvin. Kenapa kak?”

“Engga Fy, Cuma mau nanya.”

“Nanya soal apa?”

“Tadi malem lo pergi bareng Shilla??”

“Engga tuh kak, tadi malam gue dirumah aja tuh”

“Masa sih Fy?”

“Iya,”

“Beneran?”

 “Bener, Memangnya kenapa sih kak?”

“E…engga papa kok, kalo gitu gue duluan yah…”Alvin langsung kabur.

“Kak Alvin aneh banget sih…”Gumam Ify setelah Alvin pergi.

‘Ada apa ya?’Batin Ify sambil melanjutkan perjalanannya.

***

@Kelas


“Shill, tadi lo di cariin th sama kak Alvin”Kata Ify.

“Oh,,”Kata Shilla yang langsung memakai hedsetnya.

“Sama aja sama kak Alvin. Sama sama aneh. Satu spesies kali ya??”Kata Ify.

“Kenapa Fy?”Tanya Agni

“Nothing”Jawab Ify.

“Eh iya Fy, ajarin gue donk ngerjain yang ini gimana caranya?”Tanya Agni pada Ify.

“Yang ini? Kan udah di jelasin bu fara kemaren”

“Lupa”Jawab Agni lengkap dengan cengirannya.

“Dasar pelupa”

Agni : biasa ketularan sama penulis :P
Penulis : gue gak pelupa kok
Agni : Kalo gitu gue tanya, pemain cerbung ini ada berapa??
Penulis : Yaelah gitu doank,, semuanya tuh ada………………Ada berapa ya?
Agni : tuh kan pelupa…
Penulis : emang jawabannya berapa??
Agni : berapa aja boleee.. :P
Penulis : >…<””

***

“Shill!”Panggil Alvin. Shilla menoleh ke belakang lalu mempercepat langkahnya

“Shilla!!”Shilla terus mempercepat langkahnya.

“Shilla…!!”Shilla menghentikan langkahnya. Ia sudah tak dapat berlari lagi, karna tangannya berhasil di raih Alvin.

“Eh kak…Kak Alvin. Sejak kapan lo di situ kak?”Tanya Shilla gelagapan

“Lo ga usah pura pura lagi deh Shill”

“Pura pura apa??”Shilla tetap dengan tampang pura pura tak tau

“Sekarang lo jawab jujur”

“Tentang?”

“Semalem”

“Kenapa?”

“Kemana lo semalem?”

“Gue jalan bareng Via, Agni, sama Ify.”

“Jangan bo’ong”

“Gue gak bo’ong”

“Gue udah nanya Via, Agni sama Ify dan ga satu pun dari mereka yang bliang kalo mereka jalan sama lo tadi malem”

“…”Shilla terdiam sambil menunduk.

“Jawab Shill!”

“Bukan urusan lo!”Shilla menepis tangan Alvin dan langsung pergi. Iel yang melihat peristiwa itu terbingung sendiri.

‘Apa ini ada hubungannya dengan…’Batin Iel.

“Agrh!”Alvin pergi dari tempat itu.

***

Iel yang jalan jalan di belakang sekolah ngeliat seseorang yang kayaknya di kenalnya. Lalu Iel mendekat.

“Shilla?!”Iel kaget menemukan Shilla yang sedang…mengisap……sebatang Rokok.

“Kak Iel?!”Iel langsung merebut rokok yang di hisap Shilla dan membuangnya.

“Lo…sejak kapan lo…??”

“Sori kak…”Shilla memeluk Iel sambil mengeluarkan air mata. Akhirnya Iel luluh juga.

“Gue gak kuat nahan ini semua kak. Gue bukan Ify yang bijak. Gue bukan Sivia yang sabar. Gue bukan Agni yang tegar. Gue……gue Shilla kak. Shilla yang rapuh. Shilla yang ga akan bisa seperti Ify, Via, ataupun Agni.”

“Tapi Shill, lo seharusnya……”Shilla melepaskan pelukannya.

“Berbicara itu mudah tak seperti melakukannya”Kata Shilla penuh penekanan di setiap kata katanya. Lalu pergi begitu saja.

Iel masih terpaku di tempat. Tak dapat mengeluarkan satupun kata kata. ‘Berbicara itu mudah tak seperti melakukannya’Kata kata Shilla memang sangat benar…

***

Shilla berjalan tak tentu arah. Ia hanya menuruti kakinya yang  terus saja melangkah. Ia tak tau tempat apa saja yang telah ia lewati maupun dimana ia sekarang.

“Eh?!”Akhirnya Shilla sadar akan lamunannya

“Gue dimana nih?”Shilla menatap sekeliling. Tempat ini sama sekali tidak di kenali olehnya. Apa yang tadi ia fikirkan? Terus berjalan tanpa tau kemana dia akan pergi?

Shilla mengedarkan pandangannya. Ada seebuah café kecil di situ, lalu Shilla mendekat ke café itu.


Seakan menahan matahari 'tuk kembali
Melakukan hal yang tak mungkin

Menelusuri jalan pikiranmu saat ini
Membuat ku tak berhenti berpikir

Apa yang telah berubah sikapmu padaku

Oh adakah yang ku tak pernah tahu
Jika ada sesuatu yang membuatmu gelisah

Yang kau ingin katakanlah
Yang kau mau katakanlah padaku

Tak ingin kau merubah keadaan ini
Aku merindukan kamu yang dulu

Apakah ku harus meninggalkan semua
Kehidupanku semua yang tak kau suka
Apakah ku harus tak lagi menjadi diriku

Yang kau ingin katakanlah
Yang kau mau katakanlah padaku

Tak ingin kau merubah keadaan ini
Aku merindukan kamu yang dulu

Apakah ku harus meninggalkan semua
Kehidupanku semua yang tak kau suka
Apakah ku harus tak lagi menjadi diriku

Yang kau ingin katakanlah
Yang kau mau katakanlah padaku

Tak ingin kau merubah keadaan ini
Aku merindukan kamu yang dulu

Apakah ku harus meninggalkan semua

Kehidupanku semua yang tak kau suka
Apakah ku harus tak lagi menjadi diriku

Ku berikan waktu untuk berpikir

Cara mengatakannya padaku
Ku ingin kau tahu ku takkan berubah

Yang kau ingin katakanlah
Kau mau katakanlah padaku

Kau ingin katakanlah

Kau ingin katakanlah

Tak ingin kau merubah keadaan ini
Aku merindukan kamu yang dulu


Kamu yang dulu…


Shilla meneteskan air matanya. Tubuhnya kini bergetar. Seseorang di atas panggung café yang menyanyikam salah satu Drive(Katakanlah) itu sangat menusuk di hati Shilla.

Hatinya seakan teeriris. Shilla berlari dengan cepatnya. Berlari sejauh mungkin dari café itu dan berusaha menghilangkan segalanya dari pikirannya.

Lagu itu seperti memang di persembahkan khusus untuknya, Shilla memang tak melihat jelas siapa yang menyanyikan lagu itu tadi, tapi siapapun dia, dia sudah berhasil menjatuhkan air mata shilla lagi…

“Gak akan ada yang tahu. Gak akan ada yang mengerti. Dan gak akan ada yang pahami…”isak shilla seiring tangisnya.

>>> 

@Rumah Ify

Ify memandang Piano yang ada di depannya. Ia menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskan nafasnya lagi. Lagu ini memang baru di pelajarinya kemarin, tapi dia sangat ingin mencoba memainkannya. Ia memulai dari kunci D.

apa salahku kau buat begini
kau tarik ulur hatiku hingga sakit yang kurasa
apa memang ini yang kamu inginkan
tak ada sedikitpun niat serius kepadaku
katakan yang sebenarnya
jangan mau tak mau seperti ini

akhirnya kini aku mengerti
apa yang ada di pikiranmu slama ini
kau hanya ingin permainkan perasaanku
tak ada hati tak ada cinta
apa memang ini yang kamu inginkan
tak ada sedikitpun niat serius kepadaku
katakan yang sebenarnya
jangan mau tak mau seperti ini

akhirnya kini aku mengerti
apa yang ada di pikiranmu slama ini
kau hanya ingin permainkan perasaanku
tak ada hati tak ada cinta

akhirnya kini aku mengerti
apa yang ada di pikiranmu slama ini
kau hanya ingin permainkan perasaanku
tak ada hati tak ada cinta
akhirnya kini aku mengerti
apa yang ada di pikiranmu slama ini
kau hanya ingin permainkan perasaanku
tak ada hati tak ada cinta
apa salahku
Ify tersenyum masam setelah memainkan lagu ‘Apa salahku’ dari D’masiv itu. Memang sulit dapat menguasai satu buah lagu kurang dari 24 jam.

“Udah bagus kok Fy”Gumam seseorang di dekat pintu. Ify menengonk.

“kak Rio?”

“Cuma kurang di bagian yang ini…”Rio mendekat ke arah Ify dan duduk di sebelahnya. Lalu mulai memainkan tuts tuts itu dengan lincahnya..

akhirnya kini aku mengerti
apa yang ada di pikiranmu slama ini
kau hanya ingin permainkan perasaanku
tak ada hati tak ada cinta
apa memang ini yang kamu inginkan
tak ada sedikitpun niat serius kepadaku
katakan yang sebenarnya
jangan mau tak mau seperti ini

Ify menutup matanya. Serpihan nada yang hilang itu telah terdengar di permainan Rio. Mungkin Ify masihh harus belajar lagi.

“Ngerti Fy?”Tanya Rio. Ify mengangguk.

‘drrtt…drtt…’hp Rio bergetar.

“Bentar ya Fy…”Rioberdiri sedikit menjauh lalu mengangkat telfonnya. Ify melirik kea rah Rio. Entah apa dan dengan siapa dia sedang menelfon, yang jelas dari muka rio menunjukan ada sesuatu yang terjadi.

‘Drrrtt…Drrrtt…’Kini hp Ify yang bergetar. Ify sedikit melirik hpnya

‘Sivia calling’Lalu Ify mengangkat telfonnya.


“Halo?”

“Halo fy…”

“Kenapa Vi?”

“Shilla fy, Shilla…”

“Shilla kenapa?”

“Tadi mamanya nelfon katanya Shilla belum pulang sampai sekarang”Ify melirik jam, ‘jam 9’

“Memang Shilla kemana?”

“Itu dia fy, kita gak tau dia dimana”

“udah di telfon?”

“BBnya gak aktif fy,”

“Yaudah, lo ga usah panic. Gue coba cari Shilla”

“Kalo ada kabar kasi tau gue ya Fy”

“Iya” ‘Klik’Via meniutup telfonnya.

‘Shilla dimana??’Batin Ify bingung. Tak lama rio kembali.

“Fy, Keadaan Alvin parah banget. Dia tadi kebut kebutan hampir aja nabrak orang. Untungnya ada Cakka. Lo tau gak dia ada masalah apa sama Shilla?”Tanya Rio

“Emm,, gue gak tau kak. Tapi…Shilla”

“Shilla kenapa Fy?”

“Sampai sekarang Shilla belum pulang”

“Apa?!”



STOOP!!

Bersambung….

Hayoo?? Shilla kemana?
Ada masalah apa sih Shilla sama Alvin?
Apa Iel tau masalah mereka??

Maaf ya part ini kependekan,,
Tinggalkan komen, dan kasih saran ya…
Saran sangat dibutuhkan!!