My story

Wellcome to my blog\(>.<)/

Rabu, 21 Desember 2011

Thank you(Cerpen)


Thank you(Cerpen)



5 November 2007...

“Pagi Ify!”Sapa orang orang ketika aku lewat di koridor. Aku membalasnya dengan senyuman. Aku berjalan dengan baju putih abu abu, rok yang bebeapa senti diatas lututku, kauskaki putih sepuluh senti diatas matakakiku, dan sepatu hitam bercorak huruf ‘I’ yang berwarna biru. Warna favoritku.
“Pagi kakak”sapa beberapa adik kelas yang sebenarnya tidak kukenal.
“Pagi”Jawabku sambil tersenyum ramah. Setiap pagu aku memang selalu rutin melakukannya. Melewati koridor dan mendapat sapaan dari hampir semua orang menyapaku. Aku segera memasuki kelask XI ipa1. Sebagian orang orang dari dalam kelasku memang sudah dikenal hampir semua orang di SMK Tunggalika. Aku, Ify, Ify Saufika, adik dari Alvin Jonathan, dan merupakan gadis yang cukup...populer? bisa dibilang begitu, aku tak pernah berteriak teriak dan mengumumkan namaku, tapi orang orang mengetahui namaku, apa itu namanya populer? Mungkin.
“Pagi iyoo”Sapaku pada..ehem..teman sebangkuku.
“Pagi juga fy”Ia tersenyum.  Aku menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala, aku mengedus kesal. Aku ambil sisir di kantung bajuku dan kusisir rambutnya.
“Lo itu lebih bagus klo rambutnya di turunin kayak gini, dari pada hamburadul kayak tadi”Aku terus merapihkan rambut Rio.
“Gini kan bagus”Kataku setelah selesai merapihkan rambutnya dan duduk.
“iya iya, cerewet aah”katanya sambil mencubit kedua pipiku.
“sakit tau”aku mengelus kedua pipiku yang sedikit memerah.
Rio. Rio stevano, teman sebangkuku sekaligus sahabat terbaik untukku. Aku menyayanginya, ia pun begitu, kami sahabat. Sebenarnya aku ragu, ragu akan persahabatan kami yang ‘nampak’ sempurna itu. Karena ada perasaan lain yang muncul, sedikit demi sedikit mengendap, rasa sayang yang diberikan mulai memiliki maksud yang berbeda.

“Aku sayang kamu, lebih dari seorang sahabat, aku mencintaimu.”Hidupku berubah semenjak mendengar kata kata itu. Aku tau tak mudah untuk mengucapkannya, tapi tak mudah juga untuk menerimanya.
Rio menyatakan sesuatu yang telah kuduga sebelumnya. Yang kupikirkan saat Rio mengucapkannya hanyalah ‘persahabatan diantara kami’ akan rusak.
“Sudahlah, gue gak mengharapkan lo menjawab ‘itu’ tadi, kalau bisa lo lupakan juga gapapa. Tapi jangan pernah lo jauhin gue. Gue sayang sama lo, apapun yang terjadi”Rio membalikkan tubuhnya, aku tak tau apa yang harus kulakukan. Aku memeluknya dari belakang. Aku menangis, tetesan airmata jatuh. Aku menyembunyikan wajahku di tubuhnya. Tak satupun kata yang keluar dari mulutku, tak ada jawaban, amarah, makian. Setelah cukup tenang aku melepaskan pelukanku. Rio berbalik dan tersenyum padaku.
“Balik yok”Katanya. Semuanya menghilang, seakan kejadian tadi itu telah terhapus dari ingatannya, ia tersenyum. Aku membalas senyum itu.
“Ga ah, kita kebawah sana dulu ya... aaku capek, ngantuk”kataku sambil menunjuk sebuah pohon yang rindang. Rio menarik tanganku dan membawaku kesana. Kami duduk bersandar di batang pohon tersebut. Kusandarkan kepalaku kepada pundak Rio, Rio memejamkan matanya. Mengapa semuanya sangat dan begitu sulit? Aku tertidur. Tertidur dengan sangat lelap.
Samar samar ku dengar ‘Thank you’.
***
24 Juni 2008...

Yang ku pikirkan saat itu hanyalah persahabatan yang abadi, kehidupan yang terus penuh senyuman persahabatan. Aku merasa bodoh, sangat bodoh. Aku tak sedikitpun memikirkan tentan...perasaan.  Bukan perasaan rio, tapi perasaanku. Awalmya aku merasa, ini hanya arna terbawa moodku yang memang sedang kacau, tapi akhirnya aku mengerti. Sedikit perasaanku mengharapkannya, hatiku mulai luluh, tumbuh perasaan yang selama ini kutakutkan. Aku mencintainya.

“Iyoo!”Teriakku. Ku lihat Rio menutup kedua telinganya dengan tangannya. Aku berlarian kearahnya.
“Ga bisa apa datangnya  ga pake teriak teriak? Budek nih kuping gue!”Kata  Rio. Aku hanya melihatkannya cengiranku.
“Hehe.. Maaf deh, kenapa sih lo? Gue liat dari jauh ngelamun mulu.. Pasti ada masalah kan? Kalo ada masalah cerita donk!”Cerrocosku.
“Gak, bukan masalah besar kok fy, cuma..”Ucapnya terputus.
“Cuma apa?”Tanyaku gemas
“Cuma ini...”Rio menunjukkan sebuah surat. Aku mengambilnya dan membacanya. Aku terpaku. Surat ini, surat beasiswa untuk Rio dari ‘Arius college’ kuliahan yanng cukup bergengsi, seharusnya aku senang, memberi selamat pada rio. Tapi mengapa rasanya begitu sesak.  Aku akan masuk ke Kuliahan yang berbada dengan rio, untuk pertama kalinya, aku akan masuk ke suatu sekolah yang berbeda dan tak ada sosok seorang Rio.
“Congrat”Aku memeluk rio saat itu juga. Aku memeluknya, tetesan airmata kembali membasahi pipiku, mungkin air ata yang mengalir ini tak disadari Rio, dan kuharap ia takkan pernah menyadarinya.
“Thank you...”Ucapnya.
“Gua akan selalu ingat elo kok ify...lo...sahabat gue J sahabat terbaik gue J”Kata kata itu semakin menyesakkan dadaku. Lupakan IFY! LUPAKAN PERASAANMU! INI SEMUA SALAHMU! KAU YANG BODOH DAN EGOIS SEBELUMNYA! INI AKIBAT DARI PERBUATANMU! Hatiku berteriak senyaring nyaringnya.
***
9 Juni 2010...

Dua tahun kini telah berlalu, hidupku rusak! Hidupku hancur! Cobaan datang berterus terus, sakit dan air mata kini telah menumpuk, menggumpal di hatiku. Sudah setahun ini aku sering pingsan, kepalaku sakit, rasanya seperti mau pecah, sakit hingga aku tak dapat menahannya. Kira kira satu minggu lalu aku menerima berita kesehatanku. Aku menderita penyakit, penyakit yang cukup jarang, penderita penyakit ini hanya satu dibanding satu juta lima ratus ribu, tapi meski begitu aku menerima kenyatan bahwa aku menderita penyakit kronis ini. ‘tumor otak’ atau yang sering disebut ‘kangker otak’ dan sudah memasuki stadium tiga. Sakit rasanya mendengar itu semua, belum lagi dengan fonis para dokter yang mengatakan bahwa aku takkan bertaha lebih dari satu tahun.
“Ify, kamu ngapain disini”kokoku, ko alvin memasuki kamarku.
“Aku cuma liat liat kok, ko”
“kamu masih sedih ya,”
“gak kok”suaraku bergetar.
“Ify..”ko alvin sedikit mendesah.
“aku Cuma ga terima kak, aku gaterima seenaknya ‘orang orang itu’ mengatakan aku takkaan bertahan, emang mereka pikir mereka siapa! Mereka bukan Tuhan!”Kata kata itu dengan mudahnya keluar dari bibir pucatku.
“Makanya Ify yang kuat ya, Ify pasti bisa sembuh kok”kata ko alvin lirih. Aku berusaha tersenyum meski sangat sulit, senyum perih, hanya itu yang mampu ku berikan. Meski tersenyum air mataku tetap mengalir, selirih hatiku...
Dua hari yang lalu, aku mendapat email dari Rio. Dia memang kadang mrngirimiku pesan email, paling cepat dua minggu sekali. Ia mengirimkan fotonya dengan seorang gadis. Gadis itu berdagu lancip sepertiku, ia cantik, sangat manis, rambutnya panjang sepertiku, namanya Alssya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Fy, ini foto Alyssa, pacar gue. Cantik ga? Dia mirip banget sama lo fy, walau ga sebawel elo... hehehe.. eh iya, kenapa lo ga pernah ngebales email gue sih? Ga kangen sama sahabat lo ini? Pasti sibuk ya dengan buku novel yang dari kita sekolah dulu pengen lo buat? Kalo uda terbit jangan lupa kabarin gue ya ;D..dari sahabatmu rio,,(7 Juni 2010)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Beberapa saat aku tak bergeming membaca email itu. Rasanya sebuah pedang menusuk dadaku setiap mambaca kata ‘sahabat’. Aku memang tak pernah membalas email dari Rio. Setiap email yang ia kirimkan ga pernah lepas dari kata ‘sahabat’ dan itu sangat membuatku tertekan.
Buku yang ia bicarakan itu adalah buku karyaku, sudah seperti diaryku, dimana aku menceritakan kisah-kisah, yang beberapa unsurnya kuambil dari yang kualami dan sebagian besar merupakan hasil imajinasiku. Awal ceritanya penuh keceriaan, candaan, dan tawa. Tokoh itu seperti tak memiliki beban, berbohong, berpura-pura, semuanya selalu berjalan lancar, tapi tidak berakhir sampai disitu, mimpi yang hancur,kenyataan yang menyakitkan, kurasan airmata mulai muncul di ceritanya semenjak aku mengalaminya sendiri, demi menjaga ikatan persahabatan aku membuang cinta yang sebenarnya aku menghancurkan persahabatanku sendiri. Semuanya tak terjadi sesuai dengan yang diharapkan. Itulah dimana kehidupan itu dimulai...
***
15 Desember 2011..

 “Demi mempertahankan ikatan persahabatan.....”gumam Rio sambil menggenggam jari jemari gadis yang sedang terbaring dengan bibir pucat dihadapannya. Ify Saufika.
“membuang cinta dan menghancurkan persahabatan...”sambung Alvin di belakang Rio.
“Buku yang hebat fy”Rio menempelkan bibirnya di jari jemari Ify lalu melepaskannya.
“Mimpi kamu menjadi kenyataan fy, kamu memang penulis yang hebat, koko bangga sama kamu”kata Alvin sambil memegang sebuah buku yang cukup tebal, kira kira hampir melebihi empat ratus halaman, dengan cover berwarna biru.

Sekitar limabulan yang lalu, Ify menyelesaikan buku novelnya. Tepat saat ia mengsave datanya, ia terjatuh, tergulai di lantai kamarnya dengan bibir yang pucat dan badan yang lemas. Alvin yang baru menemukan Ify dilantai kamarnya sedikit melebarkan matanya.
“Fy...Ify...Jawab koko Fy!”Alvin sedikit menggoyangkan tubuh mungil Ify, lalu segera ditelponnya ambulan.
***
9 September 2011...

Satu minggu setelah Ify koma dan tak sadarkan diri, Alvin berdiam dikamar ify. Ia menatap laptop yang masih terbuka, mati karna kehabisan batrai, itulah posisinya seminggu ini. Perlahan, ragu, alvin mencucukkan carger laptop apple Ify. Setelah itu Alvin mengturn-on laptop tersebut. Ia sedikit terkejut menatap yang ada dihadapannya kini, terbuka sebuah file. Berisi 97page yang berjudul ‘Thank you’.Alvin membacanya. Sedikit terdiam setelah membaca halaman-halaman terakhir. Dan yang paling akhir.

Koko Alvin, mungkin saat koko membaca karya ify ini ify sudah berada di dalam keadaan tak sadarkan diri..atau mungkin telah pergi..entah ify akan kembali, atau pergi untuk selamanya..ify punya satu permintaan ko, tolong lanjutkan mimpi ify untuk menerbitkan karya ify ini, dan setelah itu tolong kabari Rio kalau bukuku sudah terbit.. _Ify_Thankyou... :)

Alvin langsung memprint data itu dan mengirimkannya pada penerbit, setelah itu Alvin menghubungkan laptop Ify dengan internet dan membuka e-mail Ify.
Disitu terdapat dua pesan baru masuk.

-------------------------------------------------------------------------------------------------
Ify, sori ya bulan lalu gue gak ngirimin e-mail ke elo. Gue sibuk soalnya, ini juga thx to alyssa yang bantu gue sampai sempat ngirim e-mai gue ke elo.. Gimana kabar lo sekarang? Tau ga fy, dari minggu lalu gue sealu mimpiin elo loh, kayaknya kangen..hehe..dari Sahabatmu..Rio(1 September 2011)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Ify.. tumben-tumbenan kan gue cepet gini ngirimin e-mai ke elo.. soalnya gue lagi gelisah, gatau kenapa gue takut terjadi sesuatu sama elo. Plis untuk kali ini bales e-mail gue, sahabatmu..Rio(6 September 2011)
--------------------------------------------------------------------------------------------------

Rio..batin Alvin. Lalu Alvin meng-klik reply
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Rio, ini gue kokonya Ify, Alvin. Ify satu minggu lalu masuk rs. Dia koma dan sampai sekarang dia belum sadarkan diri, bisa lo balik kesini? Sepertinya Ify sangat mengharapkan kedatangan lo..( 9 September 2011)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
***
Setelah pesan e-mail itu terkirim dan Rio membacanya, ia langsung memesan tiket untuk kembali ke Bandung yang paling cepat dan  berangkat ke bandung keesokan harinya. Saat itu tak ada yang dipikirkannya lagi, hanya Ify..Ify...sahabat terbaiknya..cinta pertamanya..cinta yang memiliki tempat khusus dihati Rio. Ify saufika.
***
16 Desember 2011..

Rio terus menemani Ify di ruang rawatnya sejak ia sampai di Bandung, hingga hari ini. Kini alvin dan Alyssa sedang duduk di kursi taman belakan rumah sakit. Jujur saja, sejak dulu, sebelum hingga sesudah alssya jadian dengan Rio, ia tau Rio mencintai Ify, Ify itu orang khusus yang juga sangat khusus dihatinya. Ia-alssya- memang sedikit cemburu dengan keadaan ini, bagaimanapun juga, ia adalah kaum hawa yang adamnya sedang bersama dengan gadis lain -yang memang ia cintai- bagaimana ia bisa tidak cemburu? Tapi, dalam keadaan sepeti ini ia tak pantas marah, jika ia marah maka ia akan memperburuk masalah yang ada..
Sedang kan Alvin, ia memandangi wajah Alyssa. Benar saja, wajah gadis didepannya ini sangat mirip 11/12 degan adik perempuannya. Lekukan-lekukan wajahnya, dagunya yang lancip, rambut panjangnya.. Benar benar seperti Ify. Tapi ada satu garis diwajahnya yang menunjukan rasa khawatir, sedih, marah, cemburu. Dan itu semua sangat jelas.
“Alyssa?”Dengan sedikit gugup alssya menoleh pada Alvin.
“Lo takut Rio direbut Ify?”Tanya Alvin dengan suara pelan agar Alyssa tak merasa tersinggung.
“Hahaha..Begitu jelas ya?”Terdengan tawa pahit yang sangat datar, lebih terdengar menyakitkan.
“Gue belum pernah dengar lo nyanyi, bisa lo nyanyi?”Kata Alvin sambil memandang ke depan. Alssya menghela nafas panjng lalu tersenyum dan memandang earah Alvin.
“Mau reques?”Tanya Alssya.
“Cinta kan membawamu kembali dari Dewa19, bisa?”Alyssa mengangguk, mengambil nafas panjang lalu mulai bernyanyi,

Tiba saat mengerti
Jerit suara hati
Yang letih meski mencoba
Melabuhkan rasa yang ada
Mohon tinggal sejenak
Lupakanlah waktu
Temani air mataku
Teteskan lara merajut asa
Menjalin mimpi hendak dan sepi sepi

Alyssa menghentikan nyanyiannya mendapati Alvin yang sedang melamun.
“Hey? Kak alvin?”Alvin sedikit kaget lalu menatap Alyssa. Bahkan dari suaranya, gadis didepannya ini sangat mirip seperti adik kesayangannya, mendengar Alyssa bernyanyi, ia merasakan De Javu yang maha dahsyat. Ify juga pernah menyanyikannya sambil bermain piano, beberapa minggu setelah kelulusan sekolahnya.
“Panggil koko aja”Ucap Alvin sambil tersenyum.
“iya, ko..”Ucap Alyssa agak kikuk.
“Masuk ke dalam yok,”Alvin berdiri dan Alyssa mengikutinya menuju keruangan Ify.
***
Alvin membuka ruangan Ify dan masuk kedalamnya bersama dengan Alyssa, mereka berdua terpaku. Rio menggenggam tangan Ify degan air mata yang berlinangan, stetoskop disebelah ranjang Ify menunjukan garis lurus yang panjang...
“Ify? Kok kamu gabangun bangun sih? Kok kamu tidur terus?”Rio berbicara dengan ify seolah ify masih berada di tubuhnya, ya, Ify telah pergi..
Alyssa menuntup mulutnya sambil menangis, Alvin menenteskan airmatanya sambil memandangi adiknya yang terbaring lirih, ingatannya bersama ify berputar dengan sangat jelas dipikirannya, bercanda, tertawa, menangis, semuanya. Saat ia sedih, Ify selalu bernyanyi sambil bermain piano untuk menghiburnya, dan kini sudah tiada lagi, Ify adalah satu satunya orang yang paling ingin dilindunginya, tapi kini?

“ga cape fy kamu merem terus? Kan gelap?”Rio terus berbicara, dan membuat Alyssa dan Alvin semakin terisak.
***
21 Desember 2011...

Terdengar dentingan tuts tuts piano yang dimainkan Alyssa, Hari ini, perkumpulan penggemar buku novel yang dibuat Ify berkumpul di suatu ruangan.  Untuk mengenang seorang gadis yang bernama ‘Ify Saufika’

dahulu kau mencintaiku
dahulu kau menginginkanku
meskipun tak pernah ada celaku
tak berniat kau meninggalkan aku

sekarang kau pergi menjauh
sekarang kau tinggalkan aku
di saat ku mulai mengharapkanmu

dan ku mohon maafkan aku
aku menyesal tlah membuatmu menangis
dan biarkan memilih yang lain
tapi jangan pernah kau dustai takdirmu
pasti itu terbaik untukmu
janganlah lagi kau mengingatku kembali
aku bukanlah untukmu
meski ku memohon dan meminta hatimu
jangan pernah tinggalkan dirinya
untuk diriku

sekarang kau pergi menjauh
sekarang kau tinggalkan aku
di saat ku mulai mengharapkanmu
dan ku mohon maafkan aku

aku menyesal tlah membuatmu menangis
dan biarkan memilih yang lain
tapi jangan pernah kau dustai takdirmu
pasti itu terbaik untukmu
janganlah lagi kau mengingatku kembali
aku bukanlah untukmu
meski ku memohon dan meminta hatimu
jangan pernah tinggalkan dirinya
untuk diriku..

Rio terdiam, tiba tiba terlintas di otaknya salah satu bagian di akhir novel yang dibuat ify. Entah mengapa kini ia merasakan hal yang sama seperti yang diungkapkan Ify dalam novelnya. Betapa hebatnya gadis itu..
***
Seandainya bisa, aku ingin terbang bersamamu dan burung-burung diatas sana. Aku ingin terus duduk bersamamu dibawah pepohonan. Aku ingin terus menggenggam jari jemarimu, berbagai rasa dan kehangatan.
Sayangnya, gravitasi menghalangiku. Putaran bumi yang menambah setiap detik di hari-hari kita, seperti lilin yang terus terbakar, tanpa terasa waktu kita tidak tersisa banyak. Semua terasa terburu-buru. Perpisahan pun terasa semakin menakutkan.
Aku rebah ditanah. Memejamkan mata kuat-kuat karna air mata yang menderas “aku masih disini”bisikmu selirih angin sore. Tapi aku tak percaya. Bagaimana jika aku membuka mataku nanti, kau benar-benar tiada?
***
tapi jangan pernah kau dustai takdirmu
pasti itu terbaik untukmu
janganlah lagi kau mengingatku kembali
aku bukanlah untukmu
meski ku memohon dan meminta hatimu
jangan pernah tinggalkan dirinya
untuk diriku..

Rio menutup kedua kelopak matanya, suara suara seolah terngiang dikepala Rio saat Alyssa menyanyikan ulang bagian akhir dari lagunya,

Terima kasih karna kamu telah mewarnai hari-hariku dulu, terima kasih karna kamu telah menjadi orang yang sangat berharga didalam hidupku, terima kasih karna kamu mau menjadi sahabat terbaik yang aku punya, terima kasih karna kamu telah membuatku mengerti arti cinta, terima kasih karna kamu telah mengajariku rasa sakit, terima kasih karna kamu menjaga gadis yang kini disisimu, jangan pernah tinggalkan dirinya, untuk diriku..Rio...
Thank you..

 THE END


Rada ga nyambung, maksa banget ini cerpennya ._.v  wkwk, komen dong bisa lewat chat, facebook : Sintia Dewi Dharmaputri atau Twitter @sintiasintia21

Sabtu, 17 Desember 2011

For Love For Alyssa(Sinopsis)

kalau ada yang ingat, cerita ini pernah aku post dulu di sini, tapi belum dilanjutin, ini aku ulagin.. happy reading :3

For Love For Alyssa(Sinopsis)


Ia, yang menjalani kehiupannya yang penuh dengan penderitaan dengan segala kekurangannya. Di benci oleh sekelilingnya, walau ia tak pernah berbuat salah pada mereka. Selalu di rendahkan. Itulah yang ia rasakan. Seorang anak yang bernama Alyssa Saufika. Sejak lahir ia tidak pernah di akui sebagai anak dari kedua orang tuanya, hingga ia di buang dan tinggal di sebuah panti asuhan selama beberapa tahun. Lalu, karna sesuatu…, ia sekarang harus menggunakan tongkat untuk  berjalan. Saat ia mulai putus asa atas kehidupan yang ia jalani, akhirnya dia diadobsi oleh sebuah keluarga sederhana dan memiliki sebuah keluarga yang baru. Kehidupan yang ia rasakan mulai berubah dari hari itu. Tapi ternyata, satu kenyataan lagi yang harus di hadapinya, karna kakak angkatnya ternyata sangat membencinaya karna sesuatu, Lalu ia mengenal seseorang yang sangat perhatian dan baik padanya, tapi… Bagaimana kisah yang akan ia jalani?? Apa yang membuat kakak angkatnya sangat membencinya?? Apakah Alyssa akan menemukan kebahagiaan sejatinya di dalam kisahnya??

***
  
kasih komentar dan pendapatnya ya, lagi kekurangan ide nih friends --"

Rabu, 07 Desember 2011

Andai dia tahu

Asiik cerpen super pendek, kali ini yang paling pendek! Soalnya lagi stres -_-"

Cekidot!



Andai dia tahu


PLAK!
Tanganku masih menggantung di udara. Terasa tebal, lama-kelamaan terasa panas di telapaknya. Bergetar. Bukan hanya tangan, tapi tubuhku seluruhnya bergetar. Ada air yang mendesak keluar dari sudut mataku. Tiba-tiba tanganku menggenggam dan satu telunjuk kuarahkan tepat di depan hidungnya.
"Jangan pernah kamu kecewakan dia,"kataku dengan suara tertahan karena menahan gejolak di dada yang sulit untuk dibendung. Aku pun berlari meninggalkan kelas 3IPS1, tempat kejadian berlangsung. Tak kuhiraukan lagi pandangan heran sekaligus takjub dari teman-teman yang mengetahui peristiwa tadi.
Ya..aku..ify..aku telah menampar seseorang yang cukup terkenal disekolah ini, SMA Harapan. Dia seorang vokalis group band dan sekaligus senior panjat tebing. Dia yang lebih memilih jurusan IPS meskipun sebetulnya dia mampu untuk masuk kelas IPA. Berbeda denganku yang memang sangat mencintai IPS dan Bahasa Inggris. Dan aku dulu sempat ge er bahwa dia memilih jurusan IPS karena aku pun mengambil jurusan itu.

Kami pun dekat, lapangan basket sekolah, perpustakaan, dan dinding panjat tebing yang dibangun di depan aula sekolahku menjadi saksi kedekatanku dengan sesosok mario, rio. Dan ada satu hal lagi yang membuat kami merasa senasib, karna kami sama sama berasal dari keluarga broken home. Karna kondisi inilah, ia sering sekali pergi minum minuman keras untuk menenangkan pikirannya. Aku selalu berusaha mengingatkannya, tidak dengan seriustapi dengan bercanda sebagaimana gayaku ketika ngobrol dengannya. Menghilangkan nervous lebih tepatnya, karena selalu saja ada getar itu saat aku di dekatnya.
Kedekatan itu terbangun begitu saja. Saat aku memainkan piano sambil mengalunkan suaraku ia memandangku kagum dengan matanya, yang mampu membuatku meluluh. Meski ia menyandang gelar sebagai 'anak berandal' karena sering minum minuman keras, tetap saja, itu tak bisa menyembunyikan pesonanya yang membuat banyak siswi di SMAku jatuh hati padanya.
Dia tahu itu. Tapi aku ragu dia tahu apa yang kurasa tentangnya. Aku tak bisa dan tak terbiasa mengungkapkan isi hati. Bukankah itu menjadi 'kewajiban' cowok untuk mengungkapkan isi hatinya lebih dulu?
Aku suka dengan cewe cuek dan cerdas seperti kamu, dia pernah mengatakan itu. Bisakah itu dijadikan indikasi untuk melangkah lebih? Entahlah.
Statusnya yang tak pernah dekat dengan cewek manapun kecuali aku yang mengaku sahabatnya, membuka peluan cewek lain untuk menginginkan dia menjadi kekasihnya. Aku sendiri tak menyangka bahwa saudaraku sendiri ternyata memiliki selera cowok yang sama denganku. Karena kepandaianku menyembunyikan perasaan, sepupuku menganggapku hanya bersahabat dengannya. Sikap cueknya ternyata membuat sepupuku itu makin menggilainya. Dan malam sebelumnya, sepupuku datang khusus menemuiku untuk mengatakan bahwa betapa ia mencintainya. Itulah yang menjadi tragedi penamparan tempo hari.

Hingga kelulusan SMA, kami tak lagi sedekat dulu. Peristiwa itu menciptakan jarak diantara kami. Kulihat dia sempat dekat dengan sepupuku itu, tapi tak bertahan lama. Ia hanya ingin mengabulkan permohonanku untuk tidak mengecewakan saudaraku, shilla. Tapi aku tahu itu bertentangan dengan hatinya. Aku tahu cewek seperti apa yang bisa menarik hatinya. Pada saat yang sama, aku benar benar tak tahu mengapa ia tak pernah mengungkapkannya, ah, rio..
Tak tahukah ia apa yang kurasa? Tak mengertikah dia aku butuh kepastian untuk menahanku tetap tinggal di kota ini selepas SMA. Tamparan tempo hari kulakukan demi menyadarkan dirinya. Hey...ada aku disini. Tapi ternyata itu tak cukup mempan untuk membuatnya melangkah lebih dari yang selama ini kami punya.

SMA Harapan Bandung, akhirnya aku harus pergi darimu dan dari orang yang selama ini menghuni hatiku dan hari hariku. Kupandangi setiap sudut, lapangan basket, ruang kelasku dulu, ruang musik, tak dapat kulupakan tatapanmu yang telah meneduhkan hatiku dulu..
Aku akan pergi, membawa rasa ini entah sampai kapan. Selamat tinggal untuk seseorang yang bahkan hingga detik. Aku melangkahkan kaki meninggalkan semua kenangan ini, tetap terukir indah dihati.
Ah....andai dia tahu.

-The End-

Tinggalkan jejak :D

Sabtu, 19 November 2011

BLINK

BLINK

Gatau BLINK? NDESO!!

BLINK itu Girl Band yang penuh kualitas. Blink terbentuk tanggal 23 Juli 2010
BLINK, singkatan dari Beautiful, Lovely, Impressed, Nice, Kindly.
BLINKterdiri atas 5 personil:

1. Alyssa Saufika Umari(Ify), dia adalah finalis Idola Cilik
Twitter Ify Blink :
@ify_blink
atau
@ifyalyssa
Walau pemalu, Ify itu multi talent, cantik, suaranya ngejazz kereen banget, bisa main piano, gitar, dan lain lain.
Saat ify meng-cover 'Cinta kan membawamu kembali' dan 'Because you loved me' itu kereen banget! Yang penasaran bisa liat di youtube..

Fans ify: IFC(Ify Fans Club)

2. Sivia Azizah (Sivia/Via), Dia adalah finalis Idola Cilik 1.
Twitter Sivia Blink :
@SiviaBlink
atau
@azizahsivia
Selain cantik, Via punya suara yang kayak bidadari, kereen bangeeet! Walau orangnya itu paling nyablak kayak ponori yaa XD wkwkwk!

Fans Via: SiviaHolic

3. Ashilla Zahrantiara(Shilla), dia juga finalis Idola Cilik 1

Twitter Shilla :
@AshillaBlink
Shilla cantik, suaranya baguus, dan ngefans berat sama Justin bieber! Shilla itu narsis banget(suka foto foto), shilla juga selalu nyempetin buat nyapa fans-fansnya di akun twitternya.

Fans Shilla: Shivers(ShillaLovers)

4. Agatha Pricilla(Pricil), Dia adalah pemain Drama Musikal Laskar Pelangi.
Twitter Pricil :
@PricillaBlink
dan
@agthpricilla

Pricil itu cantik, sering dijuluki barbie. Suaranya bagus, bisa main gitar. Pricil juga ngerep di video Blink covering Price tag.

Fans Pricil: Pricilicious

5. Febby Rastanty (Febby), pemain sinetron Eneng dan Kaos Kaki Ajaib
Twitter Febby :
@FebbyBlink

Febby ini cantik banget, suaranya juga bagus. Dan jago dance. Febby juga pernah ikut lomba dance di korea(kalo gasalah).

Fans febby: Febbies


Bedanya BLINK sama GB lain:
1. BLINK itu lebih ngutamain vocal daripada dance, tapi tetep ada dancenya.
2. BLINK itu jaraang bangeet LIPSING saat on-air!

Single pertama Blink berjudul "Sendiri Lagi" mendapat banyak tanggapan positif dari masyarakat. Belum lagi dengan videoclipnya yang lucu banget. Dan kini mereka mengeluarkan 1 single lagi yang berjudul "Putih Abu Abu".

Fans Blink: BlinkStars
Twitter resmi: @BlinkOfficial

-maaf ga disertai foto mereka, karna di post lewat hp, tapi gambar mereka bisa dicari di google kok. Tertanda, sintia^^V-

Jumat, 04 November 2011

kenangan

kenangan(puisi)


Sering kulangkahkan
Semudah kutangkapkan
Serasa sulit kujabarkan

Apa kamu tahu, kalau diam-diam aku menyimpan harapan?
Yang kini mencairkan angkuhku jika teringat kehangatanmu itu
Hingga dapat menggoreskan warna pelangi diantara hatiku yang bisu
Haruskah ku mengaku semua rasaku
Seakan mungkin terbalas cintaku

Seperti embun cerminku yang jelas terhapus waktu
Dan kini kutatap temangu diantara relungku
Bagaimana kupaparkan rasa ini
Sedangkan aku belum tau pasti apa uyang kurindu darimu

Mungkin suara bising
yang meresahkan tidurku
Atau kesejukan kisah lalu
yang masih menyeruak dari nafasku
Juga likuan jalan yang membuat pegal kakiku
Dan gemercik hujan yang membuat bocor atap rumahku

Atau aku rindu,rindu yang telah pergi jauh dariku
Angin, suara bising, jalan, rumahku
Dimana dulu aku selalu menggerutu dan kini kuakui
Kau dan waktu yang berlalu telah mengubahku
Mengajariku waktu yang telah mengubahku
Mengajariku sebuah arti yang dahulu kumiliki
Untuk bisa memahami dan menghargai
Serta untuk dicintai atau juga patut disyukuri
Sebuah kenangan tempatku berdiri

Minggu, 23 Oktober 2011

Cahaya Seusai Hujan

Satu cerita pendek buat #Anniv1StRFM lagi ah XD
Tapi ini pendek banget, kritik dan saran ya :D




Cahaya Seusai Hujan


Rintikan hujan turun sepanjang hari ini, aku duduk di depan jendela kamarku. Aku merasakan rasa rindu yang menyelubungi hatiku, aku merindukan sahabatku, Rio. Waktu begitu cepat berlalu, kita sudah menginjak kelas XII, dan akan lulus, dan berpisah? Betapa menyakitkannya membayangkan semua itu. Hujan deras yang mengguyur bumi semakin membuatnya pilu. Deru angin sesekali menghempias jendela kamarku. Rio..mengapa aku begitu enggan untuk menjalankannya? Perpisahan yang nantinya akan menerja?

***
Pagi itu sangat sejuk, bahkan boleh dibilang sangat dingin. Beberapa minggu ini bandung memanglah sangat dingin.
"Pagi nona manis!"Seseorang menyapaku. Sesosok wajah yang tak asing lagi bagiku sekitar enam bulan lalu. Ia baru saja turun dari mobil papanya. Mata indahnya berbinar binar ketika mendekatiku bibirnya melukis seulas senyum, hingga jantungku ikut berloncatan menari-nari. Tenang Ify, ia sahabatmu, bukan kekasihmu. Tepisku cepat saat itu.
"Pagi juga.."Jawabku kemudian. Oh, teman sebangkuku itu sangat tampan. Tak salah, bila sejak kepindahannya kesekolahku, selalu diincar gadis-gadis cantik.
"Kedinginan yo? Belum tahan juga dengan udara kotaku?"Tanyaku mencoba memecah hening yang tercipta sejenak.
"Ya. Untung ada senyum manis yang menghangatkan pagiku"tukasnya sedikit menggigil. Kulihat kau menautkan kedua tanganmu, dan menggosokkan-gosokkan pelan.
"Ih, pagi-pagi uda gombal aja,"balasku cepat. Duh, kenapa jadi GR ya?
Lalu kami pun beriringan menuju kelas. Melewati pohon beringin tua dengan akar gantung yang menjuntai ke tanah. Hmm.., sejuknya. Bunga-bunga di taman sekolah mulai bermekaran, menyambut mentari yang muncul pelan ke penjuru persada. Seperti gadis remaja yang malu bertemu kekasihnya. Beberapa siswa sudah berdatangan. Kulirik jam tanganku, pukul 6 lewat 10 menit. Masih terlalu pagi. Tapi sekarang hari senin, waktunya upacara bendera.
Kelasku berada agak jauh dibagian paling ujung, setelah melewati ruang demu ruang, nuansa dinding bercat biru menambah cerah sekolahku. Sampai dimulut pintu, bel masuk tanda upacara pun berbunyi. Kami segera berhamburan ke lapangan upacara. Tiba-tiba kurasakan nyeri diperut. Makin lama makin sakit. Selanjutnya aku tak tau apa yang terjadi. Pada saat membuka mata, kulihat ruangan yang serba putih dan aroma obat yang menyengat. Aku tergolek di UGD Rumah Sakit. Kata pak Atok aku pingsan hampir satu jam. Dokter memeriksaku dengan intensif. Setelah selesai beliau memberi resep untuk ditebus ke apotek. Ruangan kami kembali sepi, karna pak Atok menghubungi orang tuaku. Tinggal aku ditemani Via dan Rio..
"Ify? Kamu sudah sadar?"Pedar-pedar bahagia terpancar dimata Rio, melihat aku sudah siuman.
"Minutm dulu tehnya. Sini aku bantu.." Rio mengulurkan gelasnya padaku, dan membiarkan aku minum beberapa teguk. Tiba-tiba tanganku gemetar, dan gelas itu hampir terjatuh. Dengan sigap, rio menangkapnya. Saat itu tanganku dan tangan rio tak sengaja saling bersentuhan.
Entah apa yang difikirkan Via? Ia tersenyum simpul, sembari berdehem menggoda Rio. Dengan buru-buru kutarik tanganku. Pipiku terasa panas karena malu.
***
Petir menyambar halaman samping rumahku. Aku tersentaj dari lamunan. Rio, kau begitu baik. Kau sahabat paling menyenangkan. Namun kebaikanmu makin lama makin menyakitiku. Tanpa kusadari hatiku pun terbawa olehmu. Kedekatan kita setiap hari, menimbulkan buih-buih rindu. Akankah seperti buih di lautan yang hilang dihempas gelombang?
Kuintip hujan tirai jendela. Masih menyisakan gerimis kecil bercampur angin semilir. Dingin merambati tubuhku, juga hatiku. Tiba-tiba aku teringat sweater cokelat bergaris horizontal, pemberian Rio pada hari ulang tahunku.
'Aku menabungnya dengan uang jajanku selama satu bulan untuk membeli ini, pakailah fy..'
Kudekap erat jaket itu sepenuh hati. Seperti ada sesuatu yang mengiris hatiku. Beginikah rasanya rindu? Dari arah depan, kudengar seseorang mengetuk pintu. Kuseret langkah yang terasa berat sambil menyusut air mata. Saat pintu kubuka, sebuah senyum mengambang dihadapanku. Mengenakan kemeja bermotif kotak setengah lengan, serta celana jins biru membalut tubuhnya.
Aku terpana sejenak.
"Rio..liburan belum habis, kamu sudah datang?"Tanyaku bodoh.
"Tak bolehkah aku merindukan sahabatku? Berjauhan denganmu sangat membosankan. Aku merindukan nona manisku.."
Aku tak bisa berkata-kata lagi. Kulihat cayaha berkilauan di bening matanya. Cahaya rindu yang kuinginkan selama ini. Langit pun menjadi terang seusai hujan. Seterang hatiku yang bercahaya..

The End

Selasa, 18 Oktober 2011

Buku Lama..

Buku Lama..

(RIFY STORY WRITING#Anniv1stRFM)

 

 

Pernah kah kau mengingatnya?

 

Aku menyentuh tuts-tuts didepanku. Terdengar not-not yang saling berhubungan ditelingaku. Perlahan, aku sedikit mempercepat pergerakan jari-jariku. Alunan-alunan yang begitu lembut, mengalir begitu saja membentuk lagu symphony Schubert. Aku menghentikan gerakan jariku diakhir lagu. Kelopak mataku terbuka. Aku melihat sekeliling. Hampa, hanya ada aku sendiri diruangan ini. Apa tadi malam aku bermimpi lagi? Sepertinya itu semua mimpi. Berharap sesosok sabahat yang kurindukan kembali? Datang dan tersenyum lagi padaku? Mungkin ia kini sudah terlalu sibuk dengan kehidupannya yang baru. Kurasa cukup mendengar ia bahagia, ia tersenyum dilayar telivisi.

Aku menyentuh tuts-tuts itu kembali, merasakan nada-nada indah mengalun, seperti menari-nari, membentuk symphony. Jariku sedikit bergetar, kutumpahkan segala emosi, curahan hati, serpihan kerinduanku di setiap tuts yang kutekan. Nada-nada yang sederhana, tidak istimewa tapi berbeda.

 

‘Tek’Suara pintu itu menyadarkanku.

“Maaf non ify bila saya mengganggu?”Kata Bi Minah dengan nada sedikit tidak enak.

 

“Ga papa kok bi, ada apa ya?”Tanyaku tanpa mengubah posisiku.

 

“Ini non, bibi cuma mau ngasih surat yang tadi di antarkan kesini”

 

“Taruh di meja aja bi”Ucapku, Bi Minah menaruh beberapa lembar surat diatas meja.

 

“Saya permisi dulu non”Bi Minah keluar. Aku  menghela nafas panjang lalu menggerakan kursi rodaku menuju setumpuk surat yang diletakkan diatas meja tersebut.

Aku, Alyssa Saufika yang biasa dipanggil Ify. Aku terlahir seperti anak lainnya, tapi saat berumur 7 tahun aku mengalami kecelakaan yang membuatku duduk dikursi roda hingga kini.

Perlahan ku teliti surat-surat itu, tak ada, tak ada surat darinya..Tunggu dulu? Apa itu? Sebuah surat jatuh dari tangaknku ke pangkuanku, aku mengambil surat tersebut dan membukanya.

***

Kertas-kertas yang telah kusam

 

 Seorang gadis dengan seragam putih abu-abu membaca buku sendirian diatas kursi rodanya, tiba-tiba bukunya direbut.

“Hei itu bukuku!”Ucap gadis itu, Ify.

 

“Kenapa emangnya? Lo mau ambil ini? Ayo ambil..”Gadis yang merebut buku ify itu memegangi buku ify didepan wajahnya sehingga ify tak dapat meraihnya.

 

“Please mi, balikin bukuku”Kata Ify dengan nada sedikit memohon. Gadis itu, Misya, semakin tertawa.

 

“Kenapa? Ga bisa ngambil ya? Oh iya gue lupa lo kan CACAT, hahaha”Ify sedikit menunduk.

 

‘Tak’ Seseorang merebut buku itu dari tangan Misya.

 

“Yaampun Misya, kenapa sih lo itu selalu aja ngegangguin Ify?”

 

“Bukan urusan lo yo”kata Misya pada Rio.

 

“Apa jangan-jangan lo iri lagi sama Ify?”Kata Rio.

 

“Iri? Please deh yo, masa gue iri sama si Cacat itu?”

 

“Jaga omongan lo, kalo bukan iri apalagi?”

 

“Serah lo deh”Misya memutuskan untuk tidak berurusan lebih panjang dengan Rio dan pergi.

 

“nih fy, buku lo”Rio memberikan buku itu pada Ify.

 

“Thanks yo”

 

“Udahlah fy, gausah sedih gitu, kan ada gue! Sahabat lo yang akan selalu ada buat elo!”Kata Rio sambil menunjukan senyum ramahnya, perlahan senyum terukir diwajahku.

 

“Iya yo”

***

Pagi itu ulang tahun Ify ke 17.

 

“Hari ini gimana kalo kita ngerayain ultah lo di cafe fy? Pulang sekolah.”Kata Rio

 

“Yakin yo?”Ify sedikit ragu.

 

“Pasti! Gue janji deh”Dua remaja itu melingkarkan kedua jari kelingking mereka.

 

“Janji kelingking”ucap mereka bersama lalu tertawa bersama.

***

Kumpulan kertas-kertas yang mengisahkan cerita

 

“Mario, apa kamu baru menciptakan lagu ini?”Tanya seorang wartawan pada Mario, atau yang lebih sering dipanggil Rio.

 

“Engga, saya menciptakannya dulu saat masih SMA”kata Rio sambil tersenyum.

 

“jadi pengen dengar, bisa kamu nyanyikan sedikit?”

 

“tentu,” “Semoga dirimu disana kan baik-baik saja untuk selamanya disini aku kan selalu rindukan dirimu”Suara yang sangat lembut itu mengalir begitu saja dari mulut Rio. Entah mengapa lagu itu membuatnya termenung sejenak.

 

“Oh iya, lagu itu terispirasi dari siapa nih?”

 

“...Dari sahabat baikku,”

 

“Wah, RISE pasti ga sabaran nonton konser kamu dua bulan lagi..ya kan mario?”

 

“Eh, iya, jangan lupa nonton ya dua bulan lagi”Rio embali menunjukan senyumnya. Pikirannya tidak konsen akhir-akhir ini. Hingga wawancara selesai rio kembali ke kamarnya dan menghempaskan tubuhnya. Tanggal berapa nih? Pikirnya sambil melihat Blackberrynya. 23 Oktober? Rio memejamkan matanya.

***

Memori tentang masalalu

Yang mungkin sudah tak kau ingat lagi

 

Ify menggerakan kursi rodanya kearah rio yang sedang tersenyum kearahnya. “Ifffyy!!”Rio melambai-lambaikan tangannya, Ify tersenyum kecil sambil menjalankan kursi rodanya.

 

“sudah siap tuan putri?”Tanya rio.

 

“Kok tuan putri?”

 

“Gapapa kan?”

 

“iyaiya”Ify mengangguk-ngangguk.

 

“Yaudah yok, nanti kesorean”Rio mendorong kursi roda Ify yang tersenyum penuh kebahagiaan.

 

“RIOOO!”Rio menghentikan langkahnya dan berbalik, sosok Alvin muncul disana.

 

“Kenapa vin?”Tanya Rio

 

“kontes pencarian bakat itu dipercepat, hari ini..limabelas menit lagi”Kata Alvin yang membuat Rio sangat terkejut.

 

“Tapi..”Rio sedikit melirik Ify.

 

“Tapi kenapa lagi sih yo?”Alvin sedikit sebal. Ify melirik kearah Rio lalu sedikit menunduk. Ify tau, kontes pencarian bakat itu telah ditunggu-tunggu oleh Rio,  sudah lama ia berlatih untuk kontes ini. Apa Ify akan rela membiarkan sabahatnya ini membuang mimpinya hanya demi dirinya semata?

 

“Tapi..gue sudah..”

 

“Rio akan pergi”Potong Ify. Rio menoleh pada sahabatnya itu.

 

“Ify?”

 

“Kamu pergi kan yo ke kontes itu? Kamu akan memenangkannya kan?”Ify menatap Rio dengan senyuman yang terukir diwajahnya.

 

Meski sedikit ragu Rio tersenyum,

“Yaudah, kalo gitu aku pergi dulu ya fy, aku janji bakal datang nanti tanggal 24 Oktober!!”Ucap Rio sambil pergi meninggalkan Ify.

 

Ify diam ditempatnya Aku akan menunggu yo, sampai tanggal 24 Oktober batin Ify.

***

Ingatkah kau? Buku lama yang kau tinggakan

 

Empat tahun lamanya aku terus menunggu, ini sudah keempat kalinya ’24 Oktober’ berlalu. Aku diam menatap surat didepanku. Apa kau sedang bermimpi alssya? Perlahan kubuka amplop surat itu.

 

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ify,

Aku akan datang, ingat kah? Aku berjanji akan datang, 24 Oktober..

Aku harap kamu ingat..

Semoga dirimu disana kan baik-baik saja..untuk selamanya..

Disini aku ‘kan selalu Rindukan dirimu..wahai sahabatku..Rindukan dirimu..

 

Sahabatmu,

Rio J

------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Benarkah ia yang mengirimkan ini? Tapi ini sudah tanggal 24 Oktober. Apa ia hanya berbohong padaku? Apa ia tak datang lagi?

Aku berjalan dan duduk di depan pianoku.

Aku menekan tuts-tustsnya.

 

Semoga dirimu disana kan baik-baik saja..untuk selamanya..

Disinii..

 

Aku menghentikan nyanyianku, tak sanggup melanjutkannya, airmataku mulai meetes.

 

Disini aku kan selalu rindukan dirimu..Wahai sahabatku..

 

Suara itu? Aku berbalik dan benar sosok itu, Rio, sahabatku. Rio berlari kearahku, sedikit berjongkok dan memelukku. Seketika aku tau, aku sangat merindukannya, sangat amat merindukannya, sahabat terbaikku, Rio. Rio melepaskan pelukannya.

 

“maaf fy, gue gapernah datang, ini sudah empat tahun lamanya dan gue...”Aku menempelkan jari telunjuku ke bibirnya.

 

“Kamu tau? Aku ini ‘buku lama‘ yang selalu mengharapkan kedatanganmu, buku lama yang berharap kau membukaku seperti dulu,tapi? Hei, aku ini hanya buku lama yang berisi kertas kertas kusam, tidak menarik dan aku ini hanya buku lama yang merindukan sahabatnya.. ”Rio kembali memelukku.

 

“Dan kau tau? Kau adalah buku lama yang selalu berada dihatiku, sahabatmu..”bisik Rio.

 

 

***

Kini aku menekan tuts-tuts pianoku, tersenyum dan menyanyi bersama sahabatku, Rio.

 

berjanjilah wahai sahabatku

bila kau tinggalkan aku tetaplah tersenyum

meski hati sedih dan menangis

ku ingin kau tetap tabah menghadapinya

 

bila kau harus pergi meninggalkan diriku

jangan lupakan aku

semoga dirimu di sana 

kan baik-baik saja untuk selamanya

di sini aku kan selalu rindukan dirimu

wahai sahabatku

 

berjanjilah wahai sahabatku

bila kau tinggalkan aku tetaplah tersenyum

meski hati sedih dan menangis

ku ingin kau tetap tabah menghadapinya

 

bila kau harus pergi meninggalkan diriku

jangan lupakan aku

 

semoga dirimu di sana 

kan baik-baik saja untuk selamanya

di sini aku kan selalu rindukan dirimu

wahai sahabatku

 

bila kau harus pergi meninggalkan diriku

jangan lupakan aku

 

semoga dirimu di sana 

kan baik-baik saja untuk selamanya

di sini aku kan selalu rindukan dirimu

wahai sahabatku

 

rindukan dirimu..

 

 

 

Pernah kah kau mengingatnya?

Kertas-kertas yang telah kusam

Kumpulan kertas-kertas itu mengisahkan cerita

Memori tentang masalalu

Yang mungkin sudah tak kau ingat lagi

Buku lama..

Buku lama yang selalu mengharapkan kedatanganmu

Buku lama yang berharap kau membukanya seperti dulu

Buku lama yang merindukan sahabatnya

 

THE END

 

 

Mungkin kalian bertanya tanya kenapa aku tidak memberi judul 'RIFY STORY WRITING#Anniv1stRFM'? jawabannya adalah, aku merasa cerpen ini tidak pantas, disamping aku hanya amatiran-sangat amatiran- awalnya aku mengetik cerita ini, mengalir begitu saja, lalu pada akhirya masuklah unsur percintaan, karna memang ga boleh ada unsur itu, akhirnya aku delete dan kubikin dengan sistem kebut, jadilah karya gagal ini,

kritik dan saran ya :)

 

*kalo menurut kalian gapantas aku terima :) tapi kalo pantas makasih banyak*

Jumat, 19 Agustus 2011

Peri Cintaku & Akan Berakhir Indah(cerpen)

Masih ada yang ingat cerpen lamaku? Peri Cintaku judulnya.. Banyak yang ngomen "Rasanya nggantung banget, maka dari itu, aku memutuskan untuk membuat satu lagi cerpen ringan pelengkapnya"

maaf kalo tidak sesuai menurut pada penbaca, aku juga masi Amatiran, so mangap mangap saja yaa,,


Peri cintaku(cerpen)



‘kau bukanlah untukku,
meski ku tahu ku menyayangimu,
perbedaan ini menghambat kita berdua,
cinta tak mungkin terjadi,
diantara kita berdua
Tapi aku akan tetap mencintaimu’



‘Drtt…’Aku mengmbil hpku yang terletak di atas meja belajarku. Ku lihat, ada sebuah pesan masuk.

--------------------------------------------
From : IfyMyLove

Rioo…Aku kangen…^^
---------------------------------------------

Pesan itu dengan sekejab mampu membuatku tersenyum. Ify. Gadis yang telah merebut hatiku saat menginjakan kaki di SMA Jaya 1. tampilannya yang sederhana dan manis itu telah membuatku jatuh hati padanya.Dan kami masih berhubungan hingga kini.mungkin kira kira kami sudah berpacaran selama 4 tahun 7 bulan. Aku sangat hapal.

Tanggal 6 Desember, hari yang sangat membahagiakan bagiku dan Ify. Bertepatan dengan ulang tahun Ify aku dan Ify jadian. Lalu mataku tertuju pada sebuh figura foto.

Sebuah Figura berwarna biru dan dihiasi dengan tulisan ‘Forever Love’. Didalamnya terdapat fotoku dan Ify yang baru saja jadian dan masih menggunakan baju seragam SMA Jaya 1. Sungguh kenangan yang takkan kulupakan…

------------------------------------------------
To : IfyMyLove

Aku juga kangeeen banget sama kamu
Fy…<3 Kamu lagi ngapain nih? Sudah Makan belum? ------------------------------------------------- Aku memang termasuk protectif sama Ify, tapi Ify gak pernah marah seperti cewek cewek pada umumnya. Ify malah senang dan itu yang membuatku semakin suka, sayang, cinta padanya. Ia selalu bisa menerima kekurangan dan kelebihanku. Segalanya. Walau aku sedang dalam masalah, dia selalu mensuportku. Dan aku selalu bahagia bersamanya. Sangat bahagia. --------------------------------------------- From : IfyMyLove Lagi mikirin kamu yoo… Aku udah Makan kok... Sekarang aku udah gak telat makan biarpun sedikit saja… Karna ada kamu yoo…^^ --------------------------------------------- Ify memang sering telat makan hingga magnya kambuh dan sudah beberapa kali Ify masuk rumah sakit karnanya. Tapi kebiasaan itu mulai menghilang seiring waktu berjalan. ---------------------------------------------- To : IfyMyLove Iya ifyku…^^ ---------------------------------------------- From : IfyMyLove Yo, kamu janji kan akan selalu berada di sampingku? Selalu beraa di sisiku? ---------------------------------------------- Tiba tiba sebuah pertanyaan melintas di benakku. ‘Apa aku bisa terus bersama dengan Ify? Apa itu mungkin?’ Rasa aneh ini tiba tiba meliputi hatiku. Kenapa aku sekarang tidak bisa mengatakannya? Kenapa sekarang aku tidak yakin? Apa aku bisa? Apa itu mungkin? ---------------------------------------------- To : IfyMyLove Ofcourse My Princess :) ---------------------------------------------- Hanya jawaban itu yang bisa ku berikan sekarang. Memang tak terlalu meyakinkan, tapi hanya itu jawaban yang bisa ku berikan…setidaknya untuk sekarang. *** Saat ini. Hal itu terjadi. Hal yang paling kutakutkan kini terjadi. Saat bintang suci itu mulai redup. Saat keyakinan itu mulai menghilang. Saat keraguan itu semakin menyelimutiku. Kini terjadi… “Apa yang sekarang harus kita lakuin yo?”Tanya Ify sambil menagis di sebelahku. Ia menyandarkan kepalanya di bahuku. Mulutku serasa kaku. Sekarang aku tak bisa menjawab pertnyaannya. Aku terdiam. Aku berbeda dengan Ify. Aku berbeda dengannya. Kenapa aku baru ingat akan hal itu? Orang tua kami tidak menyetujui hubungan kami, yah karna Ify beragama Islam, sedangkan aku? Aku berbeda dengannya… *** @Rumah Ify Semenjak kejadian Ify yang memperkenalkan Rio kepada kedua orang tuanya, sering sekali keributan terjadi di rumah itu. “IFY! Cukup! Kamu ini bagaimana sih, kamu itu muslim fy! Papa gak setuju kamu berhubungan sama si Rio itu!”bentak Papa Ify “Ify ga perduli pa! Ify sayang sama Rio!! Dan Ify akan tetap sayang sama Rio apapun yang terjadi!”Kata Ify. “Kamu ini! Anak keras kepala!”Papa Ify semakin terbawa emosi ‘Plak!’sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Ify. Sungguh menyakitkan. Seseorang yang sangat di sayanginya kini menyakitinya. Menggali lubang dalam di dalam hatinya. Mata Ify semakin berkaca kaca. Ify menatap ayahnya penuh kepedihan. Penuh rasa kecewa. “PAPA JAHAT!!!”Ify langsung berlari dari tempat itu. berlari kekamarnya. Mungkin hanya itu yag dapat di lakukannya sekarang. Sementara sang ayah hanya bisa menatap telapak tangan yang telah menyakiti anaknya itu. Menyesal? Mungkin. >>

“Even if our love can’t be one I’ll still love you my Ify…”Gumamku sambil menutup mataku. Ku ambil belembar kertas dan ku tulliskan perasaanku saat ini…
“Rio..”Pangil kak Angel dari luar.
“Masuk aja kak…”Kataku. Perlahan pintu terbuka. Kak Angel masuk dan duduk di sebelahku.
“Lo ga papa yo?”Kata kak Angel lirih
“Ga papa…”
“Gue tau perasaan lo yo, gue juga pernah ngalamin itu. saat gue salah jatuh cinta. Saat gue bersama dengan Riko dulu. Cinta yang takkan menyatu karna perbedaan itu…”Kata kak Angel, emosiku memuncak. Bahkan sudah tak terkendali lagi.
“BEDA KAK!! ITU GAK SAMA! GUE CINTA SAMA IFY!! APAPUN YANG TERJADI! GUE DAN IFY ADALAH SATU! IFY ADA DI DEPAN GUE! DAN GUE BERHAK MENCINTAI DIA!”Bentakku. Entahlah, perasaanku kini sangat kacau. Aku pergi. Pergi dari tempat itu. Aku takkan sanggup menatap mata sayu itu kembali mengeluarkan air mata. Aku sudah kembali mengingatkan kak Angel dengan kak Riko. Mungkin memang aku jahat. Kak Angel dan Kak Riko.

FB on

Angel dan Riko. Tinggal satu minggu lagi mereka akan bertunangan dan beberapa bulan kemudia mereka akan menikah. Tapi apa yang terjadi? Dan hari ini merupakan hari kepulangan Riko dari Singapur. ‘Prakk!’Angel menoleh kea rah sebelah lantai kamarnya. Matanya tertuju pada sebuah figura yang terjatuh ke dekat ranjangnya.
Angel berjalan mendekat ke arah figura yangterjatuh itu. Ia mengangkat figura itu. Fotonya dan Riko. Ia melihat pecahan kaca dari figura itu. Ia memunguti beling yang berserakan itu, tapi… “Aww…”Ringis Angel. Tak sengaja jari telunjuknya terkena pecahan kaca tersebut. ‘Apa yang akan terjadi?’Batin Angel. Tapi ia membuang jauh jauh pikiran negativenya itu, ‘Berfikirlah positive, takkan ada yang terjadi…’Batinnya. Tapi apa semua itu benar? Sepertinya tidak. Kini Angel terdiam di depannya. Di depan makam Riko. Riko yang telah di tunggunya kini mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju ke rumah Angel. Sakit? Kecewa? Itulah yang kini ia rasakan.
Hanya satu minggu,,, Kenapa waktu tak dapat menunggu hingga saat itu? Kenapa takdir itu harus berputar secepat itu? Semenjak kepergian Riko itu Angel terus membayangkan Riko berada bersamanya. Orang tua dan keluarganya menjadi sangat khawatir dengan perkembangan kejiwaan Angel. Bukan hanya mereka, Riko juga menangis melihat keadaan Angel saat ini. Orang yang sangat di sayanginya. Di cintainya dengan sepenuh hati. Kini Angel selalu mengajak bicara sebuah boneka kelinci yang pernah Riko berikan padanya saat ‘Anniversary’ mereka, hingga orang orang mengatakan ia mengalami shyok berat akibat perginya Riko dan tekanan yang terlalu besar itu juga bisa menyebabkan stress hingga mengalami gangguan jiwa atau lebih tepatnya gila
“Riko? Kenapa kamu ga jawab sih?”Tanya Angel sambil menatap boneka kelinci yang tersenyum itu. Angel menunggu jawaban dari boneka itu, tapi…tetap ia tak mendengar satupun jawaban dari boneka itu. Angel terus tersenyum sambil menunggu jawaban. Setetes air mata mengalir dari matanya. “Jawab Rikoo…”Kata Angel sambil menggoyang goyangkan boneka itu dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya. Riko menangis di hatinya. Riko berjalan mendekat ke Angel. Menatap Angel yang sedang menangisinya. “Aku sayang kamu…Aku ga mau liat kamu sedih…”Gumam Riko tepat di depan teliang Angel walau ia tak dapat melihat Riko.
“Riko?”Gumam Angel “Aku ga mau kamu kayak gini…aku ga bakalan tenang kalo kamu kayak gini terus…Aku sayang sama kamu…Tapi sekarang aku takkan bisa ada di samping kamu…Cinta kita memang telah mati… Tapi ketahuilah, aku selalu ada di sini…Di hati kamu…Di sisimu…Di relungmu…Selamanya…Dan aku ga akan pernah pergi dari sana…Selamanya”Kata Riko. Kini Angel sadar. Ia salah…Ia telah menyiksa Riko. “Aku juga sayang sama kamu Ko…”Gumam Angel sambil memeluk boneka itu. Perlahan senyum mengembang di bibir Riko. Ia kini pergi. Pergi dengan lebih tenang. Bayangannya semakin kabur hingga benar benar menghilang…

FB off

>>>

Ify sedikit mengintip keluar kamarnya, sepertinya mama dan papanya sedang berdebat tentang sesuatu. “Cukup ma! Papa gak mau anak kita satu satunya berhubungan dengan orang yang tak seiman dengannya!” “Tapi pa, kita bisa kan melakukan cara lain” “Gak ma, ini cara satu satunya, gak ada lagi cara untuk menghadapi anak keras kepala itu!” “Tapi bila Ify pergi ke Australia, mama pasti akan kesepian pa!” “Gak ada cara lain ma, Cuma ini satu satunya jalan”Ify sangat shyok mendengar itu semua. “You’ll always in my heart what ever gonna happen…”Gumam Ify sambil menangis dikamarnya. “Kenapa ini harus terjadi padaku dan Rio? Kenapa harus perbedaan ini yang menghalangi kami? Kenapa?”Kata Ify sambil menatap luar jendela kamarnya. “Aku butuh kamu yoo…”Gumam Ify sambil mengambil i-phonenya.
----------------------------------------------
To : MyMario

Tunggu di taman, aku ke sana…
----------------------------------------------
From : MyMario

Aku OTW…Kamu hati hati ya…
Wait for me…
----------------------------------------------
To : MyMario

I will…
----------------------------------------------

Ify menatap jendela itu. Ify mengambil ponsel dan dompetku. Ia membuka jendela itu agak lebar lalu keluar dari jendela itu. Ia mengendap endap lalu berlari keluar dari rumah itu.

>>

Aku menatap sekeliling. Aku masih belum menemukan keberadaan Ify. Mana dia? Apa sesuatu terjadi padanya? “Rio!”Aku sedikit memutar tubuhku. Ify sedang berjalan ke arahku. “Ify? Pipi kamu……?”Kataku melihat pipi Ify yang sedikit memerah, bahkan membiru. Aku ingin menyentuh pipi itu, tapi tiba tiba tangan Ify menahanku.
“Kita bicara di café ya…”Pinta Ify, aku sedikit mengangguk lalu kami memasuki mobil dan pergi ke café yang biasa kami kunjungi. Café itu memang tak terletak terlalu jauh dari taman tempat kami tadi berada.
“Ayo turun fy,”Kataku. Ify masih terdiam di tempatnya. Pandangannya kosong kedepan. Aku tau pasti tadi terjadi sesuatu lagi dengannya, yang menyababkan pipinya membiru seperti itu. “What happen to you? Is there any problem?”Kataku lembut sambil menggenggam tangannya lembut. “…”Ify masih diam dan sedikit menggelengkan kepalanya. Aku menghela nafas pelan.
“If you don’t want to talk about it now……”
“Papa marah lagi yo…”Air mata Ify mulai menetes lagi. Membuat sebuah sungai kecil mengalir di pipinya. Perlahan tanganku mengelap air matanya.
“Yaudah, sekarang kita makan dulu ya…”Kataku lalu turun dari mobil bersama dengan Ify dan memasuki café itu. Saat kami memasuki café itu seorang wairtres menghampiri kami. “Mau pesan apa?” “Stroberry ice colame dua nasi goreng seafood dua dan pudding vanilla cream satu”Kataku, waitress itu menulis pesanan kami.
“tunggu sebentar ya, mas mbak”Waitress itu beranjak pergi.
“Iya”Jawabku. “Yo, nanti kita jalan jalan yok!”Ajak Ify dengan senyumannya. Seakan tak pernah ada yang terjadi. Tapi, bukankah memang itu yang ku harapkan? Tentu…aku akan membuatnya sedikit melupakan masalahnya…walau hanya sedikit.
“Ofcourse…”kubalas senyum manisnya itu. lalu pandangan kami beralih ke panggung café.
Menatap indahnya senyuman di wajahmu
Membuatku terdiam dan terpaku
Mengerti akan hadirnya cinta terindah
Saat kau peluk mesra tubuhku, oohh
Aku tersenyum mendengar lagu itu. Kugenggam tangan Ify. Aku memang tak ingin kehilangan Ify, aku tau itu.
Banyak kata yang tak mampu ku ungkapkan
kepada dirimu
reff:
Aku ingin engkau selalu
hadir dan temani aku
di setiap langkah yang meyakiniku
Kau tercipta untukku
Meski waktu akan mampu
Memanggil seluruh ragaku
Ku ingin kau tahu
ku selalu milikmu
yang mencintaimu
sepanjang hidupku
Ku tau ini memang sangat menyulitkan bagiku dan baginya tapi apa ini semua bisa kami lewati?
Sungguh hanya lah dirimu
yang aku cintai
Dan sungguh ku kan di sisimu
hingga ku mati
repeat reff
Aku ingin engkau selalu
hadir dan temani aku
di setiap langkah yang meyakiniku
Kau tercipta untukku
Meski waktu akan mampu
Memanggil seluruh ragaku
Ify memalingkan pandangannya padaku lalu tersenyum. Aku membalas senyuman manis itu. Apa yang ku pikirkan? Aku akan terus berjuang, mempertahankannya.
Ku ingin kau tahu
ku selalu milikmu
yang mencintaimu
sepanjang……hidupku
“Yo,”panggil Ify
“Kenapa fy?”
“Itu…”Kata kata Ify terpotong
“Silahkan menikmati”Aku dan Ify mengalihkan pandanganku, ke seorang witress yang sedang menaruh pesanan kami. Kamipun menghentikan pembicaraan kami dan menyantap pesanan kami.
>>
Setelah pergi berjalan jalan, aku mengantrkan Ify kembali ke rumahnya, meski tak langsung ke depan rumahnya. “aku pulang dulu ya Fy”kataku sambil mengelus rambut Ify “Iya yo,”aku berjalan menjauh kea rah mobilku. Ku buka pintu mobilku. Perasaan aneh kembali menyelimutiku…bukan seperti yang lalu…perasaan ini? Khawatir?Takut? Entahlah…
>>
Ify berjalan mendekat menuju pintu depan rumahnya, entah apa yang ia pikirkan saat ini, apa ia lupa bahwa ia ia pergi mengendap endap tadi atau memang ia sengaja? Wajahnya tampak yakin dan siap. Sepertiny ia mmemang berniat melakukan sesuatu.
“Kamu dari mana Ify?!”seseorang telah menunggu Ify di depan pintu rumahnya
“Menurut anda?”tanya Ify balik dengan dingin. “Kamu ini……,Jangan bilang tadi kamu habis pergi sama si Rio itu? Benar itu?!”Kata papa Ify sedikit membentak. “Menurut anda?”lagi lagi kalimat itu yang terlontarkan dari bibir Ify. Ayahnya semakin geram dengan kelakuan Ify. “Kamu ini, semakin hari semakin tak bisa di atur! Semakin kurang ajar!”Ify langsung memotong kata kata papanya. “Dan itu semua karena Papa! Ify seperti itu karena PAPA!!”Ify mulai terbawa emosi “Anak kurang ajar kamu!”Tangan papanya mulai bergerak. Ify menutup matanya, dan‘Plakk!’Sebuah tamparan kerasa mendarat di pipi Rio! Tamparan itu sangat keras sehingga ujung bibir Rio sedikit robek dan mengeluarkan cairang merah, darah…
“Rio…”gumam Ify lirih sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. “Jangan sakiti Ify lagi om”kataku. “Kamuu…”Ify langsung memotong kata kata papanya.
“Cukup pa! CUKUP!! Papa jahat tau gak pa! Udah cukup papa nyakitin Ify. Dan sekarang..sekarang papa juga udah nyakitin Rio…orang yang paling Ify sayangi pa! Pa..Papa jahat!!”Ify langsung berlari. Aku yang melihat itu semua langsung berlari mengejar Ify. Papa Ify terpaku di tempat. Lagi lagi ia melakukan sesuatu yang salah, sebuah kesalahan yang snagat fatal.
>>
“Ify!”Aku terus berlari mengejar Ify yang terus berlari di depanku “Ify”Aku berhasil meraih tangan Ify, Ify terdiam sejenak lalu berbalik. “Biar aku obtain luka kamu..”Kata Ify, aku sedikit mengangguk. “Di mobil aja ya,,”pinta Ify sambil berjalan. Aku kembali mengangguk walau Ify tak melihatnya. “Masih sakit yo?”Kata Ify sambil mengobati ujung bibirku. “fy...” “Kenapa yo?” “Cerita sama aku, semuanya…”Ify sedikit menghela nafasnya. “Aku bakalan pindah kak..ke rumah tante aku yang di Aussie”Aku terdiam, tak mampu berkata kata lagi.
“Bawa aku yo, aku ga mau pergi.”Kata Ify.
“Gak Fy, aku ga bisa”Ify kaget mendengar ucapanku. Ia membuka pintu mobil, turun dan berjalan pergi. Aku pun turun dan mengejarnya, “Ify!”Aku meraih tangannya
“You’ve promise to me”Mata Ify tampak berkaca. Rintikan hujan mula membasahi kami.
“Yes, I’ll never leave you…I’ll always love you…And I’ll never forgive my self If you should fell that pain again…” Kataku sambil mengelus rambutnya lembut.
“Tapi yo? Aku cinta sama kamu. Gak ada yang bisa memisahkan kita. Bukan papa, Bukan juga perbedaan kita. Tuhan itu satu yo, jadi apapun perbedaan kita kita tetap satu”

“Aku juga cinta sama kamu fy. Tapi aku tetap tau fy, papa dan mama kamu butuh kamu. Mereka sayang sama kamu” “Nggak yo!! Mereka gak sayang sama aku! Buktinya mereka gak mu biari aku bahagia sama kamu!”

“Mereka sayang banget sama kamu tapi mereka juga gak bisa nerima perbedaan kita. Aku tau kamu cinta sama aku, aku juga cint sama kamu. Cinta itu memang Buta. Tak melihat perbedaan. Tapi bagaimanapun juga, restu dari kedua orang tua kamu juga penting.”Rintikan hujan terus membasahi kami. Mengisi kehampaan diantara kami.

“Fy,, Pergilah…dan biarkan kekekalan cinta diantara kita kan slamanya berada di hati. Jangan biarkan cinta itu mati, tapi tanpa keegoisan cinta.”Aku mencondongkan kepalaku. Perlahan ify menutup matanya, merasakan hembusan lembut nafasku yang semakin lama-semakin kuat menyapa wajahnya. Membiarkan jarak antara kami terhapuskan mengikuti kuatnya getaran dalam dada kami yang semakin terbawa oleh indahnya saat ini. Meski mungkin inilah akhir dari kisah kami.
>>
“Yo!”Aku terbangun dari lamunanku. “Kenapa yel?”Tanyaku pada iel. “Udah saatnya tampil.”Kata Iel. Sudah bertahun tahun sejak kejadian itu. Dan kini kejadian itu kembali berputar di dalam otakku. Kini aku adalah seorang penyanyi. Sekian lama aku tak bertemu dengannya dan kini…

“Malam semuanya,,”Sapaku. Sorot sorot lampu mengarah kearahku.

“Riooo!!!”

“Hari ini kami akan membawakan dua buah lagu yang sangat bermakna bagiku, langsung aja ya, Cinta Tak Harus Memiliki”

Ify,, nama itu masih berputar di otakku sampai kapanpun juga. Lagu ini ku nyanyikan untukmu fyy,,
Cinta memang tak selamanya bisa indah
Cinta juga bisa berubah menjadi sakit
Begitu yang ku rasakan kini
Perih hatiku tinggal kehancuran
Tak pernah terbayangkan
Dan tak pernah terfikirkan
Cintamu dan cintaku akan berpisah
Namun harus ku relakan itu
Untuk hidupmu agar lebih baik
Maafkan aku setulus hatimu
Kepergian diriku itu bukan keinginanku
Terima saja dengan pilihan yang lain
Dari orang tuamu
Jangan bersedih dengan keadaan ini
Jika kamu menangis aku juga ikut menangis
Terima saja semua ini ku lakukan
Untukmu…
Sayang semua ini ku lakukan
Hanya demi kebaikan kamu
Meski semua ini
Itu menyakitkanku
Jangan bersedih dengan keadaan ini
Jika kamu menangis aku juga ikut menangis
Terima saja semua ini ku lakukan
Untukmu…
Sayang semua ini ku lakukan
Hanya demi kebaikan kamu
Meski semua ini
Itu menyakitkanku
Maafkan aku setulus hatimu
Kepergian diriku itu bukan keinginanku
Terima saja dengan pilihan yang lain
Dari orang tuamu
Jangan bersedih dengan keadaan ini
Jika kamu menangis aku juga ikut menangis
Terima saja semua ini ku lakukan
Demi kebaikanmu
Jangan bersedih dengan keadaan ini
Jika kamu menangis aku juga ikut menangis
Terima saja semua ini ku lakukan
Terima saja semua ini ku lakukan
Untukmu…
“Hari ini kami akan membawakan sebuah lagu. Lagu yang sudah ku tulis sejak lama. Ku tulis untuk seseorang yang sangat ku sayangi. Orang yang sanagt ku sayangi dulu, sekarang, dan selamanya meski mungkin kami tak bisa bersama..Peri Cintaku…”Intro lagu yang di mainkan teman segroupbandku mulai terdengar. ‘Ify lagu ini buat lo’Batinku sambil mulai berjalan.
Di dalam hati ini hanya satu nama
yang ada di tulus hati ku ingini
kesetiaan yang indah takkan tertandingi
hanyalah dirimu satu peri cintaku
benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
huuuuuu
aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi..hoouu…
benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
huuuuuu
aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi
aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi..ii…
bukankah cinta anugerah berikan aku kesempatan
tuk menjaganya sepenuh jiwa oooh..oohh..
(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi
(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi
Aku mengakhiri laguku. Sepintas ku lihat, seorang gadis memberiku senyuman yang sanagt manis dari arah penonton. Senyuman yang sangat hangat yang sangat ku rindukan.Ify. “Ify”Gumamku setelah melihat seseorang yang mirip dengan Ify itu keluar dari tempat ini. Atau mungkin itu Ify? Rambutnya tergerai dengan indahnya dengan mata yang bening dan senyuman yang sangat hangat. Walau hanya sepintas tapi? Aku bisa merasakannya…itu Ify…Ify…Peri cintaku…

-THE END-

Lanjutannya

Akan Berakhir Indah(Cerpen)


Love doesn’t have to have each other. When we see our loved ones happy, that’s love. But when love didn’t have each other and make them suffer? Is that love?


***
bukankah cinta anugerah berikan aku kesempatan
tuk menjaganya sepenuh jiwa oooh..oohh..
(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi
(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi
“Musik Indonesia!!!”Sang musisi berseru dan meninggalkan panggung megah itu di iringi teriakan penonton. Penampilan yang sangat memukau, menggemparkan tempat itu.
“Good job yo!”Sang gitaris berkulit putih dengan rambut yang sedikit menutupi matanya berkompak dengan sang musisi yang bernama Rio.
“Like ussuall, sukses!”Kata pemegang bass sambil melepaskan bassnya. Rio hanya tersenyum tipis.
“Nih minum!”Seorang gadis berkulit putih dengan rambut yang di kuncir satu membawa sekeresek minuman dan makanan ringan.
“Makasih piaa!!”Gitaris yang bernama Cakka itu langsung meragkul dan mencubit pipi gadis chubby itu. Gadis itu sedikit meringis.
“Cakk!! Punya gue itu!!”Kata gitaris yang bernama Iel.
“Biasa yel, si Cakka kan emang gitu, napsunya minta ampun. Entar lo kasitau aja ke Agni biar nyaho dia!”Kata Drummer yaitu Alvin.
“Jangan donk!!”Cakka langsung gelagapan.

Rio tersenyum tipis melihat teman temannnya. Dan mengambil sebuah buku berwarna biru. Dihalaman pertama sebuah foto tertempel. Fotonya dengan Ify. Lalu Ia membuka ke halaman yang masih kosong.

Penyesalan terdalam itu karena aku telah melepaskanmu pergi Rio menghentikan tulisannya dan memasukan buku itu kembali ke dalam tasnya.

“Rio, tadi ada yang nyariin rio.”Kata Gadis chubby yang bernama Via itu.
“Siapa vi?”Tanya Rio. Gadis itu menganggkat kedua bahunya.
“Via gak kenal. Tapi katanya penting banget”
“Yaudah, gue duluan ya guys!”
“Yo’a!!”Rio bergegas keluar dari tempat itu dan menemui orang yang sedang berdiri atau lebih tepatnya menunggu dirinya.
“Maaf, apa anda yang mencari saya?”Tanya Rio. Sosok itu berbalik dan teresenyum tipis.
“Bu Alssya?”Rio sedikit kaget mendapati orang yang sekarang sedang berada di depannya. Jujur saja. Ini pertama kalinya mereka bertemu kembali semenjak peristiwa beberapa tahun yang lalu. Wanita paruh baya itu tiba tiba berlutut di depan Rio.
“Nak rio, tolong bantu ibu nak..”Rio langsung menahan bu alssya dan meminta bu alssya untuk berdiri lagi.

“Memangnya ada apa bu?”
“Pak Umari...Pak Umari....”
“Pak Umari kenapa bu?”
“Sekitar dua bulan yang lalu pak Umari mengalami stroke, dan sebulan kemudian karena stroke itu, terjadi kerusakan pada sistem saraf , khususnya saraf tulang belakang yang menyebabkan...”
“Kelumpuhan”Rio dengan suara pelan melanjutkan kata kata bu Alssya.
“Dua bulan lalu, pak Umari mendengar dari tante Ify di Aussie, Ify kabur dari sana beberapa hari sebelumnya.”

Apa benar yang ku lihat saat itu adalah Ify? Batin Rio.

“Ibu mohon nak, tolong pertemukan Ify dengan Ayahnya. Ayahnya sekarang menyesal atas perbuatannya. Ia ingin meminta maaf pada kalian berdua..Ibu mohon”Rio memejamkan matanya sejenak.
“Iya bu, rio akan cari Ify.”Kata Rio. Wajah bu Alssya langsung berseri seri. “Terima kasih nak Rio”Rio tersenyum tipis.
***
“Fy, lo bener ga mau balik ke rumah lo? Gak kangen sama keluarga lo?”Tanya seorang gadis mungil berkulit kuning sawo pada temannya.
“Bosen gue cha di rumah,”jawab temannya yang bernama Ify.
“Bilang aja kalo lo balik di rumah, entar lo di suruh balik ke Aussie”Jawab gadis mungil yang bernama Acha itu.
“Yaahh.. Itu salah satu alasan lah... Lagian gue ke sini kan mau refresing,”Kata Ify sambil tersenyum dan menyimpun nyimpun beberapa map.
“Refresing atau mau ketemu sama mar...siapa tuh namanya?? Mario yah??”Ify menghentikan gerakannya sejenak ketikan mendengar nama itu.
“Mario maksud lo? Ga juga lah..”Kata Ify sambil mengangkat tasnya.
“Mau ke mana fy?”Tanya Acha
“Kata Pak Abner hari ini ada meeting untuk pembuatan iklan baru itu loh”Kata Ify sambil pergi meninggalkan Acha.
“Emang ribet yah kalo uda jadi sekertaris si pak bos. Sibuknya minta ampun.” Kata Acha sambil mengeluarkan laptop Applenya.

Drttt... Acha mengambil handphonenya.

“Hallo?”
“Kamu lagi dimana cha? Uda makan belom?”
“Ya kak, Acha lagi di kantor nih”
“Nanti pulag jam berapa? Biar kakak jemput.”
“Pulangnya nanti Acha sama temen Acha kok kak,”
“Siapa?”
“Temen Acha yang dari Aussie itu loh,”
“Sekali kali kenalin ke kakak donk cha,”
“Nanti deh kalo ga lupa”
“Oh yaudah, kakak mau sudah mau tampil. Kakak tutup dulu ya cha. Bye”
“Byee...”

Tuut..tuutt....

Acha memandang ponselnya, “Gue baru sadar, ternyata kakak gue protective banget”Katanya lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

***

“Nelpon siapa vin?”Tanya iel sambil menaruh aquanya.
“Ade gue”Jawab Alvin
“Acha maksud lo?”Sahut Cakka
“Yo’a”
“Bukannya dia ada di Aussie?”Tanya Cakka
“Dua bulan lalu dia udah balik kalii.. Ketinggalan berita lu!”
“Woi! Udah di panggil Mc tuh kita!”Kata Rio. Lalu mereka berdiri dan menuju ke panggung.

***

“......nah, itulah yang akan menjdi bahan kita untuk iklan terbaru ini..”Jelas pemilik perusahaan atau lebih tepatnya pak Abner.
“Apa ada yang mempunyai usul atau tanggapan?”Tanya beliau. Seseorang mengacungkan tanganya.
“Ya?”
“Begini pak, menurut data, omset kita sepertinya turun cukup derastis. Terutama pada akhir bulan ini. Bagaimana cara tanggapan anda?”
“Apa ada yang memiliki usul?”Tanya pak Abner. Ify mengacungkan jarinya.
“Begini pak, menurut analisis saya, produk kita ini kurang menarik penyampaian dan penyajiannya, terutama di kalangan anak anak remaja. Sepertinya kita harus membuat sesuatu yang dapat menarik perhatian para konsumen. Misalkan kita memakai band atau aktris aktris yang lagi naik daun sebagai bintang iklannya untuk menarik perhatian para konsumen.”Jelas Ify panjang lebar.
“Saya sangat setuju pak dengan usul brilian tersebut, sepertinya itu dapat menaikan omset kita”Kata beberapa anggota meeting lainnya.
“Baiklah saya akan mempertimbangkannya dan untuk sementara meeting di tutup untuk hari ini. Terima kasih.”Kata Pak Abner. Ify menyimpun map map hasil meeting lalu bersiap siap untuk pergi dari ruangan itu,
“Ehem...Ify..”Merasa namanya di panggil, Ify mengentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya.
“Iya pak Abner?”
“Begini, Saya lihat kamu memiliki potensi besar untuk menjadi general menejer di perusahaan ini, bahkan mungkin memimpin perusahaan ini”Kata Pak Abner
“Maksud bapak?”
“Dari jalan pemikiran kamu, saya merasa kamu memiliki potensi besar dalam memimpin perusahaan ini”Kata Pak Abner.
“Saya hanya ingin menuangkan pemikiran saya, dan saya rasa saya belum siap untuk memimpin sebuah perusahaan karena saya masih harus banyak belajar. Tapi terima kasih atas pujiannya pak, saya sanagt tersanjung”Ify tersenyum. Terseyum sanagat manis. Pipi pak abner sedikit memanas.
“Rasanya gue udah tua banget lo panggil pak Abner fy, kita kan Cuma beda setahun. Lo panggil gue Abner aja. Dan bicaranya ga usah formal formal banget lah fy”Kata Abner sambil duduk dan memejamka matanya.
“Iya deh pak, eh maksudnya Abner. Em pak, saya duluan ya, saya ada urusan mendadak”Kata Ify yang sebenarnya tidak terdengar begitu jelas di telinga Abner, lalu ify pergi meninggalkan ruangan itu.
“Lo itu gadis yang sangat cantik dan cerdas.. dan seujurnya fy, gue itu....su...su...suka sma lo. Apa lo mau jadi pacar gue?”Abner membuka matanya, tapi Ify sudah tidak ada di tempat. Abner langsung nepok jidat.
“Udah grogi setengah mampus ngomong sekalinya oreangnya ga denger, sial banget gue”Gerutu Abner.

***

Tok tok tok! Ify beranjak dari ranjangnya ke arah pintu dan membuka pintu.

“Eh elo cha, gue kirain siapa..”Kata ify
“Iya nih, gue bawain pizza hut, sekalian gue bosen di rumah”Kata Acha.
“Iya, masuk gih”Kata Ify mempersilahkan Acha masuk lalu menutup pintu.
“Kok lo lama banget bukain pintunya fy?”
“Lo sih, mau ke apartemen gue gak ngabarin dulu. Kan gue juga sibuk”
“idih sok sibuk lo, emang lo sibuk apa sih?”
“Gue mau nyari band atau aktris yang lagi naik daun sekarang buat iklan kita nanti”Kata Ify sambil duduk di atas ranjangnya dan mengutak atik laptopnya.
“Gimana kalo kakak gue aja? Bandnya kakak gue sekarang lagi ngetop ngetopnya tuh, nanti gue culik aja mereka ke kantor”Kata Acha.
“Boleh juga, setidaknya itu sedikit mengurangi pekerjaan gue.”Ify mengkllik tulisan Turn Off di laptonya.
“Fy, gue gak kerasa... Semingguan lagi gue bakalan tunangan sama Ozy. Rasanya seneng banget”Kata Acha sambil berbaring di ranjang ify yang cukup luas.
“Selamat deh, sebentar lagi lo dapat julukan Nyonya Fauzi”kata Ify.
“Gue belom nikah sama dia kalii... Tapi di usahakan ssecepatnya”Kata Acha senyum senyum gaje.
“Lo mau nikah muda?”Tanya Ify
“Why not? Lagian ga muda muda amat lahh.. Dari pada entar menginjak ke kepala empat?”Kata Acha.
“Tapi lo baru 22 tahun achaaa”Kata Ify gemas
“Ga papa deh, lagian 22 tahun juga gak muda muda amat”Kata Acha
“Iya deh, serah lo..”Jawab Ify
“Kalo lo kapan nyusulnya fy?”Tanya Acha. Ify terdiam.
“fy?”
“...”
“Ify??”
“Eh, kenapa tadi cha?”
“Kapan lo nyusul?”
“Gak tau deh..”Ify menutup wajahnya dengan bantal.
“Yahh Ify mahh”Rengek Acha
“Udah jam berapa nih Cha?”Tanya Ify
“Eh iya, uda jam sepuluh kurang, kakak gue udah kalang kabut gitu nyariin gue”Kata Acha sambil cekikikan.
“Eh, kasian tau kakak lo nyariin lo kayak gituu...”Kata Ify
“Tenang aja, gue udah bilang kok kalo gue sekarang ada sama elo.. paling beberapa menit lagi ngetok pintu.”Kata Acha.
“Oohh..”
“Fy, lo tau gak.. Gue sayang banget sama kakak gue. Kakak gue itu sayang dan perhatian banget sama gue. Gue takut kak Alvin berhubungan dengan orang yang gak baik.”
“Kak Alvin?”
“Iya, itu nama kakak gue.”
“Fy, kalo boleh jujur... Gue mau kak Alvin nikahnya sama lo fy.”Ify sedikit terkejut.
“Kenapa?”
“Gue udah kenal lo fy. Gue tau lo itu baik, dan gue juga yakin kak Alvin pasti suka sama lo. Gue ga mau kak Alvin jatuh ke orang yang salah. Gue takut kak Alvin di sakiti. Gue gak mau kak Alvin yang selalu memberikan senyuman indahnya menjadi murung. Gue takut kak Alvin merasakan sakiit...”Mata Acha sedikit berkaca kaca.

Ify melirik Acha yang sedang berbaring di sampingnya. Dapat dirasakannya betapa sayangnya Acha pada kakaknya yang bernama kak Alvin itu. Ia hanya ingin yang terbaik untuk kakaknya. Ia hanya ingin kakaknya terus tersenyum.

“Kok gue jadi nangis gini ya? Gue numpang ke toilet lo dulu ya fy”Acha berdiri dari posisinya dan menuju ke toilet.

Ify terdiam. Ia menatap ponselnya. Di foto itu ada dua orang remaja menggunakan seragam putih abu abu yang sedang sersenyum. 6 Desember... Hari ulang tahunku. Aku kangen saat itu. Batin Ify sambil berduduk.

Tok tok tok! Ify berjalan menuju ke arah pintu kamarnya. Dan membukakan pintu.

***

“Lo kenapa sih vin, dari tadi gelisah mulu?”Tanya Iel sambil menyuapkan sepotong kue sus ke dalam mulutnya.
“Acha belum ngasih kabar nih. Malah udah malem gini lagii”Kata Alvin sambil mengotak atik handphonenya.

Rio melirik layar handphonenya “baru juga jam segini”

“Bagii gue ini bukan baru.. Udah malem gini kok”Alvin semakin gelisah.
“Berasa ade lo belum pulang dua hari dua malem aja lo”Kata Iel
“Nah, Acha uda ngasih kabar. Guys, gue duluan ya..” Rio ikut berdiri.
“Gue juga pulang duluan”
“Bentar deh. Siapa nih yang mau nganggkut si Cakka yang udah tekapar nih?”Tanya Iel sambil menunjuk Cakka yang lagi ketiduran di bahunya.
“Lo aja!”Rio dan Alvin kabur.
“Cakk, bangun donk..”Kata Iel sambil menggoyangkan bahunya.
“Diem lo cuungkring!”Igau Cakka.

Pletakk!! Iel langsung menjitak kepala Cakka.

>>

Apartemen Amorelova Alvin membaca papan nama Apartemen yang kini berada di depannya.

Tok tok tok! Alvin mengetuk pintu. Tak lama menunggu, pintunya terbuka. Seorang gadis cantik yang sedikit lebih tinggi dari adiknya dengan rambut hitam panjang dan senyuman yang sangat manis. Pipi Alvin sedikit memanas.

“Cari siapa ya?”Tanyanya.
“Achanya ada?”
“Kakaknya Acha ya?”Tanya gadis itu. Tuhan, hari ini gue liat bidadari Batin Alvin sambil tersenyum.
“Iya, gue Alvin. Lo?”Alvin mengulurkan tangannya, gadis itu menerima uluran tangannya.
“Ify”

Namanya kok familiar ya di telinga gue? Batin Alvin

Mukanya kok familiar ya? Batin Ify

“Eh iya, Achanya masih di toilet, ayo masuk dulu”Kata Ify.
“Iya, thx”Alvin memasuki ruang apartemen itu.
“Lo temen sekolahnya Acha dari Aussie ya fy?”Tanya Alvin
“Iya, tau dari mana?”
“Acha pernah cerita. Tapi kok lo ngomong indonesianya lancar banget sih fy?”Tanya Alvin.
“Gue emang aslinya orang sini kok Cuma dulu pindah ke sana”Kata Ify.
“Ohh gitu”Kata Alvin
“Eheemm”Sela Acha.
“Eh elo cha,”Kata Alvin sambil garuk garuk kepala.
“Katanya mau pulang?”Tanya Acha.
“Eh iya, ayok cha, fy duluan ya..”
“Ify, gue duluan, see you, besok gue jemput deh..”Kata Acha.
“Iya, dadah Acha...”Kata Ify.

***

“Kak,”pangil Acha sambil duduk di balkon kamar Alvin.
“Kenapa Cha?”
“Besok kakak anterin Acha ke kantor yahh...”
“Boleh”
“Tapi jemput Ify dulu”
“Okedeh acha cuu cayonggg ”Kata Alvin sambil mencubit pipi Acha.
“Aw, sakit tau”Acha mengelus pipinya, sementara Alvin hanya bisa nyengir. Acha menatap cahaya cahaya indah yang menghiasi langit diantara kegelapan.
“Kak Alvin suka sama Ify?”Tanya Acha.
“Apa cha?E...tadi acha bilang apa?...e...kakak ga mungkin lah suka sama Ify”Pipi Alvin seketika menunjukan warna merona.
“Hihihihi...”Acha tertawa kecil melihat alvin yang salah tingkah.
“Kalo kakak suka juga Acha gak papa kok”Kata Acha. Alvin menatap adiknya itu, lalu merangkulnnya.
“Udah malem, ayok tidur!!”Kata Alvin sambil mengacak rambut Acha.
“Iya iya, ga usah pake ngacak rambut Acha kenapa sih kak?”Acha berdiri dan berjalan menuju kekamarnya. Alvin hanya tersenyum menatap Acha lalu mengalihkan padangannya pada langit langit.

***

“Lo dimana sih fy, lo tau gak sih gue tuh kangen banget sama lo”Gumam Rio sambil menatap bintang bintang.
“Ehemm..”Rio berbalik.
“Eh elo vi. Kenapa?”Tanya Rio pada Via.
“E.... itu yo, via mau cerita sama rio...”Kata Via.
“Cerita aja”
“Jadi via itu suka sama seseorang, dia itu gak pernah suka sama via. Dia gak pernah sedikitpun ngelirik ke via. Dia...baik banget. Dia...via suka banget sama dia”Kata Via.
“Si ‘Dia’ itu bukan gue kan?”Tanya Rio
“Bukaaaan!! >//////<”Via menutup wajahnya.
“Jadi?”Dengan wajah bersemu merah Via menjawabnya dengan sebuah nama. Rio menaikan alisnya lalu terkikik.
“Ckckck..”
“Kenapa yo?”
“Gue akuin, si dia yang lo maksud itu emang bener ga peka. Kalo lo ngasih perhatian juga dianya ga respon lebih baik lo biilang aja sama dia kalo lo itu suka sama dia”Saran Rio. Via menatap langit langit.
“Sampai kapan via gini terus ya?”Raut wajah via berubah. Rio juga kembali menatap langit langit.
“Entahlah”gumam Rio

***

Ify menatap layar handphonenya, “Aku kangen, kangen banget”gumam Ify sambil mengusap cairan bening yang mengalir dari matanya.

“Kita akan selalu bersama kan?”Tanya Ify sambil menyandarkan kepalanya di bahu Rio di bawah matahari yang mula terbenam.
“Ya, kita akan selamanya bersama...”Rio menggenggam jemari Ify.
“You’ll always love me, don’t you?”
“I’ll always love you”
“Promise?”
“Yes, I promise my princess”

Cairan bening kembali mengalir. Ify menatap ke langit langit. Bintang yang besinar seakan merasuki hati Ify.

Telah lama sendiri
Dalam langkah sepi
Tak pernah kukira bahwa akhirnya
Tiada dirimu di sisiku

Meski waktu datang dan berlalu
Sampai kau tiada bertahan
Semua takkan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relungku

Hanyalah dirimu
Mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti
Tak pernah ku duga bahwa akhirnya
Tergugat janjimu dan janjiku

Meski waktu datang dan berlalu
Sampai kau tiada bertahan
Semua takkan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relungku

Hanyalah dirimu
Mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti
Tak pernah ku duga bahwa akhirnya
Tergugat janjimu dan janjiku

Meski waktu datang dan berlalu
Sampai kau tiada bertahan
Semua takkan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relungku

Hanyalah dirimu
Mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti
Tak pernah ku duga bahwa akhirnya
Tergugat janjimu dan janjiku

Kau tak akan terganti

Ify berhenti sejenak. Kau tak akan terganti Rio batin Ify sambi lematap langit langit.

***

“Jadi kita ke apartemen Ify dulu cha?”Tanya Alvin.
“Iya kak”Jawab Acha sambil menyuapkan nasi gorengnya ke mulutnya.
“Eh iya, nanti sore kakak sama Orion bisa gak ketemu sama Ify, soalnya perusahan kami mau pake kalian buat iklan.”Jelas Acha
“Oh, oke oke”

Drttt Acha melirik handphonenya. “Bentar ya kak” Acha sedikit menjauh dari tempat Alvin. Tak lama kemudian Acha kmbali.

“Siapa cha?”
“Ozy kak,”
“Fauzi?”
“Iya”
“ooohh”
“Kak,”
“Kenapa cha?”
“Ozy udah di depan kak, jadi Acha berangkat duluan ya,”
“Terus kakak gimana cha?”
“Kakak jemput Ify ya”
“Tap...”Belum sempat Alvin melanjutkan kata katanya Acha langsung memotongnya.
“Bye bye kakak!”Acha langsung pergi. Alvin menggeleng gelengkan kepalanya.

Acha memang sudah bercerita pada Alvin tentang Fauzi atau yang acha panggil Ozy, juga tentang rencana acha untuk bertunangan dengannya. Awalnya Alvin ga setuju, takut orang yang bernama Ozy itu tidak baik. Tapi melihat betapa seriusnya mata Acha saat mengatakan bahwa Ozy adalah kebahagiaannya, akhirnya Alvin meyetujuinya. Alvin melirik jam tangan di tangan kirnya. Lalu segera beranjak menuju ke apartemen Ify.

***

“nananna”Rio menuliskan not not untuk lagu baru yang akan dia ciptakan. Sebenarnya lagu ini merupakan rombakan dari lagu yang pernah ia ciptakan dulu. Kini ia ingin menciptakannya dalam cerita yang berbeda. Tentang akhir cerita, cerita yang penuh senyuman dan airmata, segala cerit yang akan memiliki akhir dari sebuah cerita. Itulah tema dari lagunya kali ini.

“Dua bulan lalu, pak Umari mendengar dari tante Ify di Aussie, Ify kabur dari sana beberapa hari sebelumnya.”

Rio menghentikan gesekan pensilnya. Kini sangat sult baginya untuk merasa tenang, bagaimanapun juga ia belum mengetahui dimana Ify sekarang, bagaiman keadaannya, apa dia sehat? Atau dia sekarang sudah kembali ke Ausie? Tanpa melihat dan mengetahui keadaan Ify sepertinya akan sangat sulit baginya untuk merasa tenang.

***

Tok!Tok!Tok!

“Iya sebentar!”Ify membuka pintu apartemennya.
“Pagi fy”Ify menaikan alisnya setelah mengedarkan matanya seolah bertanya –dimana-acha-?-
“Acha tadi dijemput sama Ozy”Jawab Alvin.
“Oh, yaudah. Berangkat yok”Kata Ify sambil tersenyum. Alvin menatap senyum gadis berdagu lancip tersebut lalu mengangguk.
“Eh iya, nanti jam sebelas Acha udah kasi tau kan?”Tanya Ify
“udah, tenang aja”
“oke deh”

***

“Cha?”pangiil Ozy saat Acha sampai ke kantornya dan membuka helmnya.
“iya kak?”
“Kamu gak lupa kan satu minggu lagi”
“Ya enggalah kak! Ga mungkin aku lupa”Kata Acha
“Kalo gitu pulang dari kantor nanti kita ambil cincinnya ya cha”kata Ozy sambil tersenyum
“Oke deh kakaak”Ozy tersenyum, mendekati wajah acha dan menghadiahkan sebuah kecupan dikeningnya.
“Dadah achantik!”Ozy memasang helmnya.
“Dah kak!”
***
Alvin memasuki studion bandnya setelah mengantar Ify. Alvin melihat rio yang sedang duduk sendiri diatas sofa tanpa keberadaan Cakka dan Iel di ruangan itu.

“Pagi bro!”Alvin menepuk bahu Rio. Rio menoleh.
“Kenapa?”
“Jam sebelas nanti kita ga ada schedule kan?”Tanya alvin sambil seenaknya mengambil dan meneguk segelas sirup milik Rio.
“Tanya sama via aja vin, gue sibuk”kata Rio sambil memasang headsed ditelinganya.
“Sok sibuk bener lo”Alvin kembali meneguk sirup Rio.
“Kenapa vin?”Tanya Via yang baru datang.
“Jam sebelas nanti kita ga ada schedule kan vi?”Tanya Alvin
“Seinget via gak ada sih vin, hari ini kita ga ada tampil, lusa baru ada.”kata Via.
“Jam sebelas nanti gue ada janjian sama satu perusahaan, katanya sih mau ngotrak kita buat iklan”kata Alvin.
“Oh yaudah, tapi Cakka sama Iel lagi keluar jadi gabisa ikut.”Kata Via
“Emang mereka berdua sehati banget ya!”Kata alvin sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
“Iya”Via tersenyum.
***
‘TukTukTuk’hanya terdengar ketikan keyboard diruangan itu. Seorang gadis yang tampak workaholic dengan yang dilakukannya sekarang, da seseorang lelaki yang menatapnya.
“Emm.. fy, ada waktu gak jam makan siang ini?”Tanya Dayat.
“ada pak, mau ketemu dengan band yang kemungkinan bakal jadi iklan produk kita nanti.”Jawab ify tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari laptopnya.
“Emm...kamu lagi ngerjain apa sh fy?”Tanya Dayat.
“Cuma kontrak buat nanti, sama ngecocokin pengeluaran kita dan pemasukan kita bulan ini”kata ify.
“Gak bosen apa ngerjain itu itu mulu?”Tanya dayat
“Mungkin, tapi sudah kewajiban”
“Wow, amazing”Dayat menggeleng gelengkan kepalanya.
Ify menghentikan pekerjaannya, dan menatap jam druangan itu. Lalu menyimpun laptop dan map map lainnya.
“Mau kemana fy?”
“Duapuluh menit lagi saya ada janji dengan teman sekalian mau bertemu klien.”Ify langsung beranjak dari ruangan itu.
“Ternyata perasaan gue bener kalo bukan lo yang aslinya memiliki pribadi yang seperti ini, hanya lo yang berusaha menghindari itu semua.”Dayat mengambil selembar foto yang tadi jatuh dari tas Ify. Foto Ify yang tersenyum dan dirangkul oleh seorang lelaki. Mario.
***
“Cepet donk yo, lama amat si lo! Kayak cewek!”Kata Alvin
“Sabar donk mbak, orang Cuma ngambil headsed doang kok”Kata Rio.
“Iya nih vin, kok via liat Alvin dari tadi gelisah mulu sih?”Tanya Via.
“E.... gue kan Cuma mau disiplin, biar gatelat gitu”Kata Alvin mencari alasan.
“Biasanya juga lo yag paling molor.”Kata Rio sambil menyalakan mesih motornya.
“Maka dari itu, gue mau ngubah kebiasaan gue. Ngomong ngomong, ga bareng aja naik mobil gue?”tanya Alvin pada Rio.
“Ga, lo sama Via aja naik mobil, gue naik motor.”Kata Rio sambil memasang helm fullfacenya.
“Yaudah kalo gitu, yok vi!”Alvin memasuki mobil sportnya begitu pula Via.
***
“Rio mana sih? Lama banget tuh anak”umpat alvin sambil menunggu rio didepan cafe, via menghela nafasnya. Tak lama kemudian seorang pengendara motor berhenti di depan mereka, dan membuka helm fullfacenya.
“Sori gue tadi nyasar”Kata orang yang tak lain dan bukan adalah Rio.
“Yaudah, yok masuk!”Alvin berbalik dan memasuki cafe.
“yok”Ucap via dan rio hampir bersamaan.
“mana ya? nah itu dia...”Alvin mempercepat langkahnya. Via seedikit melirik Rio, semetara Rio hanya mengangkat kedua bahunya.

Entah mengapa ada sesuatu yang Rio rasakan saat memasuki cafe itu. Perasaan yang sangat aneh, sedikit gugup, tapi Rio menanggapinya sebagai angin lalu dan melupakan merasaanya itu. Ia terus mengikuti Alvin, hingga langkah mereka terhenti didepan sebuah meja.

“Sori gue telat fy!”Kata Alvin pada seorang gsdis yang sedang menunduk sambil mengutak atik handphonenya. Gadis itu mengangkat wajahnya. Matanya bertemu degan mata yang tampak terkejut.
***
Alvin mengangkat sebelah alisnya menatap kedua orang di hadapannya. Ada apa sebenarnya? Batinnya bertanya.

“I...ify?”Alvin semakin bingung dengan segalanya. Rio kenal Ify? Lalu kenapa mereka tampak begitu terkejut? Batinnya.

Sementara Rio menatap gadis manis didepannya, gadis itu tampak lebih dewasa saat ini, dagunya yang lancip, rambut yang panjang terurai, lebih panjang dari terakhir kali Rio membelai rambutnya, dan kacamata yang dipakainya membuatnya terlihat dewasa.

“Rio”Ify melepas kacamatanya dan berdiri. Kembali terjadi keheningan.
Seperti mimpi bagi Ify untuk kembali bertatap muka dengan pangeran yang telah lama dirindukannya. Semuanya seakan palsu.

“Can I talk to you, just the two of us right now?”Kata Rio memecah kehenigan.
“Sure”Ify mengangguk dan pergi bersama Rio.
“Tap..”Baru Alvin akan menyela pandangannya tertuju pada tangan kirinya yang ditahan seseorang.
“Via?”
“Bisakah Alvin biarkan mereka pergi, dan jangan tinggalkan via disini. Emm... ada yang mau Via bicarain sama Alvin”
“Bicara apa?”Perlahan via melepaskan genggamannya dan menunduk.
“Alvin, via suka sama alvin”tuturnya perlahan dengan suara yang juga sangat pelan.
“Apa?”Sebenarnya Alvin mendengar apa yangdikatakan Via, tapi ia tak yakin dengan apa yang barusan didengarnya.
“Via suka, sayang, cinta sama Alvin”Ucap Via sambil mendongakan kepalanya dan menatap mata alvin.
“...”Alvin melebarkan matanya.
“Alvin ga pernah ngerti perasaan via, Alvin selalu aja ngeliat orang lain, dan gapernah melihat via. Via disini vin! Via disebelah Alvin! Tapi kenapa Alvin gapernah bisa cinta sama via...”Ucap Via lirih. Mata Via melebar. Hangat. Alvin memeluk Via. Rasanya sangat hangat dan nyaman. Via merasa pelukan Alvin sedikit kikuk.
“Maafin Alvin ya”Guman Alvin. Via memejamkan matanya. Matanya berair.
***
“Emm.. kamu mau bicarain apa...yo?”Kata Ify saat mereka berada di parkiran, atau lebih tepatnya didepan motor Rio.
“Ceritanya panjang fy, aku mohon kamu ikut aku ya..”Sedikit ragu tapi Ify mengangguk.
***
Ify bungkam. Tubuhnya sedikit bergetar saat turun dari motor Rio. Ify melirik ke Rio untuk kesekian kalinya.

“Kamu yakin?”Rio tersenyum dan menggenggam jemari Ify.
“Aku sangat yakin”
“Tapi....”
“Percayalah padaku”

Ify menghela nafasnya dan mengangguk. Ify mengetuk pintu rumah Ify. Tak lama seorang yang sangat familiar dimata Ify tampak dari dalam pintu.

“Ify!”Pelukan Bu Alssya yang merupakan ibu dari Ify terasa sangat hangat, pelukan itu sangat dirindukan Ify.
“mama..”
“Ify, mama mohon kamu mau ya liat papa kamu”
“Papa? Papa kenapa ma?”
“Papa kamu....stroke”
“papa stroke?”Ify terpaku.
“I...f..yy”Tak terdengar begitu jelas. Seperti seseorang yang berusaha berbicara dari dalam rumah. Ify langsung berlari masuk kedalam rumahnya.
“PAPAA!!”Ify memeluk papany yang sedang duduk dikursi roda.
“ma...af..in pa...pa...”
“Udah pa, papa ga perlu minta maaf, Ify sudah memaafkan semuanya, Ify sayang banget sama papa”

“Makasih ya nak Rio”Gumam Bu Alssya pada Rio.
“Iya tante”Jawab Rio
“Tante tau kamu itu meman anak yang baik, dan tidak seharusnya dulu kami memperlakukanmu seperti itu.. Kamu mau kan maafin om sama tante?”Kata Bu Alssya.
“Rio sudah maafin dari sebelum sebelumnya kok tante”
“Makasih ya nak”
“Iya tante.”

***

Sore menjelang senja, warna lembayun mempertegas garis cakrawala, membias pada jajaran pohon mangrove dan pohon nur yang berbaris rapi di tempat itu. Sepasang kekasih duduk di tempat itu. Dua tahun telah berlalu sejak hari dimana mereka dipertemukan kembali, dan kini mereka terikat dengan sebuah cinicin emas di jari manisnya.
Terdengar petikan gitar yang mewarnai saat saat indah itu.

apa yang kau alami
dimasa yang tlah lalu
tak perku engkau sesali
tiada guna tuk ditangisi

begitu banyak rintangan
banyak persoalan
hadapilah kenyataan
dengan penuh keberanian

selama engkau bersandar
kepada kekuatan cinta
aku tetap percaya
semua akan berakhir indah
selama engkau bersandar
kepada kekuatan cinta
aku tetap percaya
semua akan berakhir indah

hidup memang bukanlah
sebuah kepastian
yang pasti hanyalah tuhan
dengan segala misterinya
dengan segala kuasanya

Akan Berakhiir Indaah...

THE END 

Makasih buat yang baca, Wajib C&L buat yang mau tag, komen aja, aku minta kritik, please!!