My story

Wellcome to my blog\(>.<)/

Rabu, 07 Desember 2011

Andai dia tahu

Asiik cerpen super pendek, kali ini yang paling pendek! Soalnya lagi stres -_-"

Cekidot!



Andai dia tahu


PLAK!
Tanganku masih menggantung di udara. Terasa tebal, lama-kelamaan terasa panas di telapaknya. Bergetar. Bukan hanya tangan, tapi tubuhku seluruhnya bergetar. Ada air yang mendesak keluar dari sudut mataku. Tiba-tiba tanganku menggenggam dan satu telunjuk kuarahkan tepat di depan hidungnya.
"Jangan pernah kamu kecewakan dia,"kataku dengan suara tertahan karena menahan gejolak di dada yang sulit untuk dibendung. Aku pun berlari meninggalkan kelas 3IPS1, tempat kejadian berlangsung. Tak kuhiraukan lagi pandangan heran sekaligus takjub dari teman-teman yang mengetahui peristiwa tadi.
Ya..aku..ify..aku telah menampar seseorang yang cukup terkenal disekolah ini, SMA Harapan. Dia seorang vokalis group band dan sekaligus senior panjat tebing. Dia yang lebih memilih jurusan IPS meskipun sebetulnya dia mampu untuk masuk kelas IPA. Berbeda denganku yang memang sangat mencintai IPS dan Bahasa Inggris. Dan aku dulu sempat ge er bahwa dia memilih jurusan IPS karena aku pun mengambil jurusan itu.

Kami pun dekat, lapangan basket sekolah, perpustakaan, dan dinding panjat tebing yang dibangun di depan aula sekolahku menjadi saksi kedekatanku dengan sesosok mario, rio. Dan ada satu hal lagi yang membuat kami merasa senasib, karna kami sama sama berasal dari keluarga broken home. Karna kondisi inilah, ia sering sekali pergi minum minuman keras untuk menenangkan pikirannya. Aku selalu berusaha mengingatkannya, tidak dengan seriustapi dengan bercanda sebagaimana gayaku ketika ngobrol dengannya. Menghilangkan nervous lebih tepatnya, karena selalu saja ada getar itu saat aku di dekatnya.
Kedekatan itu terbangun begitu saja. Saat aku memainkan piano sambil mengalunkan suaraku ia memandangku kagum dengan matanya, yang mampu membuatku meluluh. Meski ia menyandang gelar sebagai 'anak berandal' karena sering minum minuman keras, tetap saja, itu tak bisa menyembunyikan pesonanya yang membuat banyak siswi di SMAku jatuh hati padanya.
Dia tahu itu. Tapi aku ragu dia tahu apa yang kurasa tentangnya. Aku tak bisa dan tak terbiasa mengungkapkan isi hati. Bukankah itu menjadi 'kewajiban' cowok untuk mengungkapkan isi hatinya lebih dulu?
Aku suka dengan cewe cuek dan cerdas seperti kamu, dia pernah mengatakan itu. Bisakah itu dijadikan indikasi untuk melangkah lebih? Entahlah.
Statusnya yang tak pernah dekat dengan cewek manapun kecuali aku yang mengaku sahabatnya, membuka peluan cewek lain untuk menginginkan dia menjadi kekasihnya. Aku sendiri tak menyangka bahwa saudaraku sendiri ternyata memiliki selera cowok yang sama denganku. Karena kepandaianku menyembunyikan perasaan, sepupuku menganggapku hanya bersahabat dengannya. Sikap cueknya ternyata membuat sepupuku itu makin menggilainya. Dan malam sebelumnya, sepupuku datang khusus menemuiku untuk mengatakan bahwa betapa ia mencintainya. Itulah yang menjadi tragedi penamparan tempo hari.

Hingga kelulusan SMA, kami tak lagi sedekat dulu. Peristiwa itu menciptakan jarak diantara kami. Kulihat dia sempat dekat dengan sepupuku itu, tapi tak bertahan lama. Ia hanya ingin mengabulkan permohonanku untuk tidak mengecewakan saudaraku, shilla. Tapi aku tahu itu bertentangan dengan hatinya. Aku tahu cewek seperti apa yang bisa menarik hatinya. Pada saat yang sama, aku benar benar tak tahu mengapa ia tak pernah mengungkapkannya, ah, rio..
Tak tahukah ia apa yang kurasa? Tak mengertikah dia aku butuh kepastian untuk menahanku tetap tinggal di kota ini selepas SMA. Tamparan tempo hari kulakukan demi menyadarkan dirinya. Hey...ada aku disini. Tapi ternyata itu tak cukup mempan untuk membuatnya melangkah lebih dari yang selama ini kami punya.

SMA Harapan Bandung, akhirnya aku harus pergi darimu dan dari orang yang selama ini menghuni hatiku dan hari hariku. Kupandangi setiap sudut, lapangan basket, ruang kelasku dulu, ruang musik, tak dapat kulupakan tatapanmu yang telah meneduhkan hatiku dulu..
Aku akan pergi, membawa rasa ini entah sampai kapan. Selamat tinggal untuk seseorang yang bahkan hingga detik. Aku melangkahkan kaki meninggalkan semua kenangan ini, tetap terukir indah dihati.
Ah....andai dia tahu.

-The End-

Tinggalkan jejak :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar