Asiik cerpen super pendek, kali ini yang paling pendek! Soalnya lagi stres -_-"
Cekidot!
Andai dia tahu
PLAK!
Tanganku masih menggantung di udara. Terasa tebal, lama-kelamaan
terasa panas di telapaknya. Bergetar. Bukan hanya tangan, tapi tubuhku
seluruhnya bergetar. Ada air yang mendesak keluar dari sudut mataku.
Tiba-tiba tanganku menggenggam dan satu telunjuk kuarahkan tepat di
depan hidungnya.
"Jangan pernah kamu kecewakan dia,"kataku dengan suara tertahan
karena menahan gejolak di dada yang sulit untuk dibendung. Aku pun
berlari meninggalkan kelas 3IPS1, tempat kejadian berlangsung. Tak
kuhiraukan lagi pandangan heran sekaligus takjub dari teman-teman yang
mengetahui peristiwa tadi.
Ya..aku..ify..aku telah menampar seseorang yang cukup terkenal
disekolah ini, SMA Harapan. Dia seorang vokalis group band dan sekaligus
senior panjat tebing. Dia yang lebih memilih jurusan IPS meskipun
sebetulnya dia mampu untuk masuk kelas IPA. Berbeda denganku yang memang
sangat mencintai IPS dan Bahasa Inggris. Dan aku dulu sempat ge er
bahwa dia memilih jurusan IPS karena aku pun mengambil jurusan itu.
Kami pun dekat, lapangan basket sekolah, perpustakaan, dan dinding
panjat tebing yang dibangun di depan aula sekolahku menjadi saksi
kedekatanku dengan sesosok mario, rio. Dan ada satu hal lagi yang
membuat kami merasa senasib, karna kami sama sama berasal dari keluarga
broken home. Karna kondisi inilah, ia sering sekali pergi minum minuman
keras untuk menenangkan pikirannya. Aku selalu berusaha mengingatkannya,
tidak dengan seriustapi dengan bercanda sebagaimana gayaku ketika
ngobrol dengannya. Menghilangkan nervous lebih tepatnya, karena selalu
saja ada getar itu saat aku di dekatnya.
Kedekatan itu terbangun begitu saja. Saat aku memainkan piano sambil
mengalunkan suaraku ia memandangku kagum dengan matanya, yang mampu
membuatku meluluh. Meski ia menyandang gelar sebagai 'anak berandal'
karena sering minum minuman keras, tetap saja, itu tak bisa
menyembunyikan pesonanya yang membuat banyak siswi di SMAku jatuh hati
padanya.
Dia tahu itu. Tapi aku ragu dia tahu apa yang kurasa tentangnya. Aku
tak bisa dan tak terbiasa mengungkapkan isi hati. Bukankah itu menjadi
'kewajiban' cowok untuk mengungkapkan isi hatinya lebih dulu?
Aku suka dengan cewe cuek dan cerdas seperti kamu, dia pernah
mengatakan itu. Bisakah itu dijadikan indikasi untuk melangkah lebih?
Entahlah.
Statusnya yang tak pernah dekat dengan cewek manapun kecuali aku
yang mengaku sahabatnya, membuka peluan cewek lain untuk menginginkan
dia menjadi kekasihnya. Aku sendiri tak menyangka bahwa saudaraku
sendiri ternyata memiliki selera cowok yang sama denganku. Karena
kepandaianku menyembunyikan perasaan, sepupuku menganggapku hanya
bersahabat dengannya. Sikap cueknya ternyata membuat sepupuku itu makin
menggilainya. Dan malam sebelumnya, sepupuku datang khusus menemuiku
untuk mengatakan bahwa betapa ia mencintainya. Itulah yang menjadi
tragedi penamparan tempo hari.
Hingga kelulusan SMA, kami tak lagi sedekat dulu. Peristiwa itu
menciptakan jarak diantara kami. Kulihat dia sempat dekat dengan
sepupuku itu, tapi tak bertahan lama. Ia hanya ingin mengabulkan
permohonanku untuk tidak mengecewakan saudaraku, shilla. Tapi aku tahu
itu bertentangan dengan hatinya. Aku tahu cewek seperti apa yang bisa
menarik hatinya. Pada saat yang sama, aku benar benar tak tahu mengapa
ia tak pernah mengungkapkannya, ah, rio..
Tak tahukah ia apa yang kurasa? Tak mengertikah dia aku butuh
kepastian untuk menahanku tetap tinggal di kota ini selepas SMA.
Tamparan tempo hari kulakukan demi menyadarkan dirinya. Hey...ada aku
disini. Tapi ternyata itu tak cukup mempan untuk membuatnya melangkah
lebih dari yang selama ini kami punya.
SMA Harapan Bandung, akhirnya aku harus pergi darimu dan dari orang
yang selama ini menghuni hatiku dan hari hariku. Kupandangi setiap
sudut, lapangan basket, ruang kelasku dulu, ruang musik, tak dapat
kulupakan tatapanmu yang telah meneduhkan hatiku dulu..
Aku akan pergi, membawa rasa ini entah sampai kapan. Selamat tinggal
untuk seseorang yang bahkan hingga detik. Aku melangkahkan kaki
meninggalkan semua kenangan ini, tetap terukir indah dihati.
Ah....andai dia tahu.
-The End-
Tinggalkan jejak :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar