My story

Wellcome to my blog\(>.<)/

Senin, 27 Desember 2010

TAKDIR (cerpen)

TAKDIR (cerpen)


Ify tengah berlari lari kecil ke arah toilet sekolahnya. Namun langkahnya terhenti ketika seorang gadis seumuran dengannya yang bernama shilla memanggil namanya. Sontak ify menoleh ke arah shilla yang sedang berlari
ke arahnya.

“ify aw..”belum sempat shilla menyelesaikan kalimatnya. Sebuah bola basket telah melesat ke arah ify dan membentur kepalanya.

Bukk… ify jatuh terduduk sambil memegangi kepalanya.

Ify mengerang kesakitan sambil mengelus – elus kepalanya yang terbentur bola basket ‘nyasar’ itu. ia meraih bola basket yang tergeletak di sampingnya.

“dasar bola basket sialan! Gak punya mata apa lo ! seenaknya aja ngebentur pala orang. Kalo gue gegar otak gimana. Emang lo bakalan tanggung jawab apa?. Ini bola punya siapa lagi?”

“punya gue..”ucap seorang cowok hitam manis yang berbadan tegap dan gagah itu.


Ify mendongkakkan kepalanya. ia baru akan membuka mulut untuk memarahi orang yang sudah membuat kepalanya sakit itu. namun saat melihat wajahnya yang tampan, ify hanya memandangi orang itu tanpa berkedip sedikit
pun. Ia baru tersadar saat orang itu mengambil bola basket yang ify pegang
dengan kasar.

“eh..” baru saja ify berniat untuk menanyakan namanya. Orang itu sudah berlari kearah lapangan dan mulai bermain basket kembali. Ify hanya memandangi orang itu sambil senyam senyum sendiri.

“fy.. lo gak papa??”tanya shilla sambil membantu ify berdiri.

“hehe. Tenang aja. gue masih sehat walafiat kok.”

“oh.. syukur deh. Gue kira lo gegar otak gara – gara tuh bola basket. Lo tadi mau kemana? Main ngilang gitu aja?”

“oh.. tadi gue mau ke toilet. Kebelet! Eh.. jadi aja lupa. Gue ke toilet bentar..” ify kembali berlari lari kecil menuju toilet sekolahnya.

*****


Ify berjalan menuju lapangan basket di sekolahnya. Berharap bisa menemui sosok pria yang tlah membuat jantungnya berdebar tak karuan. Ini bukan yang pertama kalinya untuk ify memperhatikan sosok itu secara diam –
diam. Bahkan ini sudah menjadi rutinitasnya sejak bertemu dengan pria itu.
Semakin sering ia memperhatikan pria itu, semakin besar juga perasaannya untuk
pria itu. dan tanpa sadar seulas senyum telah mengembang di wajahnya. Ify
bukanlah gadis yang gampang menyukai seorang pria. Tapi entahlah, kenapa ia
bisa memiliki perasaan yang begitu dalam terhadap pria ini. Mungkin ini yang
dinamakan ‘love at the first sight’.

Shilla menepuk pundak ify “fy kok lo belom pulang sih?”

“mm.. bentar lagi.” Ify tak mengalihkan pandangannya sedetik pun dari sosok pria itu.

“lo merhatiin siapa sih?” shilla bertanya. Namun ify tak menjawab pertanyaannya. Ia mengikuti arah pandang ify dan menemukan sesosok kakak kelas yang menjadi idaman di sekolahnya.

“oh.. merhatiin ka rio toh..” gumam shilla. Namun dapat di dengar jelas oleh ify.

“ka.. rio?” ify menoleh cepat ke arah shilla.

“iya ka rio. cowok yang lo perhatiin itu namanya rio. dia itu kakak kelas kita.”jelas shilla

“oh rio. mm.. tapi kok gue jarang liat dia bareng ama temen temennya ya.. kalo main basket juga pasti sendiri terus..” Tanya ify sambil kembali memperhatikan sosok rio


“gue kurang tau juga sih. tapi denger – denger sih sikapnya dia itu dingin banget ama cewek. Senyum aja susah. Apalagi liat dia ketawa. Wuih langka banget. Terus dia itu terkesan ‘kasar’ ama cewek..” jelas shilla.
Ify hanya manggut – manggut mendengar penjelasan dari sahabatnya yang satu ini.

Shilla melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya “gue balik duluan ya fy.. bye..” pamit shilla sambil berjalan menjauh dan melambaikan tangannya.

Ify kembali memerhatikan sosok rio. pria yang misterius pikirnya. Dan itu membuat dirinya semakin tertarik.

Rio menghentikan permainannya. Sepertinya ia mulai kelelahan. Ia meraih ranselnya dan menyelempangkannya di bahu kirinya. Ia menuju parkiran sambil mendrible sebuah bola basket.

“tegur? Jangan? Tegur? Jangan? tegur? Jangan? Tegur? Jangan?tegur..” ify bergumam sendiri. Rio sudah semakin menjauh dari pandangannya. “tegur aja deh..” ify berlari lari kecil mengejar rio.

“ka rio..” ify setengah berteriak.

Rio membalikan badannya. Ia melihat seorang gadis yang berlari ke arahnya. Namun tak ada ekspresi apapun di wajahnya.

“ka rio kan?”Tanya ify setelah berhasil menyusul rio.


“masih inget gue gak?” Tanya ify. Namun rio hanya mengerutkan keningnya. Ify mulai membuka mulut kembali “itu.. yang waktu itu kena bola basket yang lo mainin??” Tanya ify. Namun ekspresi rio hanya datar –
datar saja. Suara pun tak ia keluarkan.


“mm.. mungkin lo lupa. Yaudah, gue ify..” ify menjulurkan tangannya dan memamerkan senyum termanisnya. Namun ekspresi rio tak berubah sedikit pun. Ia malah membalikan tubuhnya dan berjalan pergi. Meninggalkan
sosok ify.


Ify menarik kembali tangannya. Kecewa? Ya, ia memang merasa kecewa. Namun rasa kecewanya tak mengurungkan niatnya untuk mengenal sosok rio lebih jauh. Ia bertekad dalam hati untuk bisa membuat rio tersenyum. Tidak..
bukan hanya tersenyum. Tapi tertawa. Ya. Tertawa lepas…

*****

“fy.. ngapain sih lo deketin si ka rio? kalo lo knapa – knapa gimana? Dia kan agak ‘kasar’ gitu ama cewek. Lo gak takut apa?” kata shilla.

Ify menggelengkan kepalanya. “nggak sama sekali..”

“gila lo fy. Ngapain coba lo deketin cowok kayak dia.”

“yaah.. gue emang gila. Mau ikut nyamperin ka rio kagak lo?”

“kagak deh.. “ sahut shilla sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

“yaudah. Lo liat ya. Ka rio itu gak akan makan gue idup – idup..”

Ify berjalan mendekat ke arah rio yang sedang sibuk dengan bola basketnya. Ia mendekati rio perlahan.

“hai ka rio..” sapa ify. Tak ada jawaban dari rio. ia hanya menoleh sekilas dan kembali sibuk dengan bolanya. Ify mengela nafas. ‘sabar ify.. sabar ‘ batin ify.

“kak gue bawain minuman nih. Lo pasti aus kan?” tawar ify sambil menyodorkan sebotol pocari sweat kea rah rio. namun rio tetap tak menghiraukannya. Malah ia tak menoleh sedikit pun.

“yaudah. Gue simpen disini aja ya..” ify meletakkan sebotol pocari sweat di dekat kaki rio. lalu berjalan pergi meninggalkan rio.


Rio menoleh kea rah sebotol pocari sweat yang di letakan ify di dekat kakinya lalu memandang punggung ify yang berjalan menjauh. Tanpa sadar ujung bibir rio tertarik sedikit demi sedikit hingga membentuk sebuah senyum
tipis.

*****


Rio berjalan menuju parkiran tempat ia memarkir Yamaha TZR 50 miliknya. Namun langkahnya terhenti ketika seorang gadis memanggil namanya. Ia mengenali suara itu. karna ini bukan yang pertama kalinya gadis itu menemui
rio sepulang sekolah. Mungkin ini sudah yang ke lima kalinya. Atau mungkin
lebih.

Mau tak mau rio membalikan tubuhnya. Ia mendapati ify sudah berdiri di belakangnya dengan senyum lebar di wajahnya. Rio hanya mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya ‘mau apa lagi lo’.


“hai ka. Mm.. gini. Mm.. gimana yak..” terlihat jelas kegugupan dari wajah ify. Rio benar benar sudah merasa jengkel dengan gadis satu ini. Ia membalikan tubuhnya dan berjalan pergi ke parkiran tanpa menghiraukan
ify.

Ify menysul rio sambil memanggil – manggil namanya. Namun rio tak menghiraukannya. Tapi ify tak merasa putus asa sedikit pun, ia terus memanggil – manggil nama rio.

“ka.. ka rio.. ka rioo…”panggil ify. Rio berbalik ke arah ify.

“mau ngomong apa lo?!” rio setengah membentak

“itu.. mm.. jadi gini..”

“udahlah! Males gue berurusan ama orang kayak elo !!” bentak rio. lalu ia berbalik dan tiba tiba saja langkahnya terhenti ketika..

“gue suka sama elo ka..” ucap ify lantang. Rio menghentikan langkahnya. Namun tetap membelakangi ify. Ia hanya diam mematung. Tapi sesaat kemudian ia tersadar. lalu rio berjalan pergi. Meninggalkan ify.. sendiri..


Ify berdiri mematung. Ia sendiri tak bias mengontrol perkataan yang terlontar dengan sendirinya dari mulutnya. Ia hanya bisa merutuki dirinya sendiri atas perkataan bodoh yang ia katakana tanpa bias ia
cegah. Kata kata itu terucap begitu saja saat rio akan meninggalkannya. Seakan
ia tak mau di tinggalkan olehnya.. oleh rio…

*****

Rio membanting ranselnya di tempat tidur. Lalu ia duduk di tepi tempat tidurnya masih dengan seragam yang menempel di tubuhnya. Ia mengacak – ngacak sendiri rambutnya.


“aarggh… maksud tuh cewek apaan sih !! seenaknya aja ngomong suka ama gue ! emang dia kira dia siapa? Berani beraninya ngomong kayak gitu ama gue.. aarrgh sialan..”ucap rio setengah berteriak. rio mengacak – acak
rambutnya lalu menghempaskan tubuhnya.

“kenapa dia harus suka ama gue? Kenapa harus dia? Kenapa juga dia itu harus suka ama gue? Kenapa harus cewek yang gue cintai ngomong suka ama gue? Kenapa harus gue?.. gue gak pantes buat elo fy.”lirih rio.


Rio sudah sejak lama memiliki perasaan terhadap ify. Semenjak gadis itu masuk ke sekolah yang sama dengan rio. bahkan ia mengetahui segala sesuatu tentang ify. Namun perasaan itu harus di buangnya jauh - jauh
saat ia sadar bahwa dirinya tak mampu membuat gadis yang di cintainya itu
bahagia. Hanya air mata dan kesedihan yang akan ia berikan. Bukan kebahagiaan.

*****


Ify berdiri di gerbang sekolahnya sambil sesekali melirik jam tangan biru muda yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir setengah jam ify menunggu supirnya yang biasa mengantarkan ia pulang. Tiba tiba
HP ify bergetar. Tanda sebuah pesan masuk. Ify cepat cepat menekan sebuah
tombol untuk membaca isi pesan itu.

1 new message – pak ahmad

From : pak ahmad

Aduh non. Mobilnya mogok.

Non ify pulang naik taksi aja ya.

Ify mendecakkan lidahnya berkali kali. “kalo gue gak di jemput. Gue pulang ama siapa dong? Masa gue harus nungguin taksi sih. mana ada taksi di sini” ucap ify.


Ify mengedarkan pandangannya ke sekolah. Sudah sepi. Yang tertinggal hanyalah rio yang sedang berjalan menuju motrnya yang di parkir. Ify sempat berniat untuk nebeng ama rio. namun teringat kejadian beberapa hari
lalu, saat ify lepas kontrol mengatakan suka pada rio. ia menjadi segan untuk
meminta bantuan kepada rio. apalagi akhir akhir ini ia sudah tidak pernah
menegurnya lagi.

Ify hanya menghela nafas lalu mulai berjalan pergi dari sekolahnya. Ia hanya berharap ada sebuah taksi yang bias mengantarkannya sampai ke rumah. Semoga saja. Semoga..

Dimana ini?


Ya tuhan.. dimana kah ini? Ify baru sadar bahwa dirinya sama sekali tak tahu jalan. Ify terus berjalan. Mengikuti kemana langkah kakinya membawanya. Sudah hampir satu jam ia berjalan. Namun tak ada satu ekor taksi
pun yang Nampak. Dan sekarang ia sama sekali tak tahu dimana dirinya sekarang
berada.


Ify terduduk lemas di pinggir trotoan jalan. Jalan itu sepi. Tak ada satu kendaraan pun yang lewat. Jangankan sebuah kendaraan. Orang – orang pun mungkin segan untuk kesini. Ify hanya duduk sambil memeluk kedua
lututnya sendiri, dan membenamkan wajahnya di antara tangannya. Ia hanya
berharap ada orang baik yang mau mengantarkannya pulang ke rumah dengan selamat..
lagi lagi hanya berharap..


Ify bias merasakan sebuah kendaraan yang melaju ke arahnya. Dan berhenti tepat di hadapannya. Ia mengangkat wajahnya sedikit. Ia melihat sebuah yamaha TZR 50. Ify mengenal motor itu. itu motor.. rio. ia mendongkakan
kepalanya, agar dapat melihat wajah sang dewa penolongnya. Ia hanya menatap rio
tanpa bersuara.

“naik..”seru rio.

Ify hanya diam tak bergeming. Tiba tiba saja. Ia berdiri dan memeluk rio. tangisnya pecah saat itu juga.

“gu.. gue.. takut.. gue.. takut..” tangisnya.

Perlahan rio mengangkat tangannya. Mengelus lembut rambut ify. Mencoba menenangkan gadis yang pernah menjadi belahan jiwanya. Mungkin sampai sekarang..

Rio melepaskan pelukannya. Mengusap air mata ify dengan ujung jarinya. Dan menatap mata ify dengan lembut.


“lo jangan nangis lagi ya fy. Gue ada disini. Lo gak usah takut. Gue pasti bakalan terus.. jagain lo..” ucap rio lirih. Apa mungkin? Apa bisa ia menepati kata – katanya sendiri. Mungkin ia hanya bisa menepatinya hari
ini saja. Esok? Siapa yang tahu. Itu hanyalah takdir yang tuhan beri untuknya.

“yaudah lo naik gih. Gue anterin lo pulang..” ucap rio. ify menurut, ia hanya menganggukan kepalanya lalu menaiki motor rio.

*****

Rio keluar dari kamar mandi yang berada di dalam kamarnya sambil mengeringkan rambutnya. Ia duduk di tepi tempat tidurnya dengan handuk yang menempel di lehernya. Kata kata ify masih jelas terdengar di telinga rio. “gue tau lo baik ka. Pasti lo punya alesan
di balik sikap lo yang dingin”.



Ia berjalan menuju cermin. Memandangi pantulan bayangan dirinya di cermin. Tak ada yang istimewa darinya. Kenapa ify harus menyukainya. Hanya ada luka. Luka bekas operasi jantung yang ia lakukan setahun yang lalu.
Setahun yang lalu.. ya, semenjak saat itu ia sadar bahwa dirinya sudah tak utuh
seperti dulu. Ia tak memiliki jantung. Yang ia miliki hanyalah sebuah jantung
elektrik. Ia tahu bahwa sebuah jantung elektrik tak bisa terus terusan berdetak
di dalam tubuhnya. Seberapa tahan sih sebuah jantung elektrik. Ia yakin pasti
jantung itu akan berhenti juga. Entahlah kapan jantung itu akan berhenti.. lagi
lagi ini hanyalah takdir tuhan yang di beri untuknya. Sebuah takdir..

“gue pingin hidup.. gue.. pingin.. hidup..” lirih rio

*****


Seperti biasa, sepulang sekolah rio selalu bermain basket sendirian di sekolah. Tapi tidak untuk kali ini. Ia tidak sendiri. Kali ini ia di temani oleh ify. Ia hanya ingin menepati janjinya untuk terus menjaga gadis
itu. semampunya. Sampai takdir sendiri yang bisa menghentikannya. Hanya takdir…

“kak pulang yuk.. udah mau sore nih.” Ajak ify. Rio hanya menoleh dan tersenyum, lalu menghampiri ify.

“nih minum dulu. Lo aus kan..” kata ify sambil menyodorkan sebotol air mineral yang sengaja di belinya untuk rio.

“thanks fy.”

“yuk pulang..” ajak rio.

Ify bangkit dari duduknya lalu mengiringi rio menuju parkiran sekolahnya.

“ka. Kok lo suka banget sih main basket?” Tanya ify

“karna setiap gue main basket, gue selalu ngerasain jantung gue hidup..”

Ify manggut manggut, padahal ia sama sekali tak mengerti maksud perkataan rio barusan. ‘Bukannya jantung ka rio emang udah hidup ya. Buktinya aja dia sehat gitu’ fikir ify

“fy. Lo mau gak gue ajak ke tempat favorit gue?”

“hah? Mau.. mau.. dimana??” Tanya ify antusias. Jarang sekali ia mendengar suara pria yang membuatnya jatuh hati ini.

“ntar juga lo tau..”

*****

Rio mengajak ify ke sebuah taman yang terdapat sebuah danau. Ia mengajak ify duduk di tepi danau tersebut..

“gimana fy tempatnya?” Tanya rio. namun matanya tak menatap ify sedikit pun.

“bagus.. enak lagi udaranya.”

“syukur deh kalo lo suka. Mm. lo tau gak apa yang gue suka dari tempat ini.” Ify hanya menggelengkan kepalanya. Walaupun pandangan rio lurus ke depan, ia bisa mengetahuinya.


“kalo sore sore gini, gue paling suka liat pantulan cahaya matahari di air danau ini. Kelihatannya indaaah banget. Warna air danaunya jadi agak kekuning kuningan gara – gara pantulan cahaya matahari. Trus kalo malem
gue paling suka kalo cahaya dari bintang bintang menghiasi air danau ini. Mmm..
rasanya gimana ya? Gue serasa liat lautan yang penuh bintang di hadapan gue…”seru
rio. senyuman tak luput dari wajahnya. Sorot matanya pun memancarkan
kebahagiaan. Dia belum pernah merasa sebahagia ini.

“fy.. fy kok lo diem aja sih..” Tanya rio sambil menoleh ke arah ify. Dan ia mendapati ify sedang memandangnya sambil tersenyum..


“nggak papa..” ify menggeleng pelan. Lalu meluruskan pandangannya. Menatap kilauan air yang berwarna keemasan di hadapannya. “ gue seneng aja bisa liat lo bahagia banget. Apalagi baru kali ini gue dengar lo
ngomong panjang lebar.” Lanjutnya.


Rio hanya tersenyum mendengar perkataan dari ify. Ia kembali memfokuskan pandangannya ke air danau. Sepi.. sunyi.. itulah perasaan yang menyelimuti mereka. Tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Mereka berdua
saling diam.. menikmati kebahagiaan mereka masing masing.

“gue sakit fy..” lirih rio. namun wajahnya masih tersenyum. “ sakit.. sakit banget.. disini..” rio mengangkat tangan kanannya dan menempelkannya di dada sebelah kirinya.

“sakit. Sakit hati..” sahut ify sambil terkekeh. Sedangkan rio hanya tersenyum. Pandangannya seperti menerawang.

“pulang yuk fy..” ajak rio sambil berdiri. Yang di ikuti oleh ify.


Ify berjalan mengiringi rio. dan tanpa di duganya secara perlahan rio menggandeng tangannya. Ify spontan langsung menoleh kea rah rio. namun rio hanya tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya ke arah ify. Malah ia
semakin erat menggenggam tangannya.


Mereka berjalan menuju tempat rio memarkirkan motornya. Ify mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman. Cukup ramai juga disini.. banyak pasangan yang sedang berpacaran disini. Ada juga anak anak remaja seumuran ify
yang hanya sekedar berjalan jalan. Bahkan anak anak pun banyak yang berlarian
kesana kemari sambil bermain kejar kejaran. Bahagia? Ya.. bahagia sekali.. hari
ini ia merasa sungguh sangat bahagia. Ia sama sekali tak menyangka. Rio yang
selalu di sebut sebut bersikap dingin bahkan cenderung kasar bisa
menggandengnya seperti ini. Menggandengnya erat.. sangat erat..

Kebahagiaan tak bertahan lama?


Tiba tiba saja kebahagiaan itu seakan lenyap dan tergantikan oleh sebuah kepanikan. Tiba tiba saja rio menghentikan langkahnya. Genggamannya melonggar. Tangan kanannya memegangi dada sebelah kirinya. kakinya sudah terasa
lemas. Bahkan ia pun terjatuh sambil berkata “sakit fy.. disini.. Sakit.” Tak terasa
air mata ify pecah saat itu juga. Ia hanya bisa mengelus ngelus lembut rambut
rio sambil meminta tolong kepada orang – orang yang berada disitu. Tak perlu
menunggu lama orang orang pun sudah mengerumuni mereka berdua.

“panggil ambulance..”

*****


Ify terduduk lemas di depan ruang UGD. Air matanya sudah mengalir sejak tadi. Matanya sudah sembab dan merah. Tak lama kemudian shilla pun datang dan di ikuti oleh orang tua dari rio. shilla langsung menghampiri
ify.

“ka rio shill.. ka rio..”tangis ify sambil memeluk sahabatnya itu. shilla mengelus elus pundak sahabatnya sambil berusaha menenangkan ify.

“tante.. ka rio kenapa tante?” Tanya ify ke mamahnya rio.

“maafkan rio nak. Dia sudah menyembunyikan semua ini dari kalian..” kata mama rio.

“maksud tante apa..”

“rio mempunyai penyakit jantung. Jantungnya sudah tak bisa berfungsi dengan baik. Sudah satu tahun ia bertahan dengan jantung elektrik yang menggantikan jantungnya..” ucap mama rio sambil menangis.

Ify hanya bisa menangis mendengarkan penjelasan dari mama rio

“sabar fy.. sabar..” ucap shilla menenangkan ify yang sedang menangis dalam pelukannya.

*****


Rio sudah di pindahkan ke ruang rawat biasa. Dan ia sendiri sudah bisa membuka matanya kembali. Sedangkan ify hanya bisa menangis sambil duduk di samping tempat tidur rio. ia menangis sambil menundukan kepalanya. Sampai
sampai tak menyadari bahwa rio sudah sadar


Ia menggerakan tangannya perlahan dan menggenggam tangan ify. Sontak ify pun langsung mendongkakan kepalanya. Ia melihat rio yang sedang tersenyum padanya. Walaupun mukanya
terlihat pucat. Lagi lagi ia tak bisa membendung air matanya. Air matanya
mengalir lembut di pipi ify. Walaupun tanpa sebuah isakan.

“jangan nangis..” lirih rio.

Ia berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengangkat tangannya dan mengusap air mata ify dengan ujung jarinya.

“jangan nangis..” lirih rio sekali lagi. Namun bukannya membuat ify berhenti menangis malah membuat tangisnya semakin keras.


“yaudah kalo lo gak kuat. Lo boleh nangis sekarang. Tapi lo harus janji buat besok gak boleh ada air mata lagi. Janji..” rio mengacungkan jari kelingkingnya. Bukannya mengaitkan jari
ia hanya menunduk dan membiarkan air matanya mengalir semakin deras.

“ayo dong fy. Lo harus janji. Demi gue fy..” ucap rio lirih. Ify hanya menggeleng lemah.

“janji..” rio mengacungkan kelingkingnya sekali lagi. Ify hanya menggigit bibir kemudian mengaitkan jari kelingkingnya di kelingking rio. sambil mengusahakan seulas senyum tipis.

“janji..”

Terdengar suara pintu di buka. Dan di susul oleh ke hadiran ke dua orang tua rio.

“gimana kata dokter mah?” Tanya rio


Mamahnya hanya menggeleng lemas. “kondisi kamu udah semakin parah yo. Satu satunya jalan Cuma dapet transplantasi jantung. Sedangkan jumlah pendonor akhir akhir ini semakin sedikit..” suara mama rio terdengar sedikit
bergetar.

Rio hanya tersenyum “ gak papa mah. Mamah gak usah nungguin rio di rumah sakit ya mah. Hari ini rio pengen di temenin sama ify mah..”ucap rio sambil melirik ify.

“iya tante. Ka rio biar ify yang jaga. Tante istirahat di rumah aja.” sahut ify.

“yaudah. Tante ijinin ke orang tua kamu ya fy. Tante pamit dulu. Ntar kalo ada apa apa telpon tante aja..”

*****


Jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Ify pun sudah terlelap. Rio meletakan sebuah surat di meja kecil di samping. Ia mengangkat tangannya perlahan. Mengusap lembut rambut ify sambil tersenyum “gue cinta sama lo fy. Gue
sayang sama elo.. sayaang… banget..” lirih rio. ia lalu mengangkat tangannya ke
dada sebelah kirinya. “sakit fy.. disini. Sakit banget.. bukan hati.. tapi jantung.
Sakiit banget.. gue udah gak kuat fy. Gak kuat..” lirih rio.


ia kembali mengusap lembut rambut ify. “kenapa takdir gue gini ya fy. Kenapa gue di takdirin punya penyakit ini... Tapi gue beruntung fy. Karna takdir juga udah mempertemukan kita. Dan hanya takdir yang bisa
memisahkan kita..” lirih rio. tak terasa air matanya jatuh.

“jangan nangis.. jangan nangis.. Cuma hari ini saja.. kali ini..”

*****


Ify memandang nanar kea rah nisan yang berada di hadapannya. Air matanya sudah kering. Matanya merah dan sembab. Hanya sebuah isakan yang tertinggal. Tangan kanannya menggenggam kuat sepucuk surat. Ya.. surat dari
rio. hujan turun dangan derasnya seakan ikut menangisi kepergian rio.
kepergiannya.. kepergian cintanya.. oleh takdir.


*****

Jangan nangis fy..

Gue mohon jangan nangis..


Maaf fy, kalo waktu itu gue pernah bentak lo. gue cuman gak mau lo deket ama gue fy. Lo tau kenapa? Ya.. gue sakit fy. Sakitt
banget rasanya fy.. gue udah gak kuat.. rasanya sakit banget.. disini fy.. di
jantung gue.. walaupun takdir gue sakit bagi gue. Tapi gue seneng takdir juga bisa
mempertemukan kita. Walaupun pada akhirnya takdir juga yang memisahkan kita..
kalo aja gue bisa milih takdir gue sendiri. Pasti gue milih di takdirin hidup
sehat. Dan bisa selalu ada di samping lo fy. Tapi takdir gue berkata lain. Ini takdir
gue.. dan gak ada yang bisa merubahnya..


Gue mau jujur sama lo fy. Gue suka sama elo. Bahkan bukan sekedar suka tapi gue sayaaaang sama elo fy. Gue cinta sama elo.. mungkin pengakuan gue ini gak akan
berarti apa apa. Tapi gue lega bisa ngungkapin perasaan gue yang udah gue
pendem sejak lama.. sejak pertama lo masuk di sekolah yang sama ama gue..


Lo harus inget kata kata gue fy jangan nangis…

With love

Mario stevano aditya haling

Tinggalkan komen...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar