My story

Wellcome to my blog\(>.<)/

Kamis, 06 Januari 2011

Love si ‘Cupu’(Cerpen) #end


Masih ada yang menunggu#kayaknya enggak
jangan donk!!
Yaudah, kita lanjut aja ya...


Di bag1...
>>
^^^^

“Coba aja dari dulu Rio kayak gini, pasti udah gue embat dari kelas satu.”Kata Dea.

“Bener tuh, ngelit dia sekarang kayak ngeliat pangeran yang turun dari langit ke tujuh”Kata Zevana

“But, sori yah guys, kayaknya Price Rio bakalan jadi milik gue”Kata Shilla

“Maksud lo Shill?”Tanya Dea

“Liat aja nanti”

“Tapi lawan lo si anak baru itu loh yang jadi bahan pembicaraan akhir akhir ini.”Kata Dea

“Lo tau kan apa yang akan seorang Ashilla lakukan??”Tanya Shilla balik.

“Lo beneran bakan ngelakuin itu Shill??”Tanya Zeva.

“Every thing I’ll do”Kata Shilla. Tiba tiba raut muka Zeva dan Dea berubah ketika melihat belakang Shilla.

“Shill…”Kata Dea ragu ragu

“Kenapa?”

“Em…I…itu”Zeva menunjuk seseorang di belakang Shilla, Shilla membalik dan,,

“Al…Alvin??”Shilla mengeluarkan  keringat dingin setelah melihat Alvin sedang berada di belakangnya.

“Lo…Lo denger yang tadi??”Kata Shilla ragu ragu. Alvin mengangguk dengan mantab.

“Jadi lo bakal ngaduin gue ke pak Radit?”Tanya Shilla sambil setengah menunduk.

“Gak”Shilla terkejut dan mengangkat kepalanya.

“Maksud lo? Bukannya lo suka banget sama Ify?”

“Iya, gue emang suka sama Ify”Shilla mengangkat sebelah alisnya.

“Tapi, gue juga sangat membenci Rio.”Jawab Alvin yang terdengar ketus dan cuek.

“Gue sangat benci karna dia udah ngerebut Ify dari gue.”Shilla tersenyum miring mendengar Kalimat yang di ucapkan Alvin.

“Gimana kalo kita kerja sama aja buat ngancurin hubungan mereka?”

“Sure, apa rencana lo?”Tanya Alvin.

***
Bag2...
Love si ‘Cupu’(Cerpen)

#Keesokan harinya (Pulang Sekolah).

“Yo, lo di cari sama Dea. Katanya lo di cari sama pak…Aduh gue lupa, lo tanya aja gih sama si Deanya. Dia ada tuh di belakang sekolah”Kata Zeva pada Rio.

“Oh,”Rio pergi ke belakang sekolah.

“Biar tampangnya sekarang cakep, tapi cueknya gak ilang ilang”Omel Zeva setelah Rio pergi.

@Belakang sekolah

“Kenapa de?”Tanya Rio begitu melihat dea yang sedang membelakanginya.

“E…itu” Dea membalik sambiul menatap semak semak dengan muka ragu ragu.

‘Deg!’

^^^

“Vin, Kamu liat gak Rio kemana?”Tanya Ify yang melihat Alvin keluar melewati gerbang sekolah.

“Rio? Tadi gue liat dia di belakang sekolah.”Kata Alvin

“Oh… makasi ya”Ify berlalu.

“Sabar Vin sabar…Sebentar lagi Vin…Lo harus sabar”Kata Alvi pada dirinya sendiri sambil mengelus dadanya.

^^^

Ify berjalan ke belakang sekolah sambil mencari cari rio dan,,

“RIO?!!”Pekiik Ify tak percay dengan yang dilihatnya. Ify langsung berlari…

“Fy!”Rio kaget melihat Ify. Rio segera melepas paksa pelukan Dea.

“Argh! Apa apaan sih Lo?! Kurang ajar banget sih lol! Apa sih mau lo?!”Bentak Rio pada Dea yang menundukan kepalanya.

“Sori yo, gue…”Kata Dea yang di potong oleh Rio.

“Alah Bushit lo!”Bentak Rio dengan penuh emosinya dan meninggalkan Dea yang menyesali perbuatannya.

“Sori…”

^^^

“Apa sih salah gue sama lo yo? Apa dari awal lo emang Cuma mau maiinin gue aja?! Lo jahat banget sih sama gue!”Kata Ify sambil berjalan kaki dengan berlinangan air mata. Tiba tiba…

‘Ciiiittt!!’

“AAAA!!!!!!!!!!!”

***

“Argh!!!!!”Rio mengacak rambutnya.

“Sabar yo! Gue yakin Ify pasti bisa maafin lo”

“Tapi…”

“Lo musti yakin yo sama Ify”Rio mengangguk.

‘Ify, gue harap lo mau maafin gue’Rio membatin.

***

“Fy, lo nggak papa khan?”

“…”Ify masih shyok atas apa yang baru saja di alaminya.

Ia diam. Tubuhnya bergetar. Matanya mulai berkaca kaca. Pandangannya kosong. Pikirannya terus berputar ke masa lalu.


“Halo?”

“Halo, Ify…Stev Fy…Stev…Stev……”Isak tangis seseorang di sebrang sana yang menelfon Ify.

“Stev kenapa??”Ify yang sedang mengendarai mobil langsung meminggirkan mobilnya dan berkonsentrasi dengan telfonnya.

“Stev kecelakaan Fy, dan sekarang Stev sedang berada di ruang gawat darurat, dan keadaannya kritis”Ify kaget.

Air matanya mengalir begitu saja. Handphonenya jatuh. Apa yang terjadi? Ia langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Khawatir? Tentu saja. Seseorang yang sangat ia sayangi bahkan sangat cintai sekarang berada dalam keadaan kritis.
Dengan hati yang tak tentu ia berlari di koridor rumah sakit. Ia terus berlari dengan air mata yang masih terus mengalir dari matanya. Di dalam pikirannya hanya ada satu nama ‘Stev’, hanya nama laki laki itu yang sekarang berada dalam pikirannya.

“Ify!”Ucap seorang wanita parubaya yang merupakan ibu Stev. Wanita itu memeluk Ify dengan erat sambil menagis. Apa yang terjadi? Apa Stev baik baik saja? Pikiran Ify sangat kacau. Lalu wanita itu melepaskan pelukannya.

“Tan, Stev kenapa?”

“Tadi stev di tabrak mobil. Terus…dia dia…”Kata wanita itu terbata bata.

“Jadi Stev…”Ify tak dapat melanjutkan kata katanya. Hanya air mata yang melanjutkan semuanya.

“Stev ada di dalam sana sayang,”wanita itu menunjuk sebuh ruangan. Ify melihat Di dalam Ruangan itu. Stev yang terbaring dengan muka pucat dan tubuhnya penuh dengan alat alat medis.
Begitu perih hati Ify melihat keadaan Stev yang seperti itu. Sangat amat sakit hingga air matanya tak dapat berhenti mengalir. Tubuh Ify semakin lemas hingga ia terjatuh.

>>>

‘Tok tok tok’Ify mengetuk pintu kamar rumah sakit. Ini adalah hari ke tujuh Ify menjenguknya.

“Masuk..”

“Stevent, gimana keadaan kamuu?”Ify bertanya  pada Stevent  yang sedang terbaring tak berdaya di kasur rumah sakit.

“kamu bisa lihat sendiri kan fy? Makin  bosen aja aku di rumah sakit.”katanya. Ify terkikik mendengar jawabannya.

“kalau bosen, makanya cepet sembuhnya.”raut wajah Stev berubah.

“Fy, klau nanti aku pergi kamu pindah ke sekolah aku di Jakarta yah,”pintanya.

“Hus, steven jangan ngomong gitu.”air mata Ify mulai menetes.

“Fy, kamu jangan nangis.”katanya sambil memeluk Ify.

“Aku yakin kamu pasti sembuh.”kata Ify.

“Maaf fy, aku capek dengan semua ini”

“Ga, kamu pasti bisa.”

“Fy, kamu janji yah, kamu akan tetap jadi Ifyku yang ceria, yang baik, yang ramah, dan perhatian. Jangan jadi Ify yang cengeng.”

“…”

“Don’t Cry againt, cause you’re priceless to me..before..and forever.”kata Stev…untuk terakhir kalinya pada Ify.

Tngannya sekarang terasa lebih berrat. “Stev..”

“…”

“Stevv….!”teriak Ify saat melihat darah segar mengalir dari hidungnya.

@Pemakaman.

“Stev, aku akan penuhi janji aku. Aku akan tetap jadi Ify yang ceria, yang baik, yang ramah, dan perhatian.
Dan aku juga akan pindah ke sekolah kamu di Jakarta.”kata Ify di depan makam Stevent sambil mengelus batu nisan yang bertuliskan

‘GABRIEL STEVENT’.


(Back sound)
Tak pernah terpikir olehku
tak sedikit pun ku menyangka
kau akan pergi tinggalkan ku sendiri

begitu sulit ku menyangkal
begitu sakit ku rasakan
kau akan pergi tinggalkan ku sendiri

di bawah batu nisan kini kau tlah sandarkan
kasih sayang kamu begitu dalam
sungguh ku tak sanggup ini terjadi
karna ku sangat cinta

 ini lah saat terakhirku melihat kamu
jatuh air mataku menangis pilu
hanya mampu ucapkan selamat jalan kasih

satu jam saja ku telah bisa
cintai kamu kamu kamu di hatiku
namun bagiku melupakanmu
butuh waktuku seumur hidup

satu jam saja ku telah bisa
sayangi kamu di hatiku
namun bagiku melupakanmu
butuh waktuku seumur hidup

di nantiku

ini lah saat terakhirku melihat kamu
jatuh air mataku menangis pilu
hanya mampu ucapkan selamat jalan kasih


satu jam saja ku telah bisa
cintai kamu kamu kamu di hatiku
namun bagiku melupakanmu
butuh waktuku seumur hidup

satu jam saja ku telah bisa
sayangi kamu di hatiku
namun bagiku melupakanmu
butuh waktuku seumur hidup



Kepala Ify mendadak sakiit sekali. Air mata Ify mulai mengalir. Peristiwa itu terus berputar di kepala ify. Kini peristiwa itu terasa semakin menayakitkan dari pada biasanya. Ify terus memengangi kepalanya yang sakit.

“Fy, lo ga papa kan??Gue anter lo pulang ya…”Ify mengangguk kecil.

***

“Mama, Ify mau ke bandung ma…”

“Kok tiba tiba sayang?”

“Ify mau ke makamnya Stev.”

“Tapi kan sayang…”

“Please ma…”

“Yaudah kalo gitu. Tapi kamu tunggu minggu depan yah berangkatnya.”

“Gak ma. Ify gak mau”

“Loh kok gitu?”

“Aku mau berangkat malam ini juga”

“Tapi”

“Please ma, aku pengen banget ma”Air mata Ify menetes.

“Yaudah, mama pesen tiketnya dulu ya”

“Makasih ma”Ify memeluk mamanya.

“Iya sayang”

‘Stevent aku datang’
***

@Kelas

“Ify, lo dimana? Gue kangen sama lo…”Gumam Rio sambil menatap bangku Ify yang kosong.

“Yo, lo lagi nyariin siapa?”Tanya Iley.

“….”

“Nyariin Ify ya?”Tebak Iley

“…”

“Ify hari ini ijin. Katanya dia ada urusan keluarga gitu”Kata Iley.

Rio berfikir sejenak lalu langsung menyimpun barang barangnya dan bersiap keluar dari kelas.

“Ley…”

“iya iya, gue tau. Lo mau ijin kan?”Rio tersenyum

“Udah sana cariin si Ify”Kata Iley

“Thax ley”

“Emm…”Rio langsung pergi.

***

@Rumah Ify

‘Toktoktok’Rio ngetuk pintu rumah Ify

“Permisi”Seorang bibik membuak pintu rumah Ify.

“Eh, cari siapa ya nak?”

“Ifynya ada bik?”

“Loh? Non Ify khan sudah berangkat”

“Be…berangkat?”

“Iya”

“Berangkat kemana bik?”

“Ke makamnya tuan Stevent”

“Makam? Tapi kapan?”

“Tadi malam tuan”

‘Apa mungnkin Ify mau ngelupain gue? Dia gak mau ketemu sama gue karna dia marah  sama gue?’Batin Rio.

“Tuan? Tuan kenapa”Tanya Bibik itu karna melihat Rio yang bengong.

“Eh, engga kok. Yaudah yah bik, saya pergi dulu.”Rio langsung pergi menaiki motornya dan pergi ke rumahnya.

***

“Hoamm…Pagi dunia!”Kata Ify sambil bangun dari tidurnya dan membuka jendela kamarnya.

“Pagi diriku dan Pagi………Stev”Kata Ify sambil tersenyum

“Pagi ini cerah banget…Gue jalan jalan akhh…”Ify mandi dan sarapan lalu berjalan jalan di tempat yang dulu sering ia kunjungi sebelum ia pindah ke Jakarta. Saat ia masih bersaa Stev.


Ify duduk di bangku taman sambil memandangi taman bungan di taman itu. Ify tersenyum mengingat semua kenangannya di taman itu. Saat yang paling membahagaiakan Ify saat itu…Ify menutup kedua matanya…


“Ify…”

“Kenapa Stev?”

“Aku mau jujur sama kamu”

“Jujur?”

“Iya, aku mau jujur sama kamu tentang perasaan aku sama kamu”

“…”Ify diam pipinya merona. Stevent menggenggam tangan Ify erat.

“Aku sayang sama kamu Fy. Do you want to be girl?”Ify Memeluk stev

“Yes I do!”

“Thx fy!”Tiba tiba bunga bunga di sekitar mereka terbang kelopak kelopak bunga seperti berjatuhan dari langit. Sangat Indah.

“Kamu suka Fy?”Tanya Stev

“Ini kamu yang buat?”

“Every thing for you my lady”Kata Stev, pipi Ify semkin memerah.


Ify membuka kedua matanya lalu tersenyum

“Aku beli bunga dulu deh buat ke makam Iel”Kata Ify sambil pergi ke toko bunga langganannya.

***

“Yo lo mau ke mana?”Tanya Cakka yang melilhat Rio sedang menyimpun barang barangnya.

“Gue mau nenangin diri gue dulu”

“Ke tempat Ify?”

“Gak,”

“Jadi?”

“Lo tau dimana gue bisa menenagkan perasaan gue?”

“Sekarang?”

“Ia. Gue udah beli tiket kok”

“Prepared banget lo”

“Ini bukan gara gara Ify aja Cakk, coba lo liat tanggalan hari ini”

“Oh iya, gue lupa. Besok ini harinya Iel khan?”

“Yup…”

“Lo memang gak pernah lupa ya yo..”Rio tersenyum tipis

“Ga akan pernah”

“Tapi jangan lupa sama ini, kalo gak nanti lo ga di terima di sana”Kata Cakka sambil melempar sebuah gelang berwarna biru.

“Iya”Rio tersenyum memandang gelang itu.

“Happy birthday ya yo”Kata Iel

“Thx”

“Eh iya nih, gue punya sesuatu buat lo”Iel memberikan sebuah kotak. Rio membuka kotak itu.

“Gelang?”

“Yup. Gelang itu sama seperti gelang milik seseorang yang paling gue sayang di dunia ini. Dan gue bakal memberikan yang satunya ke elo.”Rio memandanggelang itu lalu tersenyum tipis.

“Udah, jangan di pandangin mulu. Di pake gih”Kata Iel. Rio memmakainya.

‘Gue harap…’Batin iel sambil tersenyum masam kea rah Rio yang sedang memakai gelang itu.


“Cakk, jujur gue masih penasaran siapa yang memegang gelang satunya”

“Siapa tau lo bisa nemuin ‘Dia’ kalo lo kesana nanti”Kata Cakka.

“Yaudah, lo jagain kamar gue ya”

“Emm,, tenang nanti obrak abrik kamar lo”

“Eh, kalo misalnya gue pulang kamar gue kayak kapal pecah, lo bakal dapet hadiah ini dari gue”Kata Rio menunjukan bogemnya.

“Hehe..kiding bro”Kata Cakka

***

@Toko bunga

Ify melihat lihat bunga yang di jual di sana lalu memilih salah satu bunga. Bunga yang paling ia dan Stev sukai.

“Permisi”

“Kak Ify?!”Kata seseorang yang sangat familiar dimata Ify.

“Hai Acha”Acha berlari memeluk Ify

“Kakak kenapa baru datang? Acha kan kangen”

“Kak Ify kan harus belajar dulu Cha…”Acha melepaskan pelukannya.

“Pasti kak Ify dating buat kak Stev khan?”

“Kamu tau aja”

“Nih kak, bunga kesukaan kak Stev”Acha memberikan sebuket bunga.

“Sip, nih uangnya cantik”

“Makasih kak,”

‘Aku berkunjung ke sana dulu kali ya…’

^^

“Hai Stev…”Sapa Ify sambil berjongkok di depan sebuah batu nisan.

“Maaf yah aku baru datang, tapi memang aku lagi kangen banget sama kamu”Kata Ify sambil mengelus batu nisan ituu.

“Aku bersihkan dulu ya Stev”Ify mencabut rumput di sekitar situ.

“Nah stev, sekarang aku mau cerita…Aku masih belum bertemu ‘Dia’, maaf ya…”Kata Ify yang memang merasa Stev sedang berada di depannya. Siap mendengarkan semua cerita cerita Ify dengan senyuman yang mengambang di bibirnya.

 tapi aku malah bertemu seseorang yang jahat banget sama aku………….”Cerita Ify panjang lebar.

* * *

#Keesokan harinya.
@Toko bunga

“Permisi”Kata Rio

“Eh, iya”Kata Acha

“Beli bunga yang ini yah…”

‘Loh kok sama kayak…?!?”Batin Acha Kaget+bingung.

“Halow?”Rio melambaikan tangannya di depan wajah Acha.

“Eh, maaf ya”

“Kenapa?”

“Engga, Cuma kaget aja. Bunga yang kakak pilih sama kayak seseorang.”Rio menaikan sebelah alisnya.

‘Apa mungkin orang itu?'Batin Rio.

“Kakak gak papa?”Kata Acha

“Eh, ga papa. Jadi semuanya berapa?”

“Sepuluh kak,”

“Nih uangnya. Thx”Rio langsung pergi.

@Pemakaman

“Makamnya Iel dimana ya?”Kata Rio sambil melihat sekitar.

‘Ini pasti makamnya Iel’Rio menjongkak di sebelah makam itu.

“Selamat Ulang tahun Yel…… Andai aja waktu itu gue ikut lo pergi ke Bandung waktu itu. setidaknya gue bisa temenin lo waktu itu. Sori ya yel”

“Gue juga masih belum bisa nemuin ‘dia’yel. Si pemegang gelang satunya.”

“Eh?”Ada suara orang dari belakang Rio. Rio noleh dia melihat gadis itu.

“Ify?!” “Rio?!” Kata mereka hampir bersamaan. Baru saja Ify mau Lari. Rio berhasil menangkap tangannya.

“Ge…Gelang itu?”Mendadak Ify berhenti. Sangat keget. Ada apa dengan gelang biru yang dipakainya? Lalu Rio menganggkat tangan kanannya,

“Jadi kamu……Stev…Tapi…”

“LEPASIN!!”Ify terus meronta ronta hingga akhirnya ia lepas. Dan berlari dari Rio. Dan berlari dari kenyataan.

“Ify…”Gumam Rio lirih sambil melihat punggung Ify yang semakin menjauh darinya.

^^^

Ify berlari dan duduk di tepi kamarnya. Ia terduduk dengan air mata yang terus mengalir dan membasahi pipinya. Kaget. Itu yang ia rasakan sekarang. Kenapa Stev tidak pernah bilng tentang gelang yang satunya. Stev memang pernah bilang soal gelang itu ada dua, tapi kenapa Stev tidak pernah bilang bahwa pemegang gelng yang satunya adalah Rio? Apakah ini alasan Stev menyuruhku pergi ke Jakarta? Untuk bertemu dengan Rio? Tapi kenapa harus dia? Kenapa Rio? Hanya itu yang ada di fikiran Ify saat ini. Penuh dengan pertanya n tentang gelang itu. gelang biru yang di pakai Ify dan Rio.
Lalu Ify mengambil buku diarynya yang dulu sempat tertinggal di Bandung, Ify menarik buku itu yang ada di atas meja yang tepat berada di sebelah ify dan.
‘Sreet’Sebuah kertas jatuh saat Ify menarik buku itu. Kertas itu terjatuh. Ify mengambilnya. Ternyata sebuah surat yang masih tertutup rapat dan masih lengkap dengan amplopnya. Amplopnya sudah terlihat kusam. Sepertinya sudah lama berada di situ tanpa ada yang membuka.

‘Siapa yang menaruhnya?’Batin Ify.

Lalu ify membuka amplop itu dan membaca isinya. Ify menjatuhkan surat itu. Raut kaget terukr di wajahnya. Air matanya mulai berjatuhan…


To My love Ify…

Ify, apa kamu masih mengingat gelang biru itu? gelang yang pernah aku berikan kepadamu saat kamu berulang tahun? Gelang biru yang hanya aku berikan kepada orang orang yangsangat aku sayangi. Hanya ada dua…Yang satu aku berikan ke kamu, dan yang satunya lagi…… Aku berikan ke seseorang yang juga sangat  aku sayangi.
Dan aku tau, waktu pasti akan memanggilku. Andai aku bisa memilih, aku takkan mau waktu memanggilku. Tapi itu semua pasti terjadi…
Dan bila saatnya tiba, aku hanya ingin kamu bersama dengan dia… Seseorang yang juga sangat sangat aku sayangi. Rio. Aku ingin dia yang menjagamu karna di sana takkan ada lagi aku yang menjagamu. Aku ingin dia yang menemanimu, karna akutakkan ada di sana menemanimu. Aku ingin dia yang membuatmu tersenyum, karna akutakkan ada lagi disana membuatmu tersenyum. Aku ingin dia yang menghapus air matamu, karna aku takkan ada lagi di sana untuk menghapus air matamu. Mungkin ini tidak adil bagi kamu fy…
Tapi semua ini aku lakukan demi kamu. Aku tidak mau melihat kamu sendirian di saat itu. Aku tak mau kehilangan senyuman yang sangat indah itu. Aku tidak mau melihat air mata yang sangat berharga itu mengalir dengan derasnya dan membasahi pipimu. Aku tak mau kamu teerpuruk dalam kesedihan terus menerus karna aku. Aku hanya ingin kamu terus tersenyum, senyum yang indah dan tulus. Tertawa, tawa yang sangat lepas dan tanpa beban. Seperti saat aku ada bersamamu. Walau tidak ada lagi aku di sampingmu.
Tapi ingat fy, aku akan selalu menemanimu. Di hatimu. Dan aku takkan pernah pergi dari hatimu. Jangan nangis ya fy,, aku ga mau liat orang yang sangat aku sayangi nangis karna aku, kamu ga boleh lupa…

you’re priceless to me..before..and forever

With love,,

Stev

***

Rio berjalan lontang lantung. Tanpa arah. Lalu langkahnya berhenti di sebuah kursi taman. Rio duduk sambil menutup kedua matanya.

‘Apa yang musti gue lakuin sekarang yel?’Batin Rio.

‘Terus beruang! Jangan menyerah! Lo cinta ka sama dia? kalo gitu buktiin kalo lo cinta sama dia! Buktiin kalo lo emang pantes buat Ify! Jangan menyerah yoo!’suara itu muncul di pikiran Rio. Suara yang selalu ia rindukan. Suara itu. Iel.

‘Semua masalah itu psti ada jalan keluarnya yo. Lo harus yakin akan itu’Lnjut suara itu. ‘Tapi apa jalan keluarnya?’Batin Rio.

“Rio…?”Panggil seseorang.

“Lo?! Udah puas lo sekarang?!”Rio berdiri dan membentak orang itu.

“Gue minta maaf yo, sekarang gue mau jelasin semuanya ke elo…”Kata orang itu dengan ragu ragu.

“Sebenarnya…”

***

Ify memandang kosong ke depan. Air matanya sudah kering. Matanya merah dan sembab. Seluruh pikiraannya tertuju pada Stev dan……Rio.

‘drtt…drtt…’Hp Ify bergetar. ‘085247****** calling’ Lalu Ify mengangkatnya.


“Halo?Ify?”Panggil seseorang di sebrang sana.

“i..iya?”

“Ini Dea fy”

“Dari mana kamu dapet nomorku?”

“Dari mana itu gak penting fy, sekarang gue mau kita ketemu. Di Taman deket pemakaman jam 1”Kata Dea

“Untuk?”

“Lo akan tau nanti, gue mohon lo dateng. Gue akan terus di hantui rasa bersalah kalo o ga dateng.”

“Baiklah”

“Thx Fy,”Lalu Dea menutup telfonnya.

‘Ada apa?Apa ini hal yang sangat penting hingga Dea memohon padaku untuk pergi? Atau ia ingin membuat aku sakit lagi seperti saat di sekolah. Saat ia memeluk……Rio? Entahlah, tapi aku akan tetap pergi. Bagaimanapun juga aku sudah berkata kalau aku akan datang.’Batin Ify

@Taman.
#Jam 1

Ify sampai ke taman yang sudah di janjikan dan mencari Dea. Pandangannya tertuju pada kursi taman. Seorang gadis memakai celana jins, kaus, dan jaket putih duduk di situ sambil menyinggungkan senyumannya ke Ify, benar itu Dea. Lalu Ify berjalan kea rah kursi taman dan duduk di sebelah Dea.

“Hey Fy”Sapa Dea dengan senyumannya.

“Apa yang mau kamu omongin De?”Dea tersenyum masam memdengar pertanyaan Ify yang secara langsung menyuruhnya untu ‘to the poin’.

“Gue mau kasitau lo yang sebenernya Fy……”Kata Dea terputus

‘Sebenernya?’Batin Ify. “Tentang?”Tanya Ify.

“Kejadian waktu itu. Waktu di belakang sekolah. Saat gue meluk Rio…”Kata Dea terputus lagi dan terdengar ragu ragu.

‘Ada apa?’Batin Ify

“Sebenernya gue di suruh sama Shilla sama Alvin buat hubungn lo sama Rio hancur. Gue yang manggil Rio ke bbelakng sekolah. Setelah dia datang, gue langsung peluk dia. dia terus meronta ronta untuk melepaskan pelukan gue, tapi gue terus memeluknya dengan erat dan hingga lo datang dan melihatnya, lalu salah paham atas segalanya. Itulah rencana mereka, dan dengan bodohnya aku melakukan itu semua…”Kata Dea lirih sambil menunduk. Matanya mulai berkaca kaca. Ia tak berani menatap mata Ify yang sayu.

“Jadi Rio……”Ify tak sanggup melanjutkan kata katanya. Dea menggigit bawah bibirnya. Siap untuk menerima amarah dari Ify.

“Sory Fy, gue gak maksud…gue memang bodoh banget karna gue udah ngelakuin itu semua. Lo boleh marah mukul dan numpahin semua amarah lo ke gue sekarang…Karna……”Ify langsung memeluk Dea. Dea diam. Tak mampu lagi melanjutkan kata katanya. Kenapa ify tak marah padanya? Malah Ify melakukan sebaliknya,, Ify memeluknya setelah yang telah ia lakukan pada Ify?

“Aku udah maafin kamu kok De. Karna kamu itu adalah salah satu sahabatku”Kata Ify. Dea meneteskan air matanya. Ia tak menyangka setelah yang ia lakukan Ify masih mengaggapnya sebagai sahabat. Lalu dea membalas pelukan Ify erat dan menumpahkan semua rasa bersalahnya. Air matanya terus mengalir dan kata “Maaf” terus berulang ulang keluar dari mulutnya. Kenapa ia menyakiti seseorang sebaik Ify? Seseorang yang bisa menerimanya sebagai sahabat walau ia sudah menyakitinya…Dea melepaskan pelukannya dan mengelap air matanya.

“Thax Fy, dan gue mau bilang sesuatu lagi sama lo…”Kata Dea. Ify menaikan seelah alisnya.

“Ri…Rio bakalan berangkat jam dua tepat dengan kereta. Dan itu berarti sekitar dua puluh menit dari sekarang.”Mata Ify melebar mendengar ucapan Dea.

“Lebih baik lo pergi sekarang. Tempatnya sekitar 5 blok dari sini”Ify tersenyum.

“Thx De”Ify langsung berlari ke Stasiun itu.

“Gue yakin kalo keputusan gue kali  ini tepat”gumam Dea sambil melihat Ify yang sudah menjauh darinya.

***

Ify terus berlari ke stasiun kereta api itu.

‘BRUKK!’Kaki Ify tersandung batu hingga jatuh. Darah menglir dari lututnya.

“Argh…”Rintih Ify kesakitan. ‘Apa mungkin? Apa mungkin aku bisa sampai tepat waktu?’Batin Ify sambil berusaha duduk.

‘Kamu pasti bisa Fy. Aku yakin kamu bisa’Terdengar sebuah suara yang menggema di telinga Ify.

“Stev?”Gumam Ify

‘Kamu pasti bisa Fy. Aku yakin kamu bisa. Kamu juga harus yakin kalau kamu bisa’Kata suara itu lagi.

“Aku harus bisa! Aku harus bisa!”Ify berdiri lalu berjalan.

Walau terus merasakan sakit karna kakinya, Ify terus melanjutkan jalannya. Rintikan hujan mulai turun, tapi Ify terus berjalan. Rintikan hujan itu berubah menjadi hujan yang sangat deras. Air hujan itu semakin membuat kaki Ify sakit. Kepala Ify pusing. Pandangan ify mulai kabur. Ia mulai menyerah. Dalam keadaannya sekarang tak mungkin Ify bisa pergi ke stasiun itu…Itu mustahil!! Air mata Ify turun bersama hujan. Kaki Ify sudah lemas. Tak sanggup lagi berlari. Langkahnya semakin tak seimbang,dan..

“Kamu gak boleh nyerah Fy…”Kata stev lirih. Kini stev hadir di depan Ify, memegang tangannya dan menahan Ify yang hampir terjatuh.

“Stev? ini bener kamu?”Gumam Ify sambil menyentuh pipi Stev. Stev tersenyum.

“Iya, ini aku Fy.”

“Kamu jangan pergi lagi. Aku gamau kamu tinggal sendiri…Aku gamau.”Kata Ify. Stev tersenyum masam

“Sory Fy, tapi aku memang harus pergi…aku Cuma mau bilang sama kamu, kamu pasti bisa. Ga ada yang gak mungkin di dunia ini Fy…Lo pasti bisa. Lo harus yakin itu”Kata stev yang perlahan menghilang dengan senyumanya. Ify kembali berlari dan berlari menuju ke stasiun itu.

Hingga akhirnya Ify sampai ke stasiun itu. ia tersenyum tipis. Stev benar. Ia memang bisa.

“Rioooo!!!”

“Riooooo!!! Kamu di mana!!”Walau Ify terus berteriak, tapi tetap tak ada tanda tanda kehadiran Rio. Apa mungkin ify sudah terlambat? Lalu Ify melihat kearah jam yang berada di dekat penjualan tiket. ‘jam dua lewat lima belas. Ternyata aku memang ga bisa sampai tepat waktu’Batin Ify.

“Rio. Maafin aku. Aku memang salah. Aku salah paham atas segalanya. Maafin aku yooo…”gumam Ify lirih.

“Aku maafin”Ify menoleh kea rah belakangnya. Seseorang dengan tubuh tegap yang lebih tinggi dari Ify menyunggingkan senyumannya.

“RIO!”Ify langsung memeluk Rio. Dan menagis di dalamnya.

“Rio akuu…”Ucap Ify terpotong

“Aku sudah tau semuanya. Dea sudah memberi tau aku…”

“Tapi bukannya jam dua…”

“Tadi aku terlambat datang, dan ternyata benar…kamu ada di sini.”Ify melepaskan pelukannya.

“Fy, Would you be Mario love?”

“Aku ga mau terima…”Kata Ify sambil menggeleng mantab. Mata Rio melebar.

“Karna…aku mau…… Love si ‘Cupu’!!!”Kata Ify memasangkan kaca mata pad rio dan tersenyum jail. Rio tersenyum mendengarnya.

“Thx fy…”

Seseorang tersenyum menantap mereka.

“Gue harap lo bisa bahagia sekarang fy, walau bukan dengan gue…”Gumam orang itu lalu pergi…

.:THE END:.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar