My story

Wellcome to my blog\(>.<)/

Jumat, 28 Januari 2011

For Love For Alyssa(Part3)


For Love For Alyssa(Part3)



Mungkin itu terakhir kalinya aku melihat Debo sampai saat ini. Setiap aku pergi ke rumah sakit sejak kejadian itu Debo tak pernah ada di sana. Hanya sebuah ruangan yang hampa…Setiap kali aku ke sana dan tak menemukannya, air mataku kembali mengalir… Karna dialah satu satunya orang yang paling dekat denganku…

Tak ada orang yang mau dekat denganku… Tapi dia? Ia tak mengenalku, tapi ia selalu berhsil membuatku tersenyum. Secara tak langsung aku bisa mengenal dunia ini karnanya,, Dia…Debo…

“Ify?”Seseorang memanggil namaku…Apa mungkin itu Debo? Aku menolehkan kepalaku tapi…

“Kamu sedang mencari siapa?”Senyumku memudar saat mlihat siapa yang memanggilku. Itu bu Sarah, bukan Debo…Lagi lagi bukan Debo. Air mataku menetes. Tentu saja…Bagai mana mungkin Debo ada di sini? Ini kan di Panti…Bahkan walaupun aku berada di rumah sakit, apa mungkin Debo akan ada di sampingku lagi?

“Ify? Kamu kenapa?”Tanya Bu Sarah

“Aku Ga papa kok bu, Yaudah ya aku tidur dulu”Aku berjalan memasuki kamarku. Aku duduk diatas ranjang. Bagaimana aku bisa tidur dalam keadaan seperti ini? Aku melirik kearah jam. Sudah tengah malam

‘Fy, lo harus janji di setiap jam 12 malam lo musti mikirin gue…’Kata kata Debo itu tiba tiba melintas di otakku. Aku menutup mataku. Mengingat semua senyuman Debo, tawanya, perhatiannya, yang selalu ku rindukan… Tak terasa setetes air mata jatuh dari mataku…

***

Hari ini aku akan mengunjungi rumah sakit. Aku berjalan di koridor rumah sakit menuju kamar Debo. Aku mendengar keributan di ruang dokter. Aku sedikit mengintip. Mereka?

“Apa anak saya sudah tidak memiliki harapan lagi dok?”Bukankah Wanita paruh baya itu merupakan wantia yang ribut bersama Debo di taman belakang saat itu??

“Maafkan saya bu saya tidak bisa berbuat banyak. Semuanya ada di tangan Tuhan”Kata Dokter itu. Wanita itu menunduk lalu meneteskan air matanya.

“Debo…”Gumam Wania itu. Apa? Debo? Apa itu adalah mamanya Debo? Lalu apa maksudnya dengan tak ada harapan? Apa yang terjadi pada Debo? Aku melangkahkan kakiku sedikit mendekat kearah ruangan itu agar aku busa mendengar pembicaraan mereka dengan lebih jelas.

‘Tek’Kakiku tak sengaja menyenggol pintu ruangan itu. Mereka menoleh ke arahku.

“Kamu…?”

“Maaf tante aku lancang, tapi apa aku boleh tau tante itu mamanya Debo?”Tanyaku. tante itu sedikit tersentak dengan pertanyaanku.

“Iya, tante memang mamanya Debo. Apa kamu temannya Debo?”

“Iya tante. Aku memang temannya Debo. Tapi…”Kata kataku terputus.

“Ada apa?”

“Apa tante tau Debo dimana? Karna sudah beberapa minggu ini aku ke sini. Tapi Debo tidak pernah ada. Selalu tak ada. Apa tante tau?”Tante itu menunduk.

“Debo…”

“Debo kenapa tante?”

“Debo sakit kangker otak stadium empat, dan mungkin umurnya takkan lama lagi”

‘Jderr’Seakan sebuah petir menyambar di hatiku. Jadi selama ini Debo…sakit……Kangker otak?! Dan sekarang sudah stadium empat… Dan aku sama sekali gak tau tentang itu!!
Apa ini yang dimaksudkannya dengan ‘SEMOGA’ itu? Aku…Aku ga mau…Aku ga mau kehilangan Debo…

“Debo dimana?”Tante itu tersenyum pahit padaku, lalu berjalan. Aku mengikutinya. Dan masuk di salah satu ruangan. Langkah kami berhenti di depan seseorang yang sedang berbaring. Itukah Debo? Aku tertunduk lemas menatap dia yang ada di depanku. Benar dia Debo.

>> 

Jangan pergi…Jangan pergi… Jangan kau pergi… Ku tak ingin sendiri”Senandungku yang menyanyikan sepenggal lagu ‘Jangan Pergi’ dari D’Masiv sambil mengelus wajah pucat Debo.
Kini Debo terbaring di depanku. Dengan wajahnya yang sangat pucat. Setelah selama ini aku tak melihatnya. Kini aku di pertemukn lagi dengannya. Dia yang selama ini selalu membantuku, kini berbaring tak berdaya dengan matanya yang tertutup.

Mataku semakin memudar. Kini memang telah menunjukan lebih dari tengah malam, tapi aku ingin bersamanya. Aku ingin terus di sisinya. Tapi mataku mulai mengantuk. Mataku tertutup aku tertidur. Di sisinya.

Mata Debo sedikit terbuka. Walau pandangannya masih kabur, tapi ia mengetahui bahwa seseorang sedang berada di sebelahnya. Yang menungguinya. Yang sangat di sayanginya.


I will always loving you, kekasihku..
Dalam hidupku hanya dirimu satu..

Kini Debo mulai bersenandung. Bersenandung dengan simfoninya. Simfoni yang sangat indah.

I will always need you, cintaku..
Selamanya takkan pernah terganti.
Kumau menjadi yang terakhir untukmu.
Kumau menjadi mimpi indahmu..

Ify yang mendengar suara Debo langsung tersadar dari tidurnya. Dan melihat Debo yang sedang melantunkan lirik lirik indah di depannya.
Cintai aku dengan hatimu.
Seperti aku mencintaimu..

Debo sedikit terbatuk “De…”Belum sempat Ify melanjutkan kata katanya, Debo meletakkan jari telunjuknya di bibir Ify sambil tersenyum tipis.
Sayangi aku dengan kasihmu.
Seperti aku menyayangimu..

Suara Debo terdengar semakin kecil. Semakin bergetar. Dan mata Ify semakin berkaca kaca karnanya.
I will…b…be the last….fo…for you…
Suara Debo semakin bergetar. Air mata Ify sudah mengalir dengan derasnya. Debo tetap melanjutkan lagunya.
And…you…will b..be…the…last for……me..
Debo menutup matanya. Tangannya yang tadinya berada di depan bibir Ify kini telah terjatuh. Senyuman yang tadinya Debo berikan kini telah lenyap. Stestoscope yang berada di sebelah ranjang Debo kini telah menggambarkan sebuah garis lurus. Tangis Ify semakin pecah.

“DEBOOOO!!!!”Ify berteriak sambil meneteskan airmatanya.

>>> 

Kini Ify diam. Sendiri. Mungkin kini ia telah hancur. Tak terlihat setetespun air mata mengalir lagi dari matanya. Bibirnya kaku. Tak satupun kata terucap dari bibirnya. Hanya rinaian hujan yang kini menemaninya saat ini. Mungkin sudah berjam jam ia duduk terkaku di tempat itu. Tak bisa mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.
Tangannya mulai bergerak kearah sebuah batu yang ada di depannya. Batu nisan. Perlahan tangannya mengelus batu itu. Ia menutup matanya. Berharap bahwa ini bukanlah kenyataan. Berharap bahwa ini adalah mimpi buruknya. Tapi setiap ia kembali membuka matanya ini tetaplah sama. Ini bukanlah mimpi. Inilah kenyataan. Kenyataan pahit yang harus di tempuhnya.
‘I will be the last for you… And you will be the last for……me..’
Suara Debo kembali terngiang di pikirannya. Ify berdiri. Berlari…Berlari sekuat tenaganya. Berlari dari rasa perih ini. Berlari dari kenyatan ini. Berlari…dan terus berlari…

‘Debo’Batin Ify sambil berlari.


Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar