My story

Wellcome to my blog\(>.<)/

Rabu, 05 Januari 2011

Love si ‘Cupu’(Cerpen)


 Love si ‘Cupu’(Cerpen)



Cerpen yang ini saya buatnya di sekolah(Diem diem walau masih ketauan),,
waktu lagi jam kosong,, tapi jadinya kepanjaangggaann...

Ini bag 1x..
nanti bag 2x saya masukin kalo memang ada yang berminat dengan cerpen ini...
Langsung aja ya....


Rio POV

Nama gue Mario Stevano Aditiya Haling, bisa di panggil Rio. Gue dari keluarga Haling yang cukup di hormati di kalangannya. Temen temen kelas gue ga ada yang tau soal keluarga gue. Di sekolah gue juga selalu tampil dengan sosok yang berbeda, yaitu sosok yang selalu disebut ‘Cupu’ berbeda banget sama gue yang sebenernya.
Dan kebukti banget waktu gue lagi dalam sosok rio yang cupu, ga ada yang mau deket sama gue. Cuma ada 2 tapi dalam perhitungan gue Cuma 1, Cuma Iel tapi,, dia sudah tenang di alam barunya.
Kalo yang satu lagi, Alvin. Deket sama gue, Cuma buat manfaatin gue aja. Gue juga pendiem di sekolah dan tertutup banget.

^^^

@Sekolah


Pagi ini bu Ros membawa seorang anak murid baru ke kelas. Awalnya gue juga speechless liat dia.
Cantik, anggun, dandanannya juga ga menor menor banget kayak cewek cewek lain, dan terlihat sederhana tapi tetep beautifull.

Alvin aja sampe melongo liatin dia.


“semuanya, hari ini kalian kedatangan murid  baru. Silahkan perkenalkan nama kamu”

“Perkenalkan nama aku Alssya Saufika Umari, bisa di panggil Ify. Aku pindahan dari Bandung.”katanya singkat tapi sangat mempesona.

“Baiklah kamu bisa duduk dii sebelah…. Rio”kata bu Ros. Dan gue yakin sebentar lagi pasti ada yang perotes.

“yah ibu, masa anak baru yang secakep itu duduk sama si cupu sih bu? Mending juga duduk sama saya”kata salah satu siswa yang langsung di setujui oleh yang lainya.

“Sudah sudah, Ify kamu mau duduk sama siapa?”tanya bu Ros ke dia, dan gue yakin dia ga mau duduk sama gue.

“Sama Rio juga boleh kok bu..”katanya ‘hahh?!’ ga salah denger gue? Dia langsung duduk di sebelah gue lalu memberikan senyumannya ke gue, senyuman yang manis banget.

>>> 

#Istirahat

Bagi siswa siswa lain pasti bel istirahat itu adalah Heaven, tapi ga bagi gue. Menurut gue bel istirahat itu adalah Hell.
Cuma gue satu satunya murid yang bertahan di kelas waktu istirahat, yang lain paling pada kabur ke kantin.
Da hari ini semua anak laki laki ngantri di meja gue Cuma buat kenalan sama tetangga baru gue Ify.

“Gue Patton..”

“Gue Debo..”

“Gue Alvin”

Dan masih banyak lagi, tapi ada satu hal yang entah kenapa bikin emosi gue naik.

“fy, kamu pindah aja duduk sama aku. Emang kamu bakalan
betah duduk sama si orang CUPU ini?”kata Debo sambil menekan kata cupu.

Biasanya sih gue biasa aja kalo denger yang kayak gitu tapi entah mengapa tadi gue emosi banget.

****

Ify POV


Aku rasa Rio tersinggung dengan kata kata Debo tadi.

‘BRAAKKK!!’ia menggebrak meja lalu keluar. Rasanya air mataku mau jatuh melihat dia marah seperti itu, seperti Stev yang marah sedang denganku. Aku langsung berlari dan mencarinya.
Aku menutup mataku, terasa ada tuts tuts piano yang menarikku ke dalam suatu ruangan kulihat ruangan itu ‘RUANG MUSIK’ tulisan itu tertata jelas di atas pintu ruangan itu.


Terdengar intro sebuah lagu yang cukup terdengar jelas dari permainan piano itu. Ku ikuti tuts tutsnya. Sangat dalam. Permainannya sangat dalam.


A..ku..ingin engkau ada di sini..

Menemani ku saat sepi..
Menemani ku saat gundah..

Berat hidup ini tanpa dirimu..

Ku hanya memiliki kamu..
Ku hanya menyayangi kamu..

Gambaran gambaran saat aku bercanda, bermain, tertawa bersama Stev muncul kembali.

Aku rindu setengah mati kepadamu..
Sungguh ku ingin kau tauu..

Aku rindu setengah mati..

Meski tlah lama kita tak bertemu..

Ku slalu memimpikan kamu..
Ku tak bisa hidup tanpamu..

Suaranya begitu lembut yang menambah indahnya permainannya. Tuts tust yang di mainkannya penuh dengan penghayatan.

Aku rindu setengah mati kepadamu..
Sungguh ku ingin kau tauu..

Aku rindu setengah mati aku rindu..

Setengah maaa….ti…

Air mataku kembali menetes mengingat takkan pernah ada lagi tawa itu, senyum itu. Senyum hangat yang tulus itu, semuanya lenyap.

Aku rindu setengah mati kepadamu..[“setengah matii..”Ify ]

Sungguh ku ingin kau tauu..
Ku tak bisa hidup tanpamu..

Aku rindu…[“Aku rindu”Ify]

Pipiku benar benar sudah banjir, lagu itu menusuk tepat di dadaku. Dadaku terasa sangat sesak sekarang.
Aku merasaka keberadaan stev sekarang. Aku menggeleng. Tak mungkin itu tak mungkin. Tak mungkin Stev ada di sini. Dia sudah………

****

Rio POV


Aku merasa lebih tenang setelah menyanyikan lagu itu. Tapi ada perasaan aneh, seperti ada yang bernyanyi bersamaku tadi.

Apa itu Iel? Bukan.

Suara ini berbeda dari suara Iel. Sangat berbeda.

Lalu aku keluar dan betapa kagetnya aku ketika mendapati Ify sedang berada  di depan ruang musik dalam keadaan mata sembab.

Apa dia yang ikut  menyanyi bersamaku tadi?

Tapi ada hal yang lebih aneh. Aku merasa ada yang mendorongku untuk memeluknya.

Yap, aku memeluknya dan ia juga membalas pelukanku.

Nyaman…

Ntah datang dari mana rasa nyaman itu tumbuh saat aku memeluknya. Rasanya, aku ingin memilikinya. Aku ingin menjaganya. Aku……

Aku tak sadar berapa lama aku memeluknya tapi setelah aku sadar aku masih memeluknya, aku langsung melepasnya dan pergi.
Tapi sebelumnya aku bisikan sesuatu padanya. Sesuatu yang langsung terlontarkan begitu saja dari bibirku.

****
Ify POV

Aku sangat amat kaget. Tiba tiba rio memelukku, dan aku pun membalas pelukannya itu.

Nyaman…

Aku merasa bukan rio yang memelukku tapi seakan Stevent yang memelukku dengan pelukan hangatnya.

Pelukan yang slama ini aku rindukan. Pelukan yang selalu membuatku tenang. Ku tumpahkan semua rasa rinduku di pelukan itu.


Tuhan tolong hentikan waktu kali ini saja.

Aku ingin terus dalam pelukannya.

Terus merasakan semua kenyamanan ini.

Terus berada dalam dekapannya.

Dan semua kelembutan ini.

Semuanya…

Jangan kau ambil lagi kenyamanan ini seperti dulu saat kau mengambil…stevent…dariku.

“Don’t Cry againt, cause you’re priceless to me..before..and forever..”bisiknya, lalu melepaskan pelukannya. Aku kaget dengan kata kata itu.

 Aku memutar kembali ingatanku.


FB On.

‘Tok tok tok’aku mengetuk pintu kamar rumah sakit. Ini adalah hari ke tujuh aku menjenguknya.

“Masuk..”

“Stevent, gimana keadaan kamuu?”aku bertanya  pada Stevent  yang sedang terbaring tak berdaya di kasur rumah sakit.

“kamu bisa lihat sendiri kan fy? Makin  bosen aja aku di rumah sakit.”katanya. Aku terkikik mendengar jawabannya.

“kalau bosen, makanya cepet sembuhnya.”raut wajahnya berubah.

“Fy, kalau nanti aku pergi kamu pindah ke sekolah aku di Jakarta yah,”pintanya.

“Hus, stev jangan ngomong gitu.”air mataku mulai menetes lagi.

“Fy, kamu jangan nangis.”katanya sambil memelukku.

“Aku yakin kamu pasti sembuh.”kataku.

“Maaf fy, aku capek dengan semua ini”

“Ga, kamu pasti bisa.”

“Fy, kamu janji yah, kamu akan tetap jadi Ifyku yang ceria, yang baik, yang ramah, dan perhatian. Jangan jadi Ify yang cengeng.”

“…”

“Don’t Cry againt, cause you’re priceless to me..before..and forever.”katanya…untuk yang terakhir kalinya padaku.

Tngannya sekarang terasa lebih berrat. “Stev..”

“…”

“Stevv….!”teriakku saat melihat darah segar mengalir dari hidungnya.

@Pemakaman.

“Stev, aku akan penuhi janji aku. Aku akan tetap jadi Ify yang ceria, yang baik, yang ramah, dan perhatian.
Dan aku juga akan pindah ke sekolah kamu di Jakarta.”kataku di depan makam Stevent sambil mengelus batu nisan yang bertuliskan

‘GABRIEL STEVENT’.

FB Off.

***

Sekarang aku tau. Aku tau Rio adalah orang yang baik, dan aku akan mengubah sifat dinginnya kepadaku.

Tapi ada  satu hal yang menjanggal dii pikiranku.

Matanya,,,. Matanya yang tajam tetapi sangat lembut, hangat dan penuh keteduhan. Sangat mirip seperti mata Stevent.

^^^

Rio POV.


Hari ini aku tidah sendiri di dalam kelas saat istirahat, Ify juga di dalam kelas. Padahal banyak yang tadi mengajaknya pergi ke kantin tadi tapi semua di tolaknya.

“Yo..”panggiilnya.

“Hm..”responku.

Dia mencabut hadset yang ada di sebelah telingaku dan memakainya.

“Lagunya bagus.”

“Hmm..”responku lagi

“AVE MARIA,, lagu dari surga.” Aku terkejut mendengarnya. Pikiranku kembali berputar ke waktu itu…


“Rio, lo suka musik ya?”Rio mengangguk.

“Lo tau lagu apa yang paling gue suka??”Rio menyeritkan dahinya.

“Lagu apa?”

“Ave maria.”

“Kenapa?”

“Emm…Ave maria itu menurut gue adalah………Lagu dari surga”

“AVE MARIA,, lagu dari surga”gumam Rio sambil menatap Iel yang tersenyum padanya.


Apa ini Cuma kebetulan?

Sudah lah, itu sudah tidak penting.

“yo..”panggilnya lagi.

“kenapa?”

“kamu yang mainin instrument ini? Aku belum pernah dengar lagunya” benar saja.

Memang aku yang menciptakan lagu ini tepat 1 hari sebelum aku tau bahwa iel telah pergi dari dunia ini…

“em” jawabku singkat

“kamu yang buat yah lagunya?”

“em”

“wah, kamu hebat banget yah bisa bikin lagu kayak gini.” Gue tersenyum tipis.

****

Alvin POV


Udah tiga hari ini gue ngeliat pemandangan yang indah banget. Anak baru itu, Ify. Cantik banget. Tapi sayangnya dia duduk sama si Rio cupu.

Awalnya gue pikir 1 hari aja dia ga bakal betah duduk sama si cupu itu, tapi ternyata engga.

Dan lebih parahnya lagi, waktu istirahat kmaren gue liat Ify sama si cupu berdua di kelas dan hadsed sebelahnya ci cupu di pake sama Ify.

Mereka juga ada ngobrol ngobrol bareng. Panas hati gue.

Hari ini gue putusin buat pendekatan sama si Ify.

^^^

@Kelas.


Gue liat Ify lagi di ajarin matematika sama si cupu, gue langsung ngambil tempat di depan mereka dan langsung meluncurkan rencana S.A(Sok Akrab) sama Rio biar bisa ngobrol sama Ify.

“Hey yo, hey Fy…”sapa gue. Dan apa hasilnya.

“Bukan gitu, itu di kali dulu baru di tambah…”kata Rio pada Ify

“Oo.. berarti jawabannya yang ini yah..”kata Ify. Yahh, gue jadi kacang.

“Woyy, pada asyik nih berdua!!”kata gue agak nyaring biar ga di kacangin.

“eh, Alvin”kata Ify yang kayaknya dari tadi emang ga sadar kalo gue ada di sini menyedihkan banget gue :’(  dan rio mandangin gue dengan tatapan super duper sinis, segitu bencinya kkah dia sama gue? Ahk, gue gak peduli.

“Iya fy, ngapain nih kayaknya seru banget”kata gue sambil majang muka pengen tau.

“Ngerjain matematika yang ini nih, akunya masih ga  ngerti kalo pake rumus yang ini sama  yang ini…”katanya sambil menunjuk deretan angka yang gak gue ngertii sedikitpun.

Eh, kayaknya ini soal pernah gue liat deh, gue liat di atasnya ada tulisan ‘Soal Olimpiade Tingkat Internasional’ beuh, pantes aja gue puyeng baca satu soal, tingkat ‘Internasional’,,

Yang tingkat nasional aja gue ga bisa apalagi ‘Internasional’ buju buset.

Gimana yah cara gue kabur? Aha.. muncul Bohlam nyala di kepala gue.

“Yang ini kan,, eh…bentar ya..”kata gue pura pura ada telfon.


“Oh……sekarang…?Yaudah deh kalo gitu”kata gue berakting. Lalu gue pura pura menutup telfon(Sebenernya sih emang kaga ada telfon).

“Fy,Yo gue udah di tunggu nih. Duluan yah..”gue pergi ‘gagal lagi usaha gue:(’

***

Rio POV


Ampun, Aktingnya Alvin norak banget sihh. Di hpnya jelas jelas ga ada panggilan masuk tapi pura pura ada telfon. Bilang aja ga bisa ngerjainnya susah amat.


“Yo,,”panggil Ify

“Hemm..”repon gue

“Lo mau ini ga?”dia ngeluarin kotak

“Apaan?”

“Nih, kue sus.”

“…”

“Kamu kan ga pernah mau ke kantin kalo istirahat, jadi aku bikinin ini buat kamu.Mau yahh…”Dia nyodorin kotak itu ke gue.

Yahh, gue ambil aja. Terus gue makan.

‘kalo gue makan bekalnya dia makan apa?’Gue langsung ngambil satu terus gue deketin ke mulutnya. Tapi dia geleng geleng.

“Kalo lo ga mau makan, gue juga ga mau makan ini.”kata kata trepanjang yang pernah gue ucapin ke dia. Gue deketin lagi kuenya ke dia

“Buka mulut lo”suruh gue. Dia buka mulutnya terus gue suapin deh ke mulutnya. Terus dia malah ngambil sendiri dan di  sodorin ke gue.

“Gantian”katanya. Terus dia nyuapin gue balik.

****

Ify POV

Hari ke hari aku laluin, dan kayaknya sedikit demi sedikit usaha ku mulai berhasil. Rio sudah mulai baik padaku. Atau mungkin hanya sekedar perasaanku saja? Entahlah. Tapi aku dapat sisi lain dari Rio.
Sisi rio yang peduli pada yang lain. Sisi Rio yang care. Sisi Rio yang penyabar ngajarin aku. Dan lainnya lagi. Tapi kenapa yah dia selalu menampilkan sisi pendiam, sisi dingin, sisi penuh dengan amarahnya itu pada semua orang?
Itu masih rahasianya.Tapi ada yng lain yang kurasa sekarang. Bukan persaan ingin mengubahnya lagi seperti perasaanku dulu. Rasa yang pernah ku rasa. Lalu aku memainkan piano yang ada di kamarku.


Ada yang bergerak
Di dalam dadaku ini

Seperti ku kenal
Pernah kurasakan

Waktu aku jatuh cinta
Waktu hatiku tertarik
Rasanya pun begini
Jatuh cinta

Apakah ini sama seperti yang itu
Hari ku bergerak
Aku jatuh cinta

Dinding hatiku berlagu
Harmoni cinta menyentuh
Pipiiku pun merona
Jatuh cinta

Harmoni cintaku kini datang
Nyanyikan suara hatiku
Berlagu penuh cinta…

Apakah ini sama seperti yang itu
Hari ku bergerak
Aku jatuh cinta

Dinding hatiku berlagu
Harmoni cinta menyentuh
Pipiiku pun merona
Jatuh cinta…

Huu huhu..hu..

Huu huhu…

Huuu hu…hu..
Hu……………….

Harmoni cintaku kini datang
Nyanyikan suara hatiku
Berlagu penuh cinta…

Nyanyikan suara hatiku

Berlagu….penuh…….cinta……….


Apa yang tadi ku nyanyikan itu benar? Aku menutup mataku. Mengingat muka Stevent dan Rio lalu membuka mataku. Jawabannya……Ya itu benar.

Tapi perasaanku jadi galau mengingat sepertinya cintaku bertepuk sebelah tangan.

Sepertinya Rio itu ga suka sama aku. ‘Biarkanlah cinta tak berbalas bila memang harus ku nikmati cinta hanya sebatas mimpi’ lagu itu bikin aku tambah sakit hati aja.

Eh tuggu dulu itu kan bunyi hp ku.


From : RioMario

Nanti sore jam 2, di taman.


Pesan yang sangat amat singkat tapi bikin hati ku loncat loncat kayak dapat 1001 ucapan cinta. Gue mau siap siap dulu ah. Mau pake baju yang mana yah? Yang ini? Ga tealu norak. Yang………….

*****

Rio POV

Tadi pagi Cakka, sepupu gue dateng ke rumah dan dia masuk di waktu yang paling tidak tepat.

          Dia dia dia cinta yang ku tunggu tunggu tunggu
Dia dia dia lengkapi hidupku
Dia dia dia cinta yang kan mampu mampu mampu
Menemaniku, mewarnai hidupku
Beningnya putihnya bidadariku
Cantiknya hiasi hari-hariku ”senandung gue sambil memaikan gitar.

“Keren bro, lo lagi jatuh cinta?”Kata Cakka tiba tiba sudah muncul di kamar gue.
“Ga,”jawab gue.
“Bote lo. Nih foto siapa?”Dia nunjukin foto yang ada di hp gue, gue diem.
“Ify tuh siapa?”sumpah gue kaget.
“Maksud lo?”

“Nih yahh?”dia ngambil posisi di depan laptop gue,,

“Nahh kan bener..”ternyata dia buka Facebook dan membuka Profil seseorang

‘IfyAllsya_Umari’gue ngintip dikit.

“Ngapain lo?”

“Ini fotonya Ify kan yang ada di hp lo? Terus yang ada di laptop lo ini.”Darimana yahh dia tau kode dokumen rahasia gue? Gue harus jawab apa ya? Masa gue mauu ngibul?

“Jujur aja bro.”Dia otak atik  hp gue.

“Iya.”Jawab gue.

“Oh, jam 2 lo temuin dia di taman ajak dia jalan jalan.”

“Ha??”Gue kaget setengah mampus. Maksudnya? Terus dia nunjukin pesan terkirim di hp gue.

To : Ify

Nanti sore jam 2, di taman.

Gue lempar bantal ke muka Cakka ‘Bukkk!’

“Bego lo! Gue itu bukan kayak lo yang prince Playboy! gue selalu tampil menjadi orang cupu yang super pendiem!”

“Kita taruan, kalo dia nerima lo, lo musti ganti penampilan lo. Dan kalo memang dia nolak, yahh itu terserah lo.”Dia malah ngajak taruhan. Ah biarin aja lah. Dai pada gue pendem terus perasaan gue.

#Jam 2

Ify datang, penampilannya sederhana tapi  tetep cantik. Gue senyum, senyum yang selama ini hilang dari hidup gue.
Gue pegang tanganya dan gue ajakk pergi jalan seperti yang di katakana Cakka. Sampai kirakira jam 4 sore.

Gue sama dia duduk di kusri taman.

“Yo,,”

“Kenapa?”

“Kok tumben kamu ajak aku jalan gini?”

“Emm,,, Fy..”Gue berjongkok di depannya sambil memegangi tangannya.

****

Ify POV

Rio jongkok di depn gue dan pegang tangan gue. Gue speechless banget. Sampe gue ga bisa ngomong.

“Fy, gue memang slalu aja bersikap dingin sama lo. Gue yang selalu tampil dengan penampilan yang cupu dan pendiem, gue yang selalu tampil bukan sebgai diri gue sendiri.Gue yang selalu tampil sebagai orang lain……”di diam sejenak. Tangannya berkerngat, dan dingin. Sebenernya sih gue gak terlalu ngerti kata katanya, tapi……

“Tapi fy,, sebenernya gue…”

“Em..”

“Gue sayang sama lo. Lo mau ga jadi cewe gue?”

“Sory yo,..”Dia mau melepaskan pegangannya.

“Gue banget banget ga bisa nolak. Gue juga sayang banget sama lo!!”Gue langsung meluk dia.


Rio POV

Sekarang gue bingung gue musti seneng atau sedih. Gue seneng karna Ify nerima gue.
Tapi itu semua berarti gue kalah taruhan dengan Cakka dan gue musti ngelakuin yang dia suruh.


#Keesokan Harinya

Gue hari ini udah janji jemput Ify di rumahnya, dan pas buka pintu, dia sedikit bingung saat melihat gue didepan rumahnya dengan penampilan gue yae eng jauh berbeda dengan dulu.

“Emm..siapa yah?”tanyanya ragu ragu. Gue tersenyum miris lalu mengambil kacamata yang biasanya gue pakai dan langsung menggunakannya.

“Ri..Rio?!”Ia tampak terkejut.

“Yap, siap ke sekolah, Princess ?”Kata gue sambil melepas kacamata gue.

“I…ia”Gue menggandeng tangannya lalu menaiki motor ke sekolah.


@sekolah

Sepanjang perjalanan ke kelas gue terus gandeng tangannya Ify, dan kayaknya bangak orang yang menatap kami dengan tatapan yang ga biasa.

Ada yang bingug, ada yang bengong dan ada juga yang kecewa. Mungkin mereka kecewa kali ya, Ify sekarang sudah punya pacar.
Sesampenya gue di kelas, banyak orang yang natap gue kayak lagi bingung ‘losiapakokdudukdempatsicupu?’ Gue rasa itu yang mereka pikirkan.


“Kamu kenapa yo?”Tanya Ify lembut.

“Ga papa kok.”Gue senyum terus gue liat Alvin dengan senyum miring. Gue tau dia pasti sekarang panas banget tuh hatinya, ckck. Asik juga gue ngerjain dia.

“Mau gak yo?”Ify buka kotok bekal yang isinya kue sus.

“Gak ah”kata gue jail

“Kok gitu”kata Ify kecewa.

“Gak mau kalo ga di suapin sama Ify.”Ify langsung senyum

“iih, kamu sekarang jail yah?!”Ify nyubit tangan gue “Aww”ringis gue.

***

Alvin POV

Gue ngeliatin si Ify lagi suap suapan sama orang lain, hati gue panas banget.

“Setiap saat ku harap… Ada keajaiban dalam dirimu…”Debo nyanyi

“Indahnya masalalu…Tergores amarahku”Patton ngelanjutin

“Cemburu menguras bak mandi !!! Galau kini menyiksa diri…Ckckk…”Mereka nyanyi bareng.

“lo bedua bisa diem ga sihh”

“hehhe, sori bro. habis kita lucu ngeliat seorang Alvin Jonathan ileran ngeliat cewe pujaan hatinya lagi pacaran.”kata Debo

“Dari mana lo tau dia itu pacarnaya? Dan kalian tau dia itu siapa?”Gue lemes sambil ngeliatin Ify.

“Lo belom tau bro, cowo itu kan Rio”kata Patton

“APAA?!!”kata gue shyok banget sampe sampe satu kelas termasuk Ify sama Rio ngeliat kea rah gue dengan tatapan bingung.

Gue langsung keluar kelas dengan  perasaan malu berat dan duduk di bawah pohon di belakang sekolah.

Author POV

@kelas

“Alvin kenapa ya, yo?”Tanya Ify

“Ga tau deh, mungkin lagi dapet kali”Kata Rio seenaknya.

“Sembarangan aja kalo ngomong”Ify geleng geleng kepala.

“Hehe”Rio nyengir.

“Biar gitu kamu juga suka khan”goda Rio, pipi Ify merona, Rio jadi cekikikan.

“Gak kok aku gak suka”Ify membuang muka, Rio merangkulnya dari belakang

“Beneran nih?”

“Iya!”

“Kalo kamu gak mau, masih banyak yang ngantri lho…”

“Biarin”Rio langsung melepaskan rangkulannya dan berdiri, Lalu Ify menarik lengan Rio.

“Yah, aku kan Cuma becanda…”

“Tenang aja Fy, Biarpun ada 1000 cewek cantik yang ngantri, kamu tetap dan selalu yang
nomer satu”Kata Rio tulus. Pipi Ify merona.

“Kamu tuh gombal banget sih yo…”Kata Ify malu

“Hehe…Yang penting Ify suka”

Seseorang yang berdiri tidak jauh dari Ify-Rio menunjukkan pandangan tak suka.

^^^^

“Coba aja dari dulu Rio kayak gini, pasti udah gue embat dari kelas satu.”Kata Dea.

“Bener tuh, ngelit dia sekarang kayak ngeliat pangeran yang turun dari langit ke tujuh”Kata Zevana

“But, sori yah guys, kayaknya Price Rio bakalan jadi milik gue”Kata Shilla

“Maksud lo Shill?”Tanya Dea

“Liat aja nanti”

“Tapi lawan lo si anak baru itu loh yang jadi bahan pembicaraan akhir akhir ini.”Kata Dea

“Lo tau kan apa yang akan seorang Ashilla lakukan??”Tanya Shilla balik.

“Lo beneran bakan ngelakuin itu Shill??”Tanya Zeva.

“Every thing I’ll do”Kata Shilla. Tiba tiba raut muka Zeva dan Dea berubah ketika melihat belakang Shilla.

“Shill…”Kata Dea ragu ragu

“Kenapa?”

“Em…I…itu”Zeva menunjuk seseorang di belakang Shilla, Shilla membalik dan,,

“Al…Alvin??”Shilla mengeluarkan  keringat dingin setelah melihat Alvin sedang berada di belakangnya.

“Lo…Lo denger yang tadi??”Kata Shilla ragu ragu. Alvin mengangguk dengan mantab.

“Jadi lo bakal ngaduin gue ke pak Radit?”Tanya Shilla sambil setengah menunduk.

“Gak”Shilla terkejut dan mengangkat kepalanya.

“Maksud lo? Bukannya lo suka banget sama Ify?”

“Iya, gue emang suka sama Ify”Shilla mengangkat sebelah alisnya.

“Tapi, gue juga sangat membenci Rio.”Jawab Alvin yang terdengar ketus dan cuek.

“Gue sangat benci karna dia udah ngerebut Ify dari gue.”Shilla tersenyum miring mendengar Kalimat yang di ucapkan Alvin.

“Gimana kalo kita kerja sama aja buat ngancurin hubungan mereka?”

“Sure, apa rencana lo?”Tanya Alvin.

***

STOPP!!
Bersambung ke Bag2...

Kalo ga ada yang berminat saya gak bakal lanjut,
biar menggantung kayak gini...

Tinggalkan komen ya...

2 komentar: