My story

Wellcome to my blog\(>.<)/

Rabu, 29 Desember 2010

My First Love(Cerpen)


My First Love(Cerpen)

First love itu takkan pernah terlupakan sampai kapan pun juga. Walau apa pun yg terjadi, pasti first love itu akan selalu ada di hati. Walaupun sudah ada penggantinya,pasti akan selalu dipikirkan dan takkan ada yg bisa menggantikannya.
Kadang kita bingung, bagaimana caranya melupakan first love. Tapi aku tahu sekarang, first love itu takkan pernah bisa dilupakan sampai kapan pun juga.
Setiap orang pasti mempunyai first love. Sama seperti aku, aku juga mempunyai first love. Dulu waktu aku kelas 5 SD. Aku sekelas dengan first love ku itu. Semenjak itu aku jadi suka sama dia.
Walaupun kata orang-orang cinta anak SD itukan hanya cinta monyet, cintanya anak kecil saja, tapi menurutku ini bukan hanya sekedar cinta monyet saja. Aku benar-benar suka dengan Rio, aku malah menganggapnya first love ku, karena memang aku tidak bisa melupakan Rio sampai sekarang. Rio itu udah ganteng, pintar dan baik sekali sama siapa saja.
Aku bisa dekat dengan dia juga karena dia baik dan mau berteman dengan siapa saja. Padahal aku ini kan cewek yg biasa saja. Nama panjangnya itu Mario Stevano Aditya Haling, biasa dipanggil Rio. Tapi setelah lulus SD, aku tidak pernah tahu kabarnya lagi. Dia masuk sekolah mana, aku juga tidak tahu. Rumah ataupun nomor HPnya juga aku tidak tahu, yang aku tahu hanya jalanan gang ke rumahnya saja. Aku ingin sekali bisa bertemu dengannya lagi.
Bodohnya aku yg menyia-nyiakan kesempatan di depan mata. Saat aku SMP, aku mau ke sekolah naik angkot. Aku lewat jalanan dekat rumah Rio. Dari angkot, aku melihat Rio yang sedang berjalan kaki. Seharusnya aku langsung menghampirinya, tapi itu tidak mungkin. Aku ada di dalam angkot, aku juga sudah terlambat ke sekolah. Jadi kesempatan itu aku sia-siakan begitu saja.
Waktu itu juga aku menyia-nyiakan kesempatan lagi. Padahal aku sudah mendapatkan nomor HP Rio dari teman aku yang dulu satu SD dengan aku dan Rio, tapi aku malah bodoh banget. Seharusnya aku langsung bilang saja kalau aku ini Alssya Saufika teman SDnya.
Tapi aku malah bilang kalau aku salah sms dan aku bilang namaku Fika. Rio tidak mungkin mengira kalau ify itu aku, karena dulu aku kan biasa dipanggil ify bukan fika. Aku memang telah SMSan dengan Rio, tapi setelah beberapa bulan nomor Rio tidak bisa dihubungi lagi. Sepertinya Rio mengganti nomor Hpnya.
Aku sangat menyesal, kenapa aku tidak memberitahu dia yg sebenarnya dan perasaan aku ke dia. Sampai sekarang aku kelas 2 SMU, aku tidak tahu kabar Rio lagi. Aku tidak akan pernah bisa melupakan Rio, aku selalu memikirkannya.
Tapi sekarang ada yg mengganggu pikiranku selain Rio, dia adalah kak Gabriel kakak kelas ku yg sudah kelas 3. dia mengingatkan aku dengan Rio. Dari mukanya, suaranya, postur tubuhnya, gaya pakaiannya hingga rambutnya sangat mirip dengan Rio. Bedanya kak Gabriel itu memakai kacamata.
Apalagi setelah aku tahu tanggal ulang tahun kak Gabriel, ulang tahunnya itu hanya beda satu hari dengan Rio. Apa ini hanya kebetulan saja ya? Atau… Makanya sekarang yg aku pikirkan bukan hanya Rio saja, tetapi kak Gabriel juga.
“ify, ify…” Panggil Via sahabatku.
“ify, kamu ngelamun ya?” Tanya oik yg juga sahabatku.
“…nggak kok. Ada apa?” Tanya aku balik.
“Eh, nih anak udah jelas-jelas tadi kamu ngelamun”
“Ngelamunin apa sih?” Tanya via ingin tahu.
“nggak kok, aku nggak ngelamunin apa-apa.” Kataku berusaha menghindar.
“via ada yg nyari tuh!” Panggil zevana teman sekelasku.
“Iya sebentar. Aku ke sana dulu ya.” Kata via sambil beranjak pergi.
“Itukan Kak Gabriel! Ada urusan apa via dengan kak Gabriel?” Tanya aku heran.
“Kamu belum tahu, kalo via kan udah jadian sama kak Gabriel semingu yang lalu.” Jawab oik.
Bagai disambar petir, aku kaget sekali mendengar itu semua. Ini tidak mungkin, kak Gabriel sudah pacaran sama via sahabat aku sendiri! Padahal aku sudah mulai suka dengan kak Gabriel, tapi kenapa kak Gabriel malah pacaran dengan via?
“fy, kamu kenapa?” Tanya oik.
“…nggak apa2 kok. Aku kaget aja, kenapa keke nggak bilang sama aku kalo dia udah jadian sama kak Gabriel!”
“Mungkin via pikir kami udah tahu.”
“Tapikan aku sahabatnya, harusnya dia bilang sendiri ke aku.”
Tiba-tiba via langsung masuk ke kelas dan langsung duduk di bangkunya, depan bangku aku dan oik. Via menangis, dia mengeluarkan air mata.
“vi, kamu kenapa?” Tanya aku dan oik yg langsung mendatangi via.
“Kamu nggak diapa-apain  kan sama kak Gabriel?” Tanya oik khawatir.
“Aku….aku diputusin sama kak Gabriel.” Jawab via yg tambah menangis.
Aku benar-benar kaget mendengar ini semua. Baru saja tadi aku tahu dari oik kalau via dan kak Gabriel sudah jadian, tapi sekarang via sudah putus dengan kak Gabriel. Aku nggak tahu, aku mesti senang atau sedih. Biar bagaimanapun juga, via itu sahabat aku. Tapi… kenapa begini?
“Kok…bisa kalian putus?” Tanya aku ragu-ragu.
“Kak gabriel putusin aku karena dia lagi dekatin kak zahra.”
“Tuh kan Vi, apa aku bilang! Kak gabriel itukan playboy, harusnya kamu nggak jadian sama dia! Sekarang dia malah ngincar kak zahra!” Ujar oik kesal.
“Maafin aku ik, aku nggak dengarin kata2 kamu. Sekarang aku malah sakit hati banget!”
“Ya udahlah Vi, semua udah terjadi. Sekarang mendingan kamu lupain dia!”
“Iya.”
“….Via, aku tahu ini saat yang tidak tepat untuk ngomong ini ke kamu. Tapi vi apa kamu masih menganggap aku sahabat kamu? Kenapa kamu nggak bilang sama aku kalau kamu jadian sama kak gabriel? Aku malah baru tahu tadi sebelum kamu bilang, kamu udah putus. Itu juga yg bilang oik bukan kamu. nggak lama kemudian kamu datang sambil menangis dan bilang kamu udah putus sama kak gabriel! Aku inikan sahabat kamu, kenapa kamu nggak bilang sama aku?” Tanya aku panjang lebar.
“Ma…maaf fy, bukan gitu maksud aku…aku…” ucap via yg tambah menangis saja.
“fy, kamu liat keadaan via dong! via lagi kayak gini, masa kamu Tanya kayak gitu sih!” Kata oik.
“Maaf deh kalau aku nggak liat keadaan. Akukan cuman mau tanya aja!” Kata aku yang langsung pergi.
Di depan kelas, aku melihat kak gabriel dan kak zahra yang sedang berduaan. Aku nggak tahu apa mereka sudah jadian apa belum setelah kak gabriel putus dengan via.
Aku melihat kak zahra pergi bersama temannya dan kak gabriel sedang berjalan ke kelasnya sendirian. Oh ya, Aku baru ingat, aku disuruh bu Winda untuk mencari tugas Bahasa Indonesia di perpustakaan. Aku langsung buru-buru ke perpustakaan.
Tiba-tiba aku tabrakan dengan kak gabriel, karena aku tidak melihat jalan lagi saking buru-burunya.
“Maaf, aku tidak sengaja!” Kata aku meminta maaf sambil menunduk.
“Iya nggak apa-apa, lain kali kalau jalan liat-liat ya!” Kata kak Gabriel.
“I…iya.”
“Kamu kan sahabatnya via ya?”
“Iya.”
“Pasti via udah ceritakan?”
“Iya, aku nggak nyangka aja kakak bisa-bisanya putusin via hanya untuk dekatin kak zahra.”
“Kok kamu ngomong kayak gitu sih!”
“Memang itu kenyataannyakan kak? Maaf, aku duluan!” kata aku yg langsung pergi.
Kenapa sih dia? Apa via cerita yang macam-macam? Tapi kok tadi dia ngeliatin aku kayak gitu ya? Kata gabriel dalam hati yang bingung.
***
“ify, maafin aku ya! Aku nggak bilang sama kamu, padahal kamukan sahabat aku. Aku terlalu senang, jadi aku lupa nggak bilang sama kamu. Sekali lagi maafin aku ya vi!” Ucap via meminta maaf.
“Maafin aku juga fy, aku tadi marahin kamu. Aku juga tahu keke udah jadian bukan dari via sendiri, tapi dari anak-anak.” Kata oik juga.
“Ya udah, aku juga nggak marah kok sama kalian.” Kata aku. “vi, kamu udah nggak sedihkan?”
“Iya aku udah nggak sedih kok, aku malah mau ngelupain semua tentang dia! Aku nggak akan pernah nangis lagi hanya gara-gara dia!” kata via.
“Nah, gitu dong.” Ujar oik senang.
Sebenarnya aku nggak bisa menerima kenyataan ini. Via pacaran dengan kak gabriel dan lalu putus. Aku baru tahu kalau kak gabriel itu playboy. Kenapa orang yang mengingatkan aku dengan Rio itu seorang playboy dan udah nyakitin hati sahabat aku? Rio itu berbeda sekali dengan kak gabriel. Mereka memang hampir mirip, tapi sifat mereka jauh berbeda. Aku jadi ingat lagi dengan Rio.
Aku memang sempat suka dengan kak gabriel, tapi aku masih nggak bisa ngelupain Rio. Tapi sebenarnya aku masih suka sama kak Gabriel nggak sih? Aku harus ngelupain kak gabriel, dia itu playboy dan udah nyakitin hati keke! Sekarang aku jadi kangen sekali dengan Rio, dan aku yakin hanya rio yg ada di hati aku.
Aku tidak akan bisa melupakan rio begitu saja. aku ingin sekali ketemu Rio. Tapi bagaimana caranya ketemu Rio? Ah, aku punya ide! Bagaimana kalau aku tunggu dia dekat jalanan gang ke rumahnya, mungkin saja aku bisa ketemu sama dia! Di coba aja deh, siapa tahu aku ketemu Rio.
Aku sudah menunggu Rio seharian, tapi rio tidak datang juga. Hampir setiap hari aku menunggu Rio, tapi dia tidak datang juga. Bagaimana ini? Kalau Rio sudah pindah rumah gimana? Aku coba cara lain deh!
Cara kedua, aku cari di internet dan FB, Tapi nggak ada Mario Stevano Aditya Haling yang aku maksud. Walaupun ada, tapi itu bukan Rio. Aku coba Tanya ke teman aku yg satu SD dengan aku dulu, tapi nggak ada yang tahu tentang Rio. Gimana lagi nih caranya untuk ketemu Rio? Semua cara udah aku lakuin, tapi nggak ada yg berhasil.
***
Aduh, aku capek banget nih setelah menjalankan cara-cara untuk ketemu Rio, tapi gagal semua! Kayaknya aku udah nggak semangat lagi deh, udah lesu banget!
“ify, kamu kenapa?” Tanya via.
“Iya fy, kok lesu banget!” Kata oik juga.
“Iya nih, aku capek banget dan aku udah lesu banget!” kata aku yang lesu.
“Emang kamu ngapain?”
“Aduh, ceritanya panjang deh!”
“Ya udah, ceritain dong! Kita inikan sahabat!” Ujar via.
“Oke, aku akan cerita. Tapi kalian janji, kalian jangan ketawain aku!”
“Iya, kita janji.” Ujar oik dan via.
“Semua orang mempunyai fisrt love kan! Termasuk aku dan kalian. Aku punya first love, namanya Rio. Aku nggak akan pernah bisa ngelupain Rio. Kalian tahukan kalau first love itu tidak akan pernah bisa dilupain sampai kapan pun juga! Aku selalu mikirin dia, tidak ada yang bisa gantiin dia dihati aku.”
“Terus sekarang dia dimana? Kamu udah jadian sama dia?” Tanya oik.
“Nah, itu yang aku pusingin! Aku enggak tahu dia ada dimana, dia masuk sekolah mana, nomor Hpnya juga aku nggak tahu. Setelah lulus SD aku nggak tahu kabar dia lagi. Waktu itu aku pernah ngeliat dia di dekat jalanan rumahnya, tapi sayangnya aku ngeliat dari dalam angkot. Ditambah lagi aku lagi buru-buru ke sekolah, udah terlambat, jadi aku nggak bisa ketemu Rio. Terus, aku bodoh banget! Padahal waktu itu aku udah dapat nomor Hp dia, tapi aku bodoh banget! Aku nggak bilang ke dia kalau aku yang sms dia, aku malah bilang nama lain bukan nama aku. Setelah 2 minggu lebih dia tidak bisa dihubungin lagi, aku benar-benar menyesal sekali!”
“Kamu yang sabar aja fy.” Ujar via.
“Iya, aku juga punya first love. Mungkin aku lebih beruntung karena aku tahu rumahnya, sekolahnya dan nomor Hpnya. Aku juga tidak bisa melupakan dia. Namanya obiet. Walaupun aku tahu dimana obiet, tapi tetap saja aku tidak bisa dekat lagi sama dia!” Kata oik.
“Kamu kenapa Vi?” Tanya aku pada via.
“…Aku jadi ingat. Yang jadi first love aku itu kak gabriel, padahal aku benar-beanar sayang banget sama dia, tapi kenapa dia ngelakuin ini semua?!!” Ucap via sampai matanya berkaca-kaca.
“Udahlah Vi, orang kayak gitu nggak pantes kamu tangisin!”
“Iya, aku pasti akan ngelupa… huaaaa…” Via tidak bisa meneruskan kata-katanya karena dia melihat kak gabriel yang sedang berduaan dengan kak zahra.
“Vi, lebih baik kita ke kelas aja yuk!” Ajak aku yang langsung mengalihkan pandangan via.
“Iya, ayo vi!” Ajak oik juga.
“Tuh kan, kayaknya aku nggak bisa deh ngeliat mereka! Hiks…hiks… aku nggak bisa ngelupain kak gabriel, nggak akan bisa!” Ujar via yang tambah menangis.
“Aduh fy, gimana dong!”
“Aku juga bingung ik!” Kata aku bingung.
***
Pulang sekolah aku pulang sendiri, karena oik dan via sudah pulang duluan, sedangkan aku tadi lagi nyari bahan bahasa Indonesia di perpustakaan dulu. Aduh, aku sial banget sih! Kenapa aku harus ngeliat kak Gabriel dan kak Zahra yang lagi jalan berduaan! Pas banget di depan aku lagi! Mana mereka jalannya lama banget kayak keong! Hati kecil aku terasa sakit ngeliat ini!
Saat kak Gabriel dan kak Zahra mau menyeberang, kak zahra sudah menyeberang duluan, sedangkan kak gabriel ketinggalan. Saat kak gabriel mau menyeberang, tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang dan akan menabrak kak gabriel. Aku yang tepat dibelakangnya dan melihatnya akan ketabrak langsung refleks teriak dan mendorong kak Gabriel.
“Awas kak!!” Teriak aku yang langsung mendorong kak gabriel hingga aku dan kak Gabriel terjatuh ke seberang. Untung deh tidak ada yang ketabrak.
“iel, kamu nggak apa-apakan?” Tanya zahra khawatir.
“Aw… aku nggak apa-apa kok. Makasih ya, kamu udah nolong aku. Kamu enggak apa-apakan?” Ucap Gabriel menahan rasa perih dari sedikit lukanya karena kegores jalanan aspal. *duhh maaf bahasanya susah dimengerti.. hehe.. lagi mumett mikirin bahasanya nihh.. maklum aja ya..*
“Iya sama-sama. Aku nggak apa-apa kok, cuman lecet-lecet dikit doang.” Jawab aku.
“Ra, kayaknya aku nggak bisa pulang bareng kamu deh. Aku harus antar dia pulang, kasihan kalau dia pulang sendiri. Dia kan udah nyelamatin aku. nggak apa-apakan?”
“Ya udah, kamu antar dia aja. Aku nggak apa-apa kok.” Kata zahra.
“Makasih ya, ayo ify!”
“Kakak tidak perlu antar aku pulang, aku bisa pulang sendiri kok.” Kata aku.
“Udah, nggak apa-apa. Aku takut kalau nanti kamu kenapa-kenapa di jalan gimana! Aku juga yang repotkan?!!”
Aduh, ngapain sih aku pake nolong dia segala! Tapi kenapa aku jadi senang gini ya berduaan sama kak gabriel? Tapi waktu tadi aku nolong kak gabriel, yang aku liat itu bukan kak gabriel tapi Rio! Kenapa ya bisa begitu?!
Kok aku jadi deg-degan gitu sejak ify nolong aku tadi! Apa aku suka sama ify? Kata Gabriel dalam hati yang bingung.
***
“Aduh, aku udah telat nih! Pasti udah masuk!” ucap via yang terburu-buru menuju kelasnya. Tiba-tiba dia bertabrakan dengan seorang cowok. “Aduh, kamu gimana sih jalannya! Aku lagi buu-buru nih!” Kata via kesal.
“Maaf, aku tidak sengaja. Kamu tidak apa-apakan?” Ucap cowok itu meminta maaf.
“Ya udah deh, aku…” keke tidak jadi melanjutkan kata-katanya karena dia kaget saat melihat muka cowok itu.
“Sekali lagi maaf banget ya.”
“…Kak…gabriel…”
“Maaf, tadi kamu bilang apa?”
“Kamu kak Gabrielkan?”
“Aku tidak kenal siapa kak gabriel itu, nama aku Rio bukan Gabriel.”
“…Maaf, aku salah orang. Abis kamu mirip banget sama kak gabriel.”
“Mungkin kebetulan aja.”
“Ya udah aku duluan ya, aku udah telat banget nih!” via langsung buru-buru ke kelasnya.
Sesampainya di kelas, guru belum datang ke kelas. keke sangat bersyukur, karena dia sudah telat lebih dari 15 menit.
“ify, oik. Kalian tahu nggak tadi aku ketemu siapa?!!” Kata via yang masih kecapekan abis lari2.
“Emang ketemu siapa?” Tanya aku dan oik.
“Ketemu cowok yang mirip banget sama…kak gabriel.”
“Apa?” Aku kaget sekali mendengar ucapan via.
“Kok bisa sih??” Tanya oik juga terlihat kaget.
“Aku juga tadinya kaget melihat cowok itu, kok bisa ya ada orang yang mirip banget!”
Mirip sekali dengan kak gabriel? Apa jangan-jangan dia itu… Tapi kok dia bisa ada di sini? Aku benar-benar kaget mendengarnya.
“Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo masuk!” Kata bu Winda yang baru datang bersama seorang anak laki-laki, bu Winda itu wali kelas aku. “Silahkan perkenalkan diri kamu!”
“Perkenalkan nama saya Mario Stevano Aditya Haling, saya pindahan dari Manado.” Ucap cowok itu meperkenalkan diri.
Aku kaget sekali melihat dia! Dia kan Rio, fisrt love aku! Selama ini aku mencari-cari dia, tapi sekarang dia ada di sekolah ini, di kelas ini! Di depan mata aku! Aku senang sekali bisa bertemu lagi dengan Rio.
Diakan cowok yang tabrakan sama aku. Jadi dia anak baru dan masuk di kelas ini. Batin keke.
“Baiklah, silahkan kamu duduk di sana!” Ucap bu Winda sambil menunjuk bangku yang kosong.
“Baik bu.” Ucap Rio sambil berjalan ke bangku yang kosong itu yang berada di seberang tempat duduk aku.
Saat Rio berjalan menuju bangku yang kosong itu, dia melihat aku. Lalu dia tersenyum ke arah ku. Aku juga membalas senyuman Rio.
Saat istirahat, anak-anak di kelas langsung berkenalan dengan Rio, terutama yang cewek karena Rio ganteng sih.
“Itu cowok yang aku maksud tadi, kalian kagetkan melihat cowok itu!” Ujar via.
“Iya, kok bisa ya ada orang yang mirip banget tapi tidak ada hubungan saudara!” Kata oik juga.
“fy, kamu kok diam aja sih!”
“Aku nggak apa-apa kok.” Kata aku.
“Tunggu dulu deh, nama cowok itu Rio kan! Kok sama kayak nama first love kamu, vi? Apa hanya kebetulan aja?” Tanya oik.
“Iya juga ya, kok bisa sama. Atau jangan-jangan dia itu memang Rio first love kamu, vi?!” Tanya via juga.
“I…itu…” Aku bingung mau jawab apa.
“hai vi, kamu Alssya Saufika kan?” Sapa Rio.
“Hai juga Rio, apa kabar?” Jawab aku yg berusaha menutupi kegugupanku.
“Baik.”
“fy, jadi benar kalau Rio itu…” keke tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena aku langsung memotongnya.
“Rio ini dulu teman SD aku. Rio, kenalin mereka sahabat-sahabat aku.” Ujar aku yang langsung memotong kata-kata via.
“Rio.”
“oik.”
“Aku via”
“Kamu kan yang tadi tabrakan sama aku kan!” Ujar Rio pada via.
“Iya.”
“vi, ke kantin yuk! Kayaknya si ify sama Rio mau ngobrol-ngobrol deh, mereka kan baru ketemu lagi!” Ujar oik.
“Iya ya, fy, aku sama oik ke kantin dulu ya. Ayo ik!”
“ehh, tunggu!!” aku mau melarang oik dank eke jangan pergi, tapi mereka malah udah pergi duluan. Aku hanya bisa pasrah dehh. Walaupun aku seneng banget, tapikan aku gugup juga..
“fy, kita ngobrol-ngobrol di depan aja yuk!” Ajak Rio.
“Ayo.” Ucap aku.
“Apa kabar kamu fy? Udah lama ya kita baru ketemu lagi!”
“Aku baik. Selama ini kamu kemana aja sih, kok abis kelulusan SD kamu langsung menghilang gitu aja!”
“Aku nggak kemana-mana kok, cuman pas kelas 2 SMP aku pindah sekolah ke manado ikut nenek aku. Dan sekarang aku pindah lagi ke Jakarta.”
“Oh gitu.”
Aku senang banget bisa ketemu lagi sama Rio. Aku udah kangen banget sama Rio. Rio nggak berubah, dia tetap baik seperti dulu.
“fy, sekarang kamu udah berubah ya. Tambah manis aja.”
“Apaan sih yo, kamu juga tambah ganteng. Pantas aja anak-anak cewek ngelilingin kamu terus dari dulu sampai sekarang.”
“Hahaha…” Tawa aku dan Rio yang terlihat sangat akrab.
Ternyata ada yang melihat ify dan Rio yang sangat akrab, dia itu gabriel. Dia terlihat kesal sekali. gabeiel cemburu melihat ify dan Rio. Gabriel juga kaget ketika melihat muka Rio yang sangat mirip dengannya.
Ify kok akrab banget sih sama cowok itu? Siapa sih cowok itu? Apa jangan-jangan pacarnya ify! Tapi kok muka cowok itu mirip banget sama aku! Kok bisa sih?!! Batin Gabriel yang heran.
“Aku tidak nyangka loh fy, bisa ketemu kamu di sekolah ini. Sekelas lagi sama kamu.” Ujar Rio.
“Aku juga yo, aku seneng banget bisa ketemu sama kamu lagi. Selama inikan aku nyari-nyari kamu terus.” Kata aku keceplosan bicara.
“maksudnya apa?”
“…mmh…maksud aku, ya aku ingin tahu aja kamu masuk sekolah mana.”
“Apa bener?” Goda Rio.
“Iyalah, emangnya aku mau ngapain lagi nyari kamu. Kan aku tahu semua anak-anak yang lain masuk mana aja, hanya kamu doang yang nggak aku tahu.”
“Oh gitu..”
“Oh iya, waktu kita kelas 1 SMP. Ada yang sms kamu nggak, namanya fika.” Kata aku yg memberanikan diri menanyakannya ke Rio.
“Kelas 1 SMP? Mmh… Iya ada, kok kamu bisa tahu sih fy? Memangnya kamu kenal sama dia?”
“…iya aku dikasih tahu sama dia. Tapi kok setelah itu nomor kamu nggak bisa dihubungin lagi sih?”
Oh itu, soalnya aku ganti nomor. Tapi aneh deh, kok kamu bisa kenal sama fika. Memangnya fika itu siapa kamu? Kenapa fika ngasih tahu kamu?”
“…Itu karena…” Aku bingung mau jawab apa.
“Udah deh, kamu jujur aja sama aku. Kok fika ngasih tahu kamu tentang aku?”
“…Oke, aku jujur sama kamu. Tapi kamu jangan menyangka yang enggak-enggak ya! Dan jangan ketawain aku!!”
“Iya, iya.”
“…Sebenarnya fika itu…aku.”
“Hahh!! Kok bisa sih, kamu ngapain bilang kalo nama kamu itu fika dan kamu malah bilang salah sms.”
“Itu karena…aku bingung mau ngomong apa sama kamu. Lagian juga nama akukan fika. Kamu lupa ya, kalo nama panjang aku kan Alssya sauFIKA. Dulu memang aku tidak dipanggil fika, tapi aku dipanggil ify.”
“oh iya, aku baru ingat. Harusnya kamu bilang aja kalo kamu itu ify, ngapain sih kamu pake bilang fika doang! Aku kan jadi nggak ingat!”
”iya, maaf deh. hehe..”
***
Semakin lama, aku semakin dekat dengan rio. Aku senang sekali, akhirnya aku bisa bertemu dengan rio lagi. Walaupun aku tidak berani bilang ke rio, kalo aku menyukainya dari dulu, aku udah seneng kok bisa deket dengannya lagi.
Aku mendengar kabar kalo kak gabriel dan kak Zahra putus. Padahal mereka baru saja jadian seminggu. Memang kabarnya, kak gabriel kalo pacaran itu nggak lebih dari seminggu, pasti udah putus. Aku bingung deh, kok bisa sih kak gabriel kayak gitu. Itukan sama aja kak gabriel udah nyakitin perasaan perempuan. Aku nyesel sempat suka sama dia, hanya karena dia mirip dengan rio. Dan aku sekarang tahu kok, hanya rio yang ada di hati aku.
Entah kenapa suatu hari, kak gabriel ingin bicara denganku. Aku bingung, kak gabriel mau bicara apa denganku.
”ify, aku mau ngomong sama kamu.” pinta kak gabriel.
”...Ngomong apa kak?” tanya aku bingung.
”Kamu...mau nggak jadi pacar aku, fy?”
Bagai disambar petir, aku kaget sekali kak gabriel menembak aku! Aku tidak tahu harus berlata apa, aku benar-benar bingung sekali.
”fy, aku benar-benar suka sama kamu sejak waktu itu kamu nolongin aku. Bagiku, kamu itu penyelamat aku, karena kamu udah nyelamatin aku, fy!”
Di saat aku masih bingung mau berkata apa, aku melihat ada rio, via, dan oik dibelakang aku dan kak gabriel. Mereka bertiga juga sangat kaget mendengarnya. Apalagi via. Via langsung lari dari situ. Oik pun langsung mengejar via. Sedangkan rio, dia juga langsung pergi dari situ. Tadinya aku juga mau mengejar via, tapi kak gabriel menahanku.
”fy, please kamu jawab dulu!” Mohon gabriel.
”Maaf kak, tapi aku nggak mungkin jadi pacar kakak. Aku nggak mungkin nyakitin via. Dan aku nggak mungkin suka sama kakak, karena bukan kakak orang yang aku suka.” jawab aku.
”Jadi...kamu nolak aku, fy!”
”Iya, maaf kak.” aku mau langsung pergi, tapi kak gabriel berbicara sesuatu.
”Yang kamu suka rio kan? Kenapa kamu suka sama dia? Dan kenapa kamu dekat banget sama dia? Padahal dia begitu mirip dengan aku!!”
”Aku memang suka sama rio, karena rio itu first love aku! Aku akan lebih memilih rio daripada kakak!!” kataku dengan nada tinggi, aku udah emosi banget
”Apa?? Rio itu first love kamu??” gabriel tidak percaya.
”Iya, dan aku udah sebel banget sama kakak! Kakak itu playboy dan kakak juga udah nyakitin via! Aku nggak bisa maafin kakak!”
”Maaf fy, kalo aku kayak gitu! Tapi setelah waktu itu kamu menyelamatkan aku, aku jadi sadar kalo selama ini aku salah udah jadi playboy. Aku benar-benar sayang sama kamu, fy! Hanya kamu yang bisa bikin aku sadar. Aku akan berusaha berubah, maafin aku fy!”
”Oke, aku maafin kakak, aku harap kakak benar-benar berubah. Tapi aku tetap tidak bisa jadi pacar kakak!”
”Ya udah, aku bisa terima kok fy!” Ucap gabriel, walaupun dengan berat hati.
”Kak, kenapa kakak nggak balik lagi aja sama via? Via sangat sayang sama kakak, walaupun kakak udah nyakitin dia!”
”Aku akan berusaha untuk sayang sama Via dengan tulus, fy.”
”Bagus deh kalo gitu.”
***
”Vi…” ucap aku.
“…”Via diam saja.
”Via, aku juga nggak nyangka kak gabriel nembak aku! Please ke, kamu bicara dong!” Mohon aku.
”Dari tadi via tetap diam aja, fy!” Ucap oik.
”...kamu keterlaluan fy! Pasti kamu terima kak Gabriel kan! Kamu udah ngekhianatin aku fy! Kamu jahat!!” Kata via dengan nada tinggi yang marah sekali dengan aku.
”Nggak vi, aku nolak dia! Kamu tahu sendirikan yang aku suka itu rio, bukan kak gabriel! Aku nggak mungkin nerima dia! Dan aku nggak mungkin nyakitin kamu, via!” Ujar aku.
”.... Yang bener Fy?”
”Iya Vi.”
”Iya Vi, yang ify sukakan rio, bukan kak gabriel.” Ucap oik juga.
”Maafin aku fy, sempet nggak percaya sama kamu.” Ucap via sambil memeluk aku.
”Iya ke, nggak apa-apa kok. Yang penting sekarang kamu percayakan!” Kata aku.
”Nah, gitu dong kalian.” Kata oik senang. ”Oh ya fy, kamukan udah suka banget sama rio dari dulu. Kenapa kamu nggak bilang aja ke rio?”
”Iya fy, kan ini kesempatan kamu. Kamu nggak maukan kehilangan kesempatan ini lagi?” Kata Via juga.
”Tapi...” Aku agak ragu.
”Ayolah Fy, kesempatan nggak datang dua kali loh!”
”...Ya udah deh, aku akan berusaha. Nggak peduli rio terima atau nggak!”
”Gitu dong fy.” Ucap oik dan Via senang.
Tidak lama kemudian, kak gabriel datang.
”Ada apa lagi kak? Mau ngomong sama ify?” Tanya via dingin.
”Aku mau ngomong sama kamu, vi…” jawab gabriel.
Via bingung, gabriel mau bicara dengannya.
”Ngomong apa?”
”...Aku mau minta maaf vi, karena aku telah menyakiti hati kamu. Maaf ya vi.”
Via diam saja.
”Aku tahu, pasti susah buat kamu maafin aku. Aku sekarang baru sadar, aku benar-benar salah. Maafin aku, vi.”
”....Aku udah nggak marah sama kakak kok, aku udah maafin kakak.” Ujar via.
”Makasih ya vi. Oh ya, kata ify, kamu………masih sayang banget sama aku?”
”IFY!!” keke memelototi aku. Aku cuman bisa cengengesan aja.
”Vi, aku nggak bisa dapatin Ify. Tapi aku akan belajar untuk menyayangi kamu dengan tulus, dan aku akan berusaha untuk berubah, nggak jadi playboy lagi.”
”....Yang bener kak?” Via tidak percaya.
”Iya bener.”
”Aku seneng banget kak, makasih kak.”
”Selamat ya Vi, kak gabriel.” Ucap aku dan oik senang.
***
”Fy, via kan udah sama kak gabriel. Sekarang giliran kamu bilang ke rio, sebelum terlambat vi!” Ucap oik.
”Iya fy, ayo sana! Tuh Rionya!!” Kata keke juga sambil menunjuk ke rio.
Aku pun berjalan ke rio, walau agak takut.
”...Yo.” Panggil  aku takut-takut.
”Ada apa?” Tanya rio dingin.
”Aku mau ngomong……” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, rio langsung memotong.
”Aku udah tahu kok, kamu udah jadian sama kakak kelas itu kan!!”
”....Bukan yo, aku....”
”Udahlah, aku nggak mau ngomong sama kamu!” Kata rio marah.
”Yo, kok kamu marah sih!”
”Gimana aku nggak marah! Orang yang aku sayang malah ditembak orang lain di depan mata aku sendiri!!” Rio keceplosan ngomong.
”Apa??” Aku tidak percaya mendengarnya. ”Kamu sayang sama aku, Yo?”
”I....iya, aku udah sayang sama kamu dari Sd dulu, tapi percumakan kamu aja udah jadi milik orang lain!”
”...Tapi yo, ini salah paham. Aku nggak jadian sama kak gabriel, aku nolak dia. Aku nggak mungkin nyakitin via, karena via sangat sayang sama kak gabriel. Lagian yang aku suka itu.... kamu yo!”
”Ka...kamu serius fy??”
”Iya, aku serius. Dari dulu aku juga sayang banget sama kamu, kamu itu first love aku. Aku nggak bisa ngelupain kamu.”
”Kok bisa sama ya kita?!”
”Cieee... itu namanya emang jodoh nggak akan kemana!” Seru Oik yang mendatangi aku dan Rio bersama Via.
”Iya th, selamat ya ify rio!” Ucap Via juga.
”Apaan sih kalian!” kataku dan rio bersamaan yang malu plus mukanya jadi merah kayak kepiting rebus.
”Ciee...ngomong aja barengan!”
”Tunggu deh, kalian berduakan udah jadian sama first love kalian! Terus aku gimana dong?? Masa aku sendirian sih?!” Ujar oik sambil cemberut.
”Ya kamu sama first love kamu juga dong Ik! Cari aja dia kayak aku! Karena jodoh nggak akan kemana, itukan yang kamu bilang tadi!” Ujar aku.
”Kamu cari si Obiet aja, ik!” kata Vi juga.
”Yaa kalian mah gitu! Ya udah deh, aku cari obiet aja! OBIET!!”
”Hahaha...” Tawa mereka bersama.
Akhirnya aku dapat bertemu juga dengan first loveku. Setelah selama ini aku mencarinya kemana-mana, tidak sia-sia usahaku selama ini. Walaupun banyak hal yang terjadi, tapi tetap di hatiku hanya rio seorang, first loveku. Apalagi kita sudah saling menyayangi dari dulu, hanya karena suatu hal yang memisahkan kita. Ini semua juga karena Tuhan pasti memebrikan indah pada waktunya, apalagi setelah kita berusaha. Pasti akan mendapatkan yang terbaik.
Aku pun menyanyikan lagu First love-Nica costa, dan semuanya pun ikut menyanyikan lagu itu...
-THE END-

2 komentar: