My story

Wellcome to my blog\(>.<)/

Rabu, 10 November 2010

Tak hanya sebatas mimpi(Part8)

Sebenarnya Part ini belum jadi,, tapi takutnya ga sempet di post so mohon maap kalo jelek

Tak hanya sebatas mimpi(Part8)



@SMA Putra Bangsa

Pagi ini SMA Putra Bangsa di kejutkan dengan hadirnya sebuah couple baru. Ify yang baru datang di kelasnya langsung di serbu oleh 1001 pertanyaan teman temannya.

“Fy, apa bener gossip gossip yang beredar itu…”Kata Irva

“Gosip apaan sih?”

“Lo belum tau Fy??”kata Gita

“Belum, gue kan baru dateng”

“Lha tumben, lo kan sahabatnya kok malah ga tau”Irva

“Kenapa sih??”

“Kan si…hbkhkshadszlc…*Di sensor penulis*”Irva

“Apa?! Yang bener lo?!”

“Ia kok. Kalo lo ga percaya lo bisa liat aja sendiri.”

“Dimana?”

“Di pinggiir lapangan tuh lagi mojok kali.”Ify lngsung keluar dari kelasnya dan melihat ke pinggir lapangan dan benar saja apa yang di katakana oleh teman temannya.

“Padahal gue kira lo sukanya sama dia tapi ternyata gue salah lagi ya??”gumam Ify sambil menatap pemandangan di depannya itu.

“Hoi! Melamun aja lo kesambet mampus lo!”Seseorang menepuk Ify pelan tapi sudah cukup mengagetkan Ify yang sedang melamun.

“Eh lo kak, gue kirain siapa.”Ternyata orang itu adalah Cakka.

“Lo melamun kenapa Fy?”

“Ga kok. Oh iya, lupain aja prtanyaan gue kemaren yang ngelantur banget itu.”

“Emangnay kenapa?”

“Tuh lo liat aja sendiri”Ify menunjuk dua orang yang sedang berbincang bincang di pinggir lapangan.

***

Cakka POV


Gue menutup mata gue dan membukanya lagi. Entah mengapa gue terus beharap bahwa ini semua hanyalah mimpi. Bila ini hanyalah sebuah mimpi gue harap gue segera bangun dari mimpi ini. Mimpi yang sangat aneh bagi gue.

Setelah Ify pergi meninggalkan gue, entah mengapa gue merasa terpaku melihat pemandangan di depan gue. Rasa emosi mengalir di seluruh tubuh gue.
Gue menggenggam tangan gue dengan sangat kuat berusaha agar emosi gue dapat berkurang tapi cara itu tak berhasil. Gue langsung melangkahkan kaki gue menjauh dari tempat itu. langkah gue terhenti saat melihat Ify yang sedang duduk bersandar di bawah sebuah pohon sambil menutup matanya.

“Fy,,”Sapa gue. Dia membuka matanya

“Hey kak.”

“Lo ga usah mikirin ‘Dia’ lagi lah Fy. Pokoknya lo jangan sedih terus donk.”

“Kata kata itu lebih cocok buat lo deh kak dari pada buat gue”Gue mengerutkan kening gue.

“Maksud lo?”

“Itu peer buat lo”Ify langsung berdiri

“Gue ke kelas dulu yah kak.”lanjutnya. gue masih mencerna kata kata Ify dari kemarin hingga sekrang. Lalu dengan emosi itu. Dan semua pertanyaan Ify. Sebenernya gue kenapa sih? Apa gue…….??Gak! tapi kenapa gue merasa marah seperti ini? Kenapa gue gak sanggup mengendalikan diri gue sendiri? Inikah soal yang lebih sulit dari pada soal soal Fisika yang dengan dapat terselesaikan dengan rumus rumus? Inikah soal yang paling sulit hingga tak dapat di pecahkan dengan pemikiran logika?Mungkin gue bisa minta bantuan Ify untuk menjawabnya, gue berajak dari tempat itu tapi,,,

‘Teeet teeeet teeeeet’Bel itu pun menghalagi langkah gue. Dan gue musti cepet cepet ke kelas buat ulangan.

Dikelas, gue lihat sohib sohib gue pada aneh. Rio melamundengn muka di tekuk sambil pegang buku matematika, Iel bermuka kusut dan bingung sambil memegang buku bahasa Inggris sedangkan Alvin, Alvin sih seperti biasa , memainkan rubiknya yang ga pernah selasai itu. Tapi kira kira Rio sama Iel pada kenapa?

***

Author POV


@kelas Ify dkk

“Ciiiiieeeeeeeeeeee…..Cieeee…Prikitiew…!!!”Sorak penghuni kelas Ify pada Agni yang baru masuk ke kelas dengan senyuman sumingrah di bibirnya yang membuat para penghuni kelas makin ricuh(yang untungnya tidak berakhir dengan rusuh seperti di kelas saya—“).

“Wess,, orang yang baru jadian tebarsenyum mulu nih.”Kata Shilla. Agni nyengir.

“Selamet ya Agnii cayonk…Gak nyangka ternyata lo jadian juga sama si Obiet.”Kata Sivia.

“Iya, gue sampe kira lo sukanya sama Kak Cakka”Kata Ify.

“Tapi ternyata That’s boy is Obiet…”Sambung Ify

“Eh iya, kapan lo jadian sama si Obiet??”Tanya Via

“Emm…Kemaren”Kata Agni.

“Ciiiieeee….!!!!”Para penghuni kelas Ify kembali bersorak ria pada Obiet yang baru masuk kelas bersama dengan Dayat dn Lintar.

“Guys, gue ke obiet dulu ya”Agni bangkit dari tempatnya dan langsung duduk di sebelah Obiet dan berbincang bincang.

“Yah, hari ini gue duduk sendiri deh”kata Ify sambil menatap bangku kosong di sebelahnya. Tiba tiba ide jahil muncul di otak Shilla dan Via.

“Emm Vi,, lo tau gak, kemaren gue nonton Film KURSI KOSONG itu lho…”Kata Shilla sambil memberi penekanan pada kata ‘Kursi kosong’.

“Ia Shill,, gue juga serem banget yah ceritanya. Awalnya dia di tinggal temennya yang mau duduk sama pacarnya.”

“Habis itu dia jadi duduk sendirian. Terus penghuni bangku kosong yang di sebelahnya mulai ngantuin dia”Ify yang mendengar perbincangan antara Via dan Shilla juga ikut merinding sendiri.

“Waktu hari pas dia piket, terus dia pulang sendiri……si penunggu itu muncul”Ify liat jadwal piket ‘Shit’hari ini dia piket.

“Dan setelah itu……………”Ify menutup matanya erat erat sambil menggigit bawah bibirnya.

“Habis itu……”Ify makin keringetan

“Kursinya gerak gerak sendiri”Via sengaja sedikit menggoyang goyangkan kursi Agni dengan kakinya. Ify jadi makin takut.

“Terus…….”

“IFFYY!!!!!!”Teriak Shilla dan Via dengan suara yang dibuat kaget. Ify langsung loncat sambil teriak teriak gak jelas.

“Huwaaa!!Pergilah kau setan! Jangan deketi hambamu yang cantik, baik, tidak sombong dan rajin menabung lagi ini!!Blablabla(Nasis mode on)”Mulut Ify juga komat kamit gak jelas. Kayak jin yang lagi manggil dukunnya(?). Shilla sama Via ngakak abis abisan kayak orang kesurupan.

“Huakakakakaka!!!!”Lama kelamaan Ify sadar juga kalo dia di kerjain sama Via sama Shilla langsung melotot ampe matanya segede mata Deva (Wew,,O*O).

“Hehehe…Iya deh Fy sorii”Kata Via

“Huh,, iya deh”Ify kembali duduk

Sedangkan di tempat Agniobiet>>

“Biet, Lo ga marah kan??”

“Kenapa musti marah coba?”

“Kan gue…”

“Lo ga mau kan kedengeran sama yang lain jadi ga usah di ungkit ungkit lagii Ag, lagian gue gak papa kok.”Potong Obiet

“Thanx ya Biet, gue berhutang banyak sama lo.”

“No problah Ag,. Emm tapi lo juga bisa bantuin gue kan??”

“Soal yang itu??”

“I..iya”Pipi Obiet tampak sedikit merona.

“Iya donk biet,,”Agni mencubit pipi kanan Obiet.

“Aww…Sakit ag,, Nih gue bales lo”Obiet mencubit pipi Agni.

“Aww…”Agni mengelus pipinya.

“Ciiiiiiiieeeeee!!! Mesra mesran di dalem kelas nih….”Sorakan anak anak kelasnya.

****

Rio POV


Seharusnya gue nyadar, Ify itu kan di juluki dengan sebutan ‘PlayGirl’ berarti dia banyak deket dengan banyak cowok dan juga banyak cowok yang suka sama dia. terus kenapa kemaren gue jutekin dia coba. Tapi gue pengen dia berubah gak jadi seorang PlayGirl lagi. Gak menjadi seorang cewek yang dengan mudahnya di deket sama cowok lain. Geu gak suka dia kayak gitu. Apa mungkin gue musti bicara sama dia.

Tumben tumbennya waktu istirahat kali ini dia ga bareng yang Via sama Shilla.

“Shilla, temen lo yang satu ke mana?”Gue yakin Shilla tau yang gue maksud itu Ify karna gue dan yang lain sudah tau dimana Si Agni.

“Gak tau juga sih kak. Tapi dia agak aneh gitu kak sifatnya, kakak tau gak dia kenapa?”Tanya Si Shilla balik.

“Gue gak tau dia kenapa, kalo gue tau, gue ga bakal nanya sama lo.”Gue langsung pergi.

Rasanya kaki gue seperti bergerak sendiri. Tanpa tau arah kaki gue terus melangkah, gue hanya mengikuti kemana langkah kaki gue berjalan hingga langkah kaki gue berhenti, gue menatap sekeliling, dan benar saja, gue menemukuan seorang gadis di situ. Yang tak lain dan tak bukan adalah Ify. Ify sedang duduk di bawah pohon yang rindang sambil memejamkan kedua matanya. Gue menatapnya. , membiarkan desiran desiran angin berhembus melewati wajahnya. Raut kesedihan sangat tampak dari wajah polos itu. wajahnya tampak lebih tenang, sangat tenang. Seperti seorang anak kacil yang sedang tertidur. Seulas senyuman terbentuk dari bibir gue.

“Fy…”Ia terlihat sedikit tersentak dengan sapaan gue dan gue langsung mengambil posisi duduk di sebelahnya.


“Eh elo”Ify langsung membuang muka, kayaknya agak kesel sama tingkah gue kemaren.

“Fy,”

“Apa?”

“Em…gimana yah ngomongnya??”Gue bingung sendiri mau nyusun kata kata.

“Issh,, to the poin aja deh kak?!”

“Gue Cuma mau tanya aja yang kemaren sama lo itu siapa”Dia malah ngangkat sebelah alisnya.

“Pacar gue” ‘JDERR’

“Pa…Pacar??”

“Iya emang kenapa?”Dia maju beberapa langkah.

“E…gak papa kok”Dia makin deket,

“Beneran??”Dia mendekati wajah gue.

“I…iya”makin deket mekin deket, gue udah nutup mata,

“Ini balesan gue yang kemaren”Bisiknya terus kembali ke posisinya, duduk di bawah pohon sambil ngakak.


“Huahahahahaha……!!”Dia ngakak tarus, gue manyun.

“Ckckck…”Dia uda mulai reda ngakaknya.

“Udah puas lo ngerjain gue?”tanya gue galak.

“Puas banget. Abis lo gue gituin langsung salting ckck…”

‘Apa? Tadi dia bilang gue salting??’Batin gue.

***

Ify POV


Jujur gue juga biingung, kok tadi si kak rio salting gitu yah gayanya? Tapi gak urus lah, yang penting gue udah bales dendam sama dia. tapi gue agak bingung, apa yang tadi gue liat itu kayak apa yang gue denger? Yaudah deh biarin aja itu semua mengalir kayak pasir(kayaknya gak nyambung deh Fy).

“Kak, kak Iel mana?”Gue nanya kak Alvin

“Dia kan ada rapat osis fy,”Gue kaget

“Jadi gue pulangnya gimana donk nih?”Gue bingung setengah mampus.

“Bareng gue.”Kata seseorang yang muncul tiba tiba. Gue sama Kak Alvin noleh.

“Lo kenapa berduaan aja sih? Kalo berduaan yang ke tiga setan lho”Katanya.

“Lo setannya!!”Kata gue bareng sama kak Alvin. Rio mayun.

“Yaudah kalo gitu gue pulang dulu ye…”Dia langsung jalan menjauh

“iih! Tungguin gue!”Gue lari ngejar dia.

****
Shilla POV

Gue sekarang gimana mau pulang nih? Udah jam segini juga. Sopir pake izin segala lagi. Malah taksi gak ada yang lewat lagi. Apa sopir taksi pada demo semua yah?? Tiba tiba ada ojek berhenti di depan gue, eh tunggu dulu kayaknya gue kenal deh sama tukang ojeknya. Terus dia buka helemnya.

“Belum pulang Shill?”Ternyata Iel bukan tukang ojek -,- .

“Iya, sopir gue izin hari ini, terus taksi gak ada yang lewat lagi.”kata gue sambil ngelap keringat. Iel terlihat menahan tawa, gue ngangkan sebelah alis gue.

“Kenapa?”Tanya gue.

“Em.. gak kok. Cuma, lo tau gak daerah ini kan emang daerah bebas taksi(Emang ada yah??)”Katanya. Gue nepok jidat. Pantes aja tuh taksi ga ada yang lewat sini dari tadi, percuma perjuangan gue nungguin di sini dari tadi ampe keringetan gini.

“Mau gue anter?”Tawar Iel. Mau banget!! tapi gimana ya?? Masa gue jawab kayak gitu?Gak deh, malu maluin aja(Sempet sempetnya Jaim??).

“Apa gak ngerepotin?”Tanya gue basa basi.

“Gak kok, yok nanti ke sorean.”Akhirnya gue bisa pulang juga. Dianter sama Iel lagi. Tambah berbunga bunga hati gue. Eh kok berbunga bunga ya?? Kalo gitu……Gad eh Cuma perasaan gue aja.

@Rumah

Eits?? Kok rumah gue sepi gini ya?? Pintunya juga gak di kunci lagi. Iel yang ngeliat kegelisahan gue juga kayaknya bingung.

“Kenapa Shill?”

“Gak kok, Cuma bingung kok rumah gak di kunci aja,”

“Mungkin lupa kali”bener juga sih kata Iel, mungkin aja lupa.

‘Drtttdrttt’ Gue liat ke arah Hp gue ‘Mami calling’ tulisan itu tertera di layar Hp gue, terus gue angkat deh.

***

Iel POV

Gue liat Shilla ngangkat telfonnya.

“Halo ma?”

“Apa?!”

“Diamana ma?”

“Shilla ke sana sekarang”Gue ga denger jelas apa yang dia omongin tapi yang jelas pasti itu sangat penting banget.

“Yel Please anter gue ke Rumah Sakit Harapan Kita”Pintanya, gue ngangguk aja. Gue liat kayaknya dia shyok berat.

@Rumah Sakit Harapa Kita.

“Sus pasien ini dimana??”Shilla menunjukan sebuah kartu nama ke salah seorang suster di situ.

“Oh pasien ini ada di ruang rawat 212”Shilla langsung bergegas pergi ke ruangan itu, gue ngikut dari belakang.

Gue sama Shilla masuk ke ruangan itu. Ruang 212. seorang pria terbaring disana dengan selang oksigen di hidungnya, dan mata yang tertutup. Shilla mengenggam tangan gue dengan kencang. Gue rasa itu ayahnya. Shilla meneteskan air matanya, gue jadi mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Saat gue yang melihat Silvia yang pergi di depan mata gue, saat dia ngucapin kata sayang itu untuk terakhir kalinya(Part6). Terus dia lari keluar dari ruangan itu dan menuju ke taman belakang rumah sakit.

“Shill, lo ga papa khan?”Tanya gue,

“……”Ga ada jawaba dari dia, gue tau dia butuh waktu buat sendiri, tapi gue juga gak mau dia jadi tertekan banget kayak gini.

“Shill, gue tau lo butuh waktu sendiri apa lagi melihat keadaan yang seperti ini. Tapi lo musti tau, Di balik semua cobaan pasti ada jalannya, lo musti sabar. Gue Balik dulu yah”Gue balik badan tapi tangan gue di tarik sama Shilla, ke……………… pelukannya.

“Jangan pergi, jangan pergi tinggalin gue sendiri disini”isaknya, gue bales pelukannya, gue pikir, di saat seperti ini mungkin dia butuh sandaran.


(Back sound)

I can almost see it
That dream I’m dreamin
But there’s a voice inside my head saying
“You’ll never reach it”

Every stap I’m taking
Every move I make feels
Lost with no deraction
My faith is shakin
But I gotta keep trying
Gotta keep my handheald high

There’s always gonna be another mountain
I’m always gonna wanna make it move
Always gonna be an uphill battle

Some time I gonna have to lose
Ain’t about how fast I get here
Ain’t about what’s waiting on the other side
It’s the climb

The struggles I’m facing
The chances I’m taking
Some times might knok me down but
No I’m not breaking

I may not know it but these are the moments that
I gonna remember most, yeah
I gotta keep going
And I gotta be strong

Just keep pushing on,
‘Cause,

There’s always gonna be another mountain
I’m always gonna wanna make it move
Always gonna be an uphill battle

Some time I gonna have to lose
Ain’t about how fast I get here
Ain’t about what’s waiting on the other side
It’s the climb

Yeah-yeah

There’s always gonna be another mountain
I’m always gonna wanna make it move
Always gonna be an uphill battle

Some time I gonna have to lose
Ain’t about how fast I get here
Ain’t about what’s waiting on the other side
It’s the climb

Yeah-yeah-yea

Keep moving
Keep climbing
Keep the faith
Baby

It’s all about,
It’s all about the climb
Keep your faith
Keep your faith
Whoa, O Whoa…

Ify POV

Debo, Debo, dan Debo. Sekarang nama itu kembali lagi ke dalam hidup gue, kembali dengan kenangan pahitnya, dan kembali membuat hati gue sakit. Gue memang selalu kehilangan orang yang gue sayang. Di mulai dari Rio dan di lanjutkan dengan Debo lalu yang terakhir, Zahra. Rio yang gue harap buat kembali memang sudah kembali, tapi Debo? Gue gak pernah mengharapkan dia kembali lagi dalam hidup gue. Dan yang terakhir. Zahra. Nama orang yang sangat akrab dengan gue di masa lalu. Dia sahabat gue. Dan bagi gue dia tetap sahabat gue, apapun yang terjadi, walau itu sebuah penghianatan??
Gue rasa gak. Hati gue teralu sakit untuk menerima itu semua. Atau hanya ego gue aja yang gak bisa menerima itu semua? Mungkin saja itu benar. Gue duduk di depan piano, dan mulai memainkn tuts tutsnya.


Seperti bintang bintang hilang di tengah malam
Bagai harus melangkah tanpa ku tau arah

Lepaskan aku dari derita tak bertepi
Saat kau tak di sini

Seperti dedaunan berjatuhan di taman
Bagaikan debur ombak mampu pecahkan karang

Lepaskan aku dari derita tak berakhir
Saat kau tak di sini

Saat kau tak ada atau kau tak disini
Terpenjara sepi Ku nikmati sendiri

Tak terhitung waktu tuk melupakan mu
Ku tak pernah bisa
Aku tak pernah bisa

Seperti dedaunan berjatuhan di taman
Bagaikan debur ombak mampu pecahkan karang

Lepaskan aku dari derita tak berakhir
Saat kau tak di sini

Saat kau tak ada atau kau tak disini
Terpenjara sepi Ku nikmati sendiri

Tak terhitung waktu tuk melupakan mu
Ku tak pernah bisa
Aku tak pernah bisa

Saat kau tak ada atau kau tak disini
Terpenjara sepi Ku nikmati sendiri

Tak terhitung waktu tuk melupakan mu
Ku tak pernah bisa…
Aku tak pernah bisa

Saat kau tak ada atau kau tak disini
Terpenjara sepi Ku nikmati sendiri

Tak terhitung waktu tuk melupakan mu
Ku tak pernah bisa
Aku tak pernah bisa

Seperti bintang bintang hilang di tengah malam…

Tak terasa air mata gue mulai meleleh lagi, sekarang gue sadar betapa cengengnya gue. Apa gue bisa kembali seperti dulu? Seseorang yang bersembunyi di balik dinding sifat dingin gue? Yang selalu di jahui dan selalu benci? Di saat seperti itu hanya Kak Iel dan Kak Cakka yang bisa menjadi sandaran gue. Membuat gue merobohkan dinding itu. seulas senyum terukir di bibir gue.
Mengingat usaha usaha mereka agar gue mau merobohkan dinding itu. hingga gue sekarang menjadi seperti ini. Gue gak akan berubah. Iya. Gue gak bakal menjadi sosok itu lagi. Gue akan berusaha biar gue gak kalah lagi dari itu semua.

“Fy,”Gue noleh ternyata di deket pintu gue ada Rio yang berdiri dengan muka yang gak kayak biasanya.

“Nape lo?”Dia ngambil posisis duduk di sebelah gue, di depan piano juga. Terus dia malah mainin piano itu.

Maaf ku telah menyakitimu
Ku telah kecewakanmu

Bahkan ku sia siakan hidupmu
Dan ku bawa kau s’perti diriku

Walau hati ini trus menangis
Menahan kesakitan ini
Tapi kulakukan semua demi cinta

Akhirnya juga harus ku relakan
Kehilangan cinta sejatiku

Segalanya t’lah ku berikn
Juga semua kekuranganku

Jika memang ini yang terbaik
Untuk diriku dan dirinya
Kan ku t’rima semua demi cinta

Reff:

Jujur aku tak kuasa, saat terakhir ku genggam tanganmu
Namun yang pasti terjadi, kita mungkin tak bersama lagi
Bila hari esok nanti ku temukan dirimu bahagia
Ijinkan aku titipkan kisah cinta kita selamanya

Back to Reff:

Jujur aku tak kuasa, saat terakhir ku genggam tanganmu
Namun yang pasti terjadi, kita mungkin tak bersama lagi
Bila hari esok nanti ku temukan dirimu bahagia

Ijinkan aku titipkan kisah cinta kita selamanya…..



Maksud tuh lagu apaan coba?? Apa lagi di kalimat yang ini ‘Bila hari esok nanti ku temukan dirimu bahagia’ maksudnya dia mau pergi lagi gitu? Huh, gue agak kesel sama kata katanya itu. tapi kenapa mukanya melas gitu ya? Eh, terus dia genggam tangan gue lagi, gue musti gimana nih???

****

Rio POV

Gue lagi lewat depan kamar Ify terus gue denger dia lagi nyanyi ‘Saat kau tak ada, atau kau tak disini, Terpenjara sepi Ku nikmati sendiri, Tak terhitung waktu tuk melupakan mu’ jangan jangan…gue terus dengerin apa lagu itu dia nyanyiin Cuma asal ataw itu???Buat gue???Kayaknya asal aja deh, terus gue ngintip ke dalam, ternyata di netesin air matanya, berarti lagu itu dalem banget. dan kalo emang bener,,…berarti tuh lagu di nyanyiin buat gue. Gue jadi gak enak hati banget sama dia,

“Fy,”Dia noleh

“Nape lo?”Gue ngambil posisis duduk di sebelah dia, di depan piano juga. Terus Gue mainin piano itu.

Selesai gue main dia ngerutin keningnya gitu, terrus gue genggem tanganya, sebenernya gue mau bilang maaf tapi,, dia nepis tangan gue dan langsung pergi. Yah, gimana nih?? Makin gak enak gue.

Malemnya, pas gue noleh ke dia, dia langsung buang muka dan pergi lagi. Jangan jangan bener dia marah atau mungkin benci sama gue?Gue liat Iel mengangkat sebelah alisnya melihat respon dari Ify tadi.

“Gue jadi bingung deh sama kalian. Kemaren marahan terus baikan, terus marahan lagi dan baikan lagi, dan sekarang marahan lagi. Gak bosen apa??”Tanya Iel sambil dudk di sebelah gue.

“Gue di suruh sama si penulis.”Jawab gue.


Penulis : kok gue sih yo??!!
Rio : lah kan emang elu…
Penulis : ha?!Gue??
Rio : sekarang gue tanya, Siapa yang buat ni skenario?
Penulis : gue
Rio : yang buat gue ada di dalemnya ini??
Penulis : g..gue sih.
Rio : nah yang buat di sini gue marahan mulu sama si Ify??
Penulis : gue juga sih.
Rio : nah itu lo tau.
Penulis : oh iya ya, berarti gue yang salah.
Rio : Ember….
Penulis : Baskom napa yo sekali sekali ember mulu perasaan.
Rio : lah baskom gue kan di pinjem sama elu!
Penulis : Ooh iya ya…(Napa jadi nyambung ke baskom ya??)

Back to story…>>

“Eh iya yell, lo tau gak apa yang bikin Ify marah sama gue waktu kemaren itu??”

“Lah??Bukannya kemaren lo yang marah sama dia??”

“Sebelumnya?!”

“E…itu……”Gue mengerutkan kening gue melihat tingkah Iel yang seperti orang yang menyembunyikan sesuatu, ‘Pasti ada sesuatu’Pikir gue.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar